Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pahami 9 Peran Hilirisasi dalam Menciptakan Lapangan Kerja

ilustrasi pabrik sepatu yang melakukan hilirisasi dengan melakukan perakitan dan pengemasan sepatu (unsplash.com/ Provincial Archives of Alberta)

Bayangkan sebuah pabrik sepatu yang memproduksi berbagai jenis komponen sepatu, seperti sol, bagian atas sepatu, dan komponen pembentuk sepatu lainnya dari bahan-bahan baku seperti kulit dan karet. Nah, proses ini merupakan tahap pertama dari siklus produksi.

Untuk melakukan hilirisasi, pabrik tersebut memutuskan untuk turut melakukan perakitan sepatu dari semua komponen tersebut dan menciptakan sepatu yang siap jual. Pabrik juga turut melakukan pengemasan sepatu dan mendistribusikannya ke toko-toko sepatu atau melalui penjualan online.

Semua tahap tambahan ini menciptakan berbagai jenis pekerjaan baru, mulai dari pekerjaan perakitan sepatu, pengemasan, hingga pekerjaan penjualan ke toko-toko. Artinya, hilirisasi menciptakan peluang pekerjaan di berbagai tahap siklus produksi dan distribusi produk. Yuk pahami peran hilirisasi dalam menciptakan lapangan kerja selengkapnya di bawah ini!

1. Peningkatan diversifikasi pekerjaan

ilustrasi pabrik sepatu yang melakukan hilirisasi dengan melakukan perakitan dan pengemasan sepatu (freepik.com/ prostooleh)

Jika suatu pabrik sepatu memutuskan untuk melakukan hilirisasi dengan turut melakukan perakitan, pengemasan, dan pendistribusian sepatu secara mandiri, otomatis pabrik tersebut akan menambah variasi lapangan kerja baru, bukan? Yang awalnya pabrik tersebut hanya memproduksi komponen-komponen sepatu dari bahan baku, sekarang pabrik tersebut juga merakit dan mengemas sepatu. Dengan begitu, akan dibutuhkan tenaga terampil baru untuk melakukan tambahan pekerjaan. 

Ini baru satu contoh dalam skala kecil berupa pabrik sepatu. Bayangkan, guys, jika hilirisasi ini dilakukan dalam skala yang lebih besar di seluruh negeri. Pastinya jenis pekerjaan akan makin beragam (diverse). Tingkat pengangguran juga akan makin menurun, bukan?

2. Peningkatan permintaan tenaga kerja

ilustrasi pekerja tambang batu bara (unsplash.com/ Pedro Henrique Santos)

Selaras dengan meningkatnya diversifikasi atau keberagaman pekerjaan, jumlah tenaga kerja yang diperlukan juga otomatis meningkat. Misalnya, suatu pabrik batu bara awalnya hanya melakukan ekstraksi batu bara dari tambang dan diangkut ke permukaan. Kemudian, untuk hilirisasi, pihak tambang menambahkan pabrik pengolahan batu bara.

Di pabrik ini, batu bara harus dihancurkan, dicuci, dan disiapkan untuk pengiriman ke berbagai pasar. Tahap pengelolaan ini pastinya memerlukan pekerja tambahan, seperti operator pabrik, teknisi pemeliharaan, dan personel logistik. Apalagi jika pengiriman batu bara dilakukan ke seluruh penjuru negeri. Otomatis pihak tambang harus mempekerjakan personel logistik tambahan, seperti pengawas gudang, sopir truk, dan manajer rantai pasokan.

3. Pengembangan infrastruktur

ilustrasi infrastruktur pendukung hilirisasi (freepik.com/ wirestock)

Untuk mendukung hilirisasi, diperlukan pembangunan infrastruktur pendukung, seperti pabrik, gudang, dan jaringan distribusi lainnya. Pembangunan ini menciptakan lapangan kerja di sektor konstruksi dan pemeliharaan. Ini penting, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar area pembangunan.

Berdasarkan data Kemenperin, kini terdapat 34 smelter (fasilitas pengolahan hasil tambang) yang sudah beroperasi dan 17 smelter yang sedang dalam kontruksi. Selama masa konstruksi, banyak tenaga kerja konstruksi lokal yang diserap untuk pembangunan. Smelter tersebut tersebar di berbagai provinsi, antara lain Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Banten.

4. Meningkatkan kualitas pekerjaan

ilustrasi tenaga kerja berkualitas akibat hilirisasi industri (freepik.com/ Lifestylememory)

Bagaimana hilirisasi industri bisa meningkatkan kualitas pekerjaan? Yuk, kita ambil contoh sebuah pabrik otomotif! Pada tahap awal produksi mobil, pekerjaan hanya terbatas pada perakitan sederhana mobil yang hanya memerlukan keterampilan dasar dalam merakit komponen mobil. Dengan hilirisasi, perusahaan otomotif dapat melakukan pengembangan teknologi mobil listrik yang fokus terhadap keberlanjutan (sustainability).

Proses pengembangan teknologi mobil listrik ini memerlukan insinyur yang terampil dengan pengetahuan mendalam tentang teknologi baterai, kendali otomotif, dan perangkat lunak terkait. Semua pekerjaan ini memerlukan tingkat keterampilan yang lebih tinggi daripada pekerjaan perakitan biasa. Dengan begitu, hilirisasi menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas, dengan tingkat upah yang lebih baik, jaminan pekerjaan yang lebih kuat, dan peluang pertumbuhan karier yang lebih besar bagi tenaga kerja.

