Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Outlook WEF: Pertumbuhan Ekonomi Global Lemah karena Pergeseran Lingkungan

Pertemuan tahunan World Economy Forum (WEF) 2022 di Davos, Swiss. (Dok. KADIN)
Pertemuan tahunan World Economy Forum (WEF) 2022 di Davos, Swiss. (Dok. KADIN)

Jakarta, IDN Times – Ekonomi global sedang memasuki periode pertumbuhan yang lemah dan disrupsi sistemik, menurut laporan terbaru Chief Economists’ Outlook dari World Economic Forum (WEF), yang diterbitkan Selasa (23/9/2025). Sekitar 72 persen kepala ekonom yang disurvei memperkirakan ekonomi global akan melemah setahun ke depan. Prediksi ini seiring meningkatnya gangguan perdagangan, meningkatnya ketidakpastian kebijakan, dan percepatan perubahan teknologi.

"Temuan ini menunjukkan munculnya lingkungan ekonomi baru yang dibentuk oleh disrupsi yang terus-menerus dan fragmentasi yang semakin besar," tulis laporan tersebut.

1. Jalur yang menyimpang dalam ekonomi global yang terfragmentasi

416647_Chief_Eco_25_Sharables_V6_3.jpg
Outlook Chief Economists' Forum (World Economic Forum)

Outlook itu menyoroti perbedaan tajam antarwilayah. Pasar negara berkembang diperkirakan menjadi mesin utama pertumbuhan, dengan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA), Asia Selatan, serta Asia Timur dan Pasifik dipandang sebagai titik terang. Satu dari tiga ekonom utama memperkirakan pertumbuhan kuat atau sangat kuat di wilayah tersebut.

Prospek China lebih beragam, di mana 56 persen ekonom utama memperkirakan pertumbuhan moderat, meski tekanan deflasi diperkirakan tetap ada. Pertumbuhan diperkirakan stagnan di negara maju.

Di Eropa, 40 persen memperkirakan pertumbuhan lemah dengan pelonggaran fiskal (74 persen) dan inflasi rendah atau moderat (88 persen). Di Amerika Serikat, sebagian besar ekonom utama (52 persen) memperkirakan pertumbuhan lemah atau sangat lemah serta inflasi tinggi (59% persen) seiring pelonggaran kebijakan moneter (85 persen).

Para ekonom utama memperingatkan bahwa negara maju dan berkembang berada di jalur pertumbuhan yang semakin menyimpang. Sebanyak 56 persen ekonom memperkirakan perbedaan akan makin besar dalam tiga tahun ke depan.

2. Menuju lingkungan ekonomi baru

416647_Chief_Eco_25_Sharables_V6_1.jpg
Outlook Chief Economists' Forum (World Economic Forum)

Para ekonom utama sepakat bahwa gangguan saat ini bersifat struktural, bukan siklus. Mayoritas besar memperkirakan gangguan jangka panjang dalam sumber daya alam dan energi (78 persen), teknologi dan inovasi (75 persen), perdagangan dan rantai nilai global (63 persen), serta institusi ekonomi global (63 persen).

Hal ini menandai pergeseran penting: ekonomi global tidak sekadar menghadapi guncangan terpisah, melainkan sedang melakukan penyesuaian ulang, yang meningkatkan kebutuhan kepemimpinan baru, kerja sama, serta ketahanan.

“Kontur lingkungan ekonomi baru sudah mulai terbentuk, ditandai oleh gangguan di bidang perdagangan, teknologi, sumber daya, dan institusi,” kata Managing Director, World Economic Forum, Saadia Zahidi.

“Para pemimpin harus beradaptasi dengan segera dan bekerja sama untuk mengubah gejolak hari ini menjadi ketahanan di masa depan.”

3. Penyelarasan perdagangan, tekanan fiskal, dan risiko utang

416647_Chief_Eco_25_Sharables_V6_6.jpg
Outlook Chief Economists' Forum (World Economic Forum)

Pergeseran struktural dalam ekonomi global paling nyata terlihat di perdagangan, kebijakan fiskal, dan utang. Sekitar 70 persen ekonom utama yang disurvei menilai tingkat gangguan perdagangan saat ini “sangat tinggi”, jauh di atas bidang ekonomi lainnya. Lalu, lebih dari tiga perempat juga memperkirakan gangguan pada perdagangan dan rantai nilai global akan merambat ke bidang lain.

Di pasar keuangan dan kebijakan moneter, 45 persen ekonom yang disurvei menilai tingkat gangguan tinggi atau sangat tinggi, namun hanya 21 persen memperkirakan hal itu akan bertahan lama.

Meski begitu, sementara 52 persen melihat krisis besar jangka pendek di negara maju tidak mungkin terjadi, 85 persen memperingatkan bahwa setiap guncangan dapat berdampak sistemik yang luas.

Dengan meningkatnya level utang publik global, para ekonom menyoroti bahwa kerentanan utang, yang sebelumnya lebih banyak terkait dengan negara berkembang, kini semakin terpusat di negara maju. Sebanyak 80 persen memperkirakan risiko di negara maju akan meningkat dalam setahun mendatang. Kerentanan fiskal juga lebih sering disebut sebagai penghambat pertumbuhan utama di negara maju (41 persen) dibandingkan dengan negara berkembang (12 persen).

4. Tentang Chief Economists’ Outlook

416647_Chief_Eco_25_Sharables_V6_4.jpg
Outlook Chief Economists' Forum (World Economic Forum)

Laporan ini didasarkan pada konsultasi dan survei ekstensif dengan ekonom utama dari sektor publik dan swasta, yang diselenggarakan oleh Centre for the New Economy and Society Forum Ekonomi Dunia. Laporan ini mendukung Future of Growth Initiative Forum, yang bertujuan mendorong dialog dan jalur aksi menuju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Sustainable Development Impact Meetings 2025 berlangsung pada 22–26 September di New York, menghadirkan lebih dari 1.000 pemimpin global dari berbagai sektor dan kawasan. Diselenggarakan menjelang World Economic Forum Annual Meeting 2026, pertemuan ini merupakan bagian dari kerja Forum sepanjang tahun untuk mempercepat kemajuan dalam pertumbuhan, ketahanan, dan inovasi melalui dialog serta aksi multi-pemangku kepentingan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Outlook WEF: Pertumbuhan Ekonomi Global Lemah karena Pergeseran Lingkungan

24 Sep 2025, 05:04 WIBBusiness