Pabrik Etanol Gula Aren Segera Dibangun Buat Campuran Pertamax Green

- Pertamina melakukan kajian terkait penggunaan gula aren sebagai bahan baku untuk produksi bioetanol. Hasilnya direncanakan akan dicoba untuk campuran bahan bakar Pertamax Green 95.
- Pertamina sedang berfokus pada diversifikasi energi untuk menghadapi tantangan ke depan, terutama dengan meningkatnya tren kendaraan ramah lingkungan.
- Potensi gula aren di Indonesia besar, karena tanaman tersebut sudah tumbuh secara alami di beberapa daerah seperti Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Kalimantan.
Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (Persero) mengonfirmasi rencana groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan pabrik bioetanol di Jawa Barat yang akan menggunakan gula aren sebagai bahan baku utama.
Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menyatakan semua potensi bahan baku akan terus dikejar oleh Pertamina. Namun, dia belum bisa mengumumkan tanggal pasti peletakan batu pertama proyek tersebut.
"Jawa Barat itu kemungkinan dengan aren ya, pokoknya semua potensi kita kejar terus. Nanti ketika udah ada tanggal pastinya, kita kabarin," kata dia saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (10/11/2025).
1. Etanol gula aren akan jadi campuran Pertamax Green

Pertamina sudah melakukan kajian terkait penggunaan gula aren sebagai bahan baku untuk produksi bioetanol. Hasilnya direncanakan akan dicoba untuk campuran bahan bakar Pertamax Green 95.
Simon menegaskan saat ini Pertamax Green masih dalam tahap pilot project. Namun, berdasarkan proyek-proyek percontohan yang sudah dikerjakan, penggunaan gula aren sangat memungkinkan untuk diimplementasikan.
"Kemarin masih tahap pilot ya, nanti kita coba. Tentunya kalau dari proyek-proyek yang sudah dikerjakan, pilot itu memang memungkinkan. Jadi bisa, bisa dari situ," paparnya.
2. Diversifikasi energi hadapi tantangan harga

Simon menekankan keberagaman bahan baku, adalah keharusan karena Pertamina sedang berfokus pada diversifikasi energi. Itu untuk menghadapi tantangan ke depan, terutama dengan meningkatnya tren kendaraan ramah lingkungan.
Meskipun demikian, Simon tidak menampik adanya tantangan besar. Dia mengakui ketika menggunakan bahan baku yang berbeda-beda, biaya produksi pun akan ikut berbeda, yang pada akhirnya memengaruhi harga jual.
Oleh karenanya, dia menilai Pertamina dan semua pihak harus mencari solusi agar harga energi terbarukan tetap terjangkau oleh masyarakat. Dia berharap inovasi dapat terus dilakukan agar harga BBM di masa depan bisa jauh lebih murah.
"Tentunya kita bagaimanapun juga affordability is king. Jadi keterjangkauan itu yang paling utama. Jadi kita semua sama-sama mencari solusi agar supaya tetap terjangkau oleh masyarakat," kata dia.
3. Pertamina manfaatkan aren yang sudah tersedia

Simon menyebut potensi gula aren di Indonesia memang besar, karena tanaman tersebut sudah tumbuh secara alami di beberapa daerah seperti Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Kalimantan.
Untuk rencana perluasan skala produksi, Pertamina menyadari perlunya penanaman di wilayah lain. Namun, untuk permulaan, Pertamina akan fokus memanfaatkan potensi yang sudah ada, khususnya di wilayah Jawa Barat.
"Jadi tentunya kalau untuk rencana memperluas skalanya, kita perlu penanaman juga di tempat lain. Tapi sekarang kita memanfaatkan yang sudah ada," tambahnya.

















