Pemerintah Detailkan Kesepakatan Tarif dengan Trump

- Indonesia berhati-hati bahas setiap detail, ingin pastikan kesepakatan sesuai prinsip timbal balik.
- Negosiasi terhambat shutdown pemerintah AS, pertemuan daring ditunda.
- Tarif produk Indonesia ke AS turun jadi 19 persen, menyelamatkan industri padat karya.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) tengah melanjutkan proses negosiasi terkait kesepakatan tarif timbal balik atau reciprocal tariff agreement.
Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan dalam tahap tersebut, pembahasan sudah masuk ke detail teknis mengenai pajak (tax) dan tarif per produk.
Menurut Airlangga, negosiasi dilakukan secara rinci dengan membahas setiap kode barang atau HS code. Dia menjelaskan pada tahap sebelumnya, kedua negara telah mencapai kesepakatan prinsip.
"Jadi tax itu mereka sebut sebagai agreement on reciprocal tariff. Nah berarti ini detail line by line dan HS code per HS code," katanya dalam Ngobrol Seru by IDN Times, dikutip Kamis (9/10/2025).
1. Indonesia berhati-hati bahas setiap detail

Airlangga menegaskan, Indonesia berhati-hati dalam menyusun setiap pasal dalam kesepakatan tersebut. Pemerintah ingin memastikan seluruh isi perjanