Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251229-WA0018.jpg
Pengeboran sumur air di Aceh Tamiang. (Dok. Kementerian PU)

Intinya sih...

  • Tiga lokasi sudah masuk tahap pengeboran, termasuk Masjid Simpang Lhee dan Kantor Kecamatan Kuala Simpang.

  • Total 24 titik sumur direncanakan di 12 lokasi di Aceh Tamiang, didukung lima unit alat bor dan satu mobil bor Koken.

  • Sarana air bersih tambahan dikerahkan, termasuk instalasi pengolahan air mobile, mobil tangki air, hidran umum, toilet portabel, dan toren air.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, pengeboran air baku di 24 titik mulai dilakukan di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh. Langkah ini diambil buat memenuhi kebutuhan air bersih warga pascabanjir bandang.

Dody menjelaskan, air bersih merupakan salah satu kebutuhan mendesak buat warga setelah penanganan infrastruktur dasar seperti jalan dan jembatan. Pemerintah melakukan pengeboran sumur dalam dan sumur dangkal secara bertahap buat melengkapi fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK).

"Kalau sudah tidak ada air, penyakit pasti datang. Setelah urusan jalan dan jembatan mulai membaik, fokus kita berikutnya adalah soal air. Air bersih harus segera tersedia untuk seluruh masyarakat," kata Dody dalam keterangan tertulis, Senin (29/12/2025).

1. 3 lokasi sudah masuk tahap pengeboran

Pengeboran sumur air di Aceh Tamiang. (Dok. Kementerian PU)

Hingga 28 Desember 2025 pukul 08.00 WIB, pengeboran telah berlangsung di tiga lokasi, yakni Masjid Simpang Lhee di Kecamatan Manyak Payed, Masjid Al Ikhlas di Kecamatan Banda Mulia, serta Kantor Kecamatan Kuala Simpang.

Sementara itu, empat lokasi lainnya masih dalam tahap persiapan pekerjaan, yaitu Desa Matang Taupah di Kecamatan Bendahara, Gempong Manahini di Kecamatan Karang Batu, Desa Bandar Kalifah di Kecamatan Tamiang Hulu, serta Pondok Pesantren Darul Mukhlisin di Kecamatan Karang Baru.

2. Total 24 titik sumur direncanakan

Pengeboran sumur air di Aceh Tamiang. (Dok. Kementerian PU)

Pemerintah menargetkan pembangunan 24 titik sumur bor air baku yang tersebar di 12 lokasi di Aceh Tamiang. Kecamatan Karang Baru, Kuala Simpang, Bendahara, dan Manyak Payed, masing-masing direncanakan mendapat empat titik.

Kemudian, Kecamatan Rantau, Sekerak, dan Kejuruan Muda masing-masing dua titik, serta dua titik di Kecamatan Seruway, Bandar Pusaka, Tenggulun, Banda Mulia, dan Tamiang Hulu.

Kegiatan tersebut didukung lima unit alat bor dan satu mobil bor Koken yang sedang dimobilisasi dari Banda Aceh. Survei geolistrik juga masih dilakukan untuk memastikan ketersediaan air tanah di setiap lokasi.

3. Sarana air bersih tambahan dikerahkan

Sarana pendukung layanan air bersih. (Dok. Kementerian PU)

Selain pengeboran sumur, berbagai sarana pendukung layanan air bersih dan sanitasi telah dioperasikan di wilayah Aceh. Fasilitas tersebut meliputi instalasi pengolahan air (IPA) mobile, mobil tangki air, hidran umum, toilet portabel, toilet darurat, toren air, serta mobil vakum tinja.

Pemerintah juga tengah memobilisasi sarana tambahan untuk mendukung penanganan pascabanjir di Aceh, termasuk penambahan IPA mobile, mobil tangki air, hidran umum, toilet darurat, dan sarana pembersihan lumpur.

Editorial Team