5. Stimulasi sektor jasa pendukung

ilustrasi jasa pendukung hilirisasi industri otomotif (freepik.com/ freepik)

Misalnya, industri otomotif memutuskan untuk melakukan hilirisasi dan mengembangkan teknologi kendaraan listrik yang berkelanjutan. Hilirisasi ini dapat merangsang pertumbuhan perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam penelitian, pengembangan, dan perawatan sistem baterai dan kendaraan listrik. Selain itu, karena tren keberlanjutan lingkungan makin meningkat, peluang munculnya jasa pendukung untuk perawatan lingkungan seperti daur ulang baterai, perawatan infrastruktur pengisian kendaraan listrik, dan pengelolaan limbah otomotif akan makin besar.

Munculnya sektor pendukung hilirisasi ini akan makin memperluas kesempatan kerja teman-teman. Nah, hal inilah yang dimaksud multiplier effect. #KementerianInvestasi/BKPM menyebutnya efek berkelanjutan.

6. Peningkatan inovasi

ilustrasi inovasi pada kendaraan listrik (freepik.com/ user6702303)

Sebagai contoh, untuk mewujudkan hilirisasi, sebuah perusahaan otomotif berfokus kepada pengembangan kendaraan listrik. Untuk tetap bisa bersaing, inovasi berkelanjutan harus terus dilakukan. Misalnya, perusahaan dapat berinovasi untuk menciptakan baterai kendaraan listrik yang lebih tahan lama dan ramah lingkungan.

Untuk melaksanakan inovasi tersebut, perusahaan memerlukan tim insinyur dan ilmuwan yang kompeten. Hal ini menciptakan peluang pekerjaan untuk para profesional berbakat. Dengan demikian, tenaga kerja yang berkompeten di Indonesia tidak perlu mencari pekerjaan di luar negeri untuk mendapatkan kesempatan kerja yang berkualitas.

7. Meningkatkan kewirausahaan

ilustrasi wirausaha pangan lokal (freepik.com/ pvproductions)

Misalnya, industri makanan lokal di suatu daerah pada awalnya hanya memproduksi bahan mentah, seperti sayuran dan daging. Dengan dorongan hilirisasi, pemerintah atau pelaku usaha lokal dapat melakukan produksi makanan olahan yang lebih bernilai tambah. Misalnya, makanan ringan sehat atau produk makanan organik untuk diet.

Pengusaha yang memiliki gagasan kreatif dapat memanfaatkan peluang ini untuk memulai bisnis produksi makanan olahan berkualitas tinggi dan sehat. Contohnya, warga lokal dapat membangun wirausaha produksi camilan kesehatan dari bahan mentah lokal atau memproduksi saus organik dari produk pertanian lokal. Dengan cara ini, mereka dapat memenuhi permintaan konsumen untuk makanan yang lebih sehat dan lebih bermutu.

8. Meningkatkan permintaan konsumsi

ilustrasi konsumen milenials (freepik.com/ rawpixel.com)

Menurut Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Perry Warjiyo, geliat perekonomian daerah ditopang oleh konsumsi masyarakat. Khususnya konsumsi yang dilakukan generasi milenial. Jumlahnya mencapai 70 persen dari total penduduk Indonesia.

Dengan hilirisasi, produksi barang yang digunakan oleh konsumen sehari-hari, seperti elektronik, pakaian, peralatan rumah tangga, atau produk makanan akan makin meningkat dan terjangkau. Otomatis, konsumsi masyarakat akan makin tinggi. Permintaan yang lebih besar dari konsumen pada gilirannya akan menciptakan lapangan kerja tambahan di sektor penjualan dan pelayanan pelanggan.

9. Mendorong kenaikan ekspor

ilustrasi ekspor produk ke luar negeri (freepik.com/ tawatchai07)

Dengan meningkatkan produksi barang jadi demi mewujudkan hilirisasi, artinya negara atau perusahaan lebih fokus untuk membuat produk jadi yang siap diekspor ke pasar internasional. Hal ini membuka peluang pekerjaan dalam bidang penjualan internasional dan perdagangan luar negeri. Ambil contoh sebuah pabrik sepatu yang awalnya hanya menjual sepatu secara lokal. Namun, dengan hilirisasi, mereka memutuskan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sepatu mereka untuk diekspor ke negara-negara lain, sehingga menciptakan pekerjaan tambahan dalam tim penjualan internasional yang bertugas untuk memasarkan dan menjual sepatu-sepatu ini ke pasar luar negeri.

Selain itu, perusahaan ini juga memerlukan ahli dalam perdagangan internasional untuk menangani masalah seperti perizinan ekspor, peraturan perdagangan, dan negosiasi kontrak dengan mitra internasional. Semua pekerjaan ini menciptakan peluang kerja dalam bidang perdagangan luar negeri. Hilirisasi adalah strategi ekonomi yang berfokus untuk meningkatkan nilai tambah pada suatu produk atau layanan.

Dalam rangka mencapai transformasi ekonomi yang berkelanjutan, pemahaman tentang peran hilirisasi dalam penciptaan lapangan kerja perlu ditingkatkan. #HilirisasiUntukNegeri digagas sebagai komitmen untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Itu termasuk melalui diversifikasi, inovasi, dan peningkatan kualitas pekerjaan.

Hilirisasi tidak hanya mengubah cara kita memproduksi, tetapi juga bagaimana kita memandang peluang dalam menghadapi tantangan lapangan kerja pada masa depan. Dengan melibatkan berbagai sektor ekonomi, kita dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih baik, mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan membangun masa depan yang lebih cerah untuk negeri ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tamara Puspita Ayu
EditorTamara Puspita Ayu
Follow Us