Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pembatasan Risiko: Pengertian, Tujuan, dan Unsur-Unsurnya

ilustrasi investasi (pexels.com/Anna Nekrashevich)

Dalam investasi saham dan trading, terdapat istilah yang disebut sebagai pembatasan risiko. Istilah ini digunakan sebagai kontrak yang dapat melindungi pembeli dari gejolak pasar yang tidak diinginkan.

Mungkin untuk sebagian orang, pembatasan risiko ini asing bahkan tidak pernah didengar sama sekali. Jika kamu juga baru mendengarnya, simak sampai habis penjelasan tentang pembatasan risiko di bawah ini, ya.

1. Pengertian pembatasan risiko

Ilustrai orang berinvestasi (Pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Menurut OJK, pembatasan risiko adalah kontrak untuk pembelian yang akan datang yang merupakan gabungan antara pembelian sejumlah mata uang tertentu dan kontrak opsi. Pembatasan ini ditujukan untuk mengurangi kerugian akibat depresiasi mata uang hingga jumlah yang telah disetujui. Selain itu juga, memberikan pilihan kepada pemegang opsi untuk sama-sama menanggung risiko atau range forward.

Pembatasan risiko dapat melindungi pembeli dari pergerakan pasar yang merugikan. Ini memberi kesempatan kepada pembeli untuk meraih keuntungan dari pergerakan kurs yang menguntungkan dalam jangka waktu tertentu, yang berada di antara strike dan barrier rate.

2. Tujuan pembatasan risiko

Ilustrasi menganalisis (Unsplash/Jason Brisco)

Pembatasan risiko ini dibangun untuk menyediakan penyelesaian dana dalam kisaran harga. Hal ini membutuhkan duan posisi pasar derivatif, yang dapat menciptakan kisaran untuk penyelesaian di masa mendatang.

Di dalam pembatasan risiko, seorang trader harus mengambil posisi long atau short melalui dua kontrak derivatif. Kombinasi biaya dari 2 posisi biasanya jaring ke 0, dan perusahaan besar sering menggunakan pembatasan risiko untuk mengelola risiko mata uang dari klien  internasional.

3. Unsur-unsur pembatasan risiko

unsplash.com/Adeolu

Pembatasan risiko memiliki beberapa unsur yang menyertai seperti

  • protected strike rate atau nilai tukar paling rendah, di mana aktivitas perdagangan akan diselesaikan ketika kedaluwarsa dan mencapai batas kisaran terendah;
  • barrier rate, berkebalikan dengan protected strike rate. Unsur ini merupakan nilai tukar rertinggi, yang mana aktivitas perdagangan akan dirampungkan ketika kedaluwarsa dan batas kisaran tertinggi;
  • jumlah nosional atau besarnya nominal dari instrumen keuangan; dan
  • tenor atau lama waktu tersisa sampai dengan tanggal jatuh tempo.

4. Cara mengelola risiko dalam investasi saham

Investor dan manajer investasi. (ShutterStock/Amnaj Khetsamtip)

Berikut hal mendasar yang dapat dilakukan untuk mengelola risiko saham atau trading, yaitu:

1. Menghindari rasio risk

Melakukan kontrol manajemen risiko merupakan tindakan yang sangat tepat dan harus dipahami. Terdapat dua pendekatan yang bisa dilakukan untuk menganalisis resiko, yaitu dengan analisis teknikal dan analisis fundamental.

Kamu juga harus memahami cara mengelola rasio risk seperti memahami prospek saham dari perusahaan yang diincar. Karena harga saham yang murah, belum tentu baik untuk dipilih begitupun sebaliknya.

Secara teori, memang belum tentu bisa menerapkan semua konsep rasio ini, yang artinya risiko kerugian juga bisa terjadi meskipun sudah mengantisipasi. Terdapat beberapa hal yang bisa mengatasi hal ini, yaitu:

  • Alih-alih mengandalkan insting dalam mengambil keputusan investasi, lakukanlah kalkulasi rasio secara objektif.
  • Menyesuaikan toleransi dalam mengambil risiko, karena setiap orang memiliki tingkat toleransi yang berbeda.
  • Meskipun tidak bisa dihindari, namun risiko dapat dikendalikan. Lalu, pahami risiko yang setidaknya membuat kamu bisa mendapatkan timbal balik maksimal dengan risiko yang terkontrol.

2. Membeli instrumen investasi dengan cara dicicil

Teknik membeli dengan cara dicicil atau dikenal juga dengan metode dolar cost averaging (DCA) ini dapat diterapkan untuk tujuan manajemen risiko. Apalagi bagi kamu yang baru terjun ke dunia investasi saham. Mencicil saham akan bantu mengurangi risiko fluktuasi di pasar saham.

3. Trailing stop

Merupakan teknik proteksi profit jika harga sudah bergerak naik sesuai rencana awal, sehingga diperlukan suatu security line jika terjadi koreksi.

4. Merealisasikan profit

Ada banyak teknik yang sebenarnya dapat digunakan untuk merealisasikan profit dan bergantung dari jenis trader yang diinginkan. Misalnya trend followers biasanya akan membiarkan profit terakumulasi selama tidak ada pembalikan arah tren. Sehingga, investor yang menganut trend followers tidak perlu menjual asetnya asal tidak menyentuh stop loss.

Itulah penjelasan mengenai pembatasan risiko dan tips mengelola risiko saat bertransaksi di pasar modal. Pembatasan risiko ini berguna untuk menghindari pergerakan pasar yang dapat merugikan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Langgeng Irma Salugiasih
3+
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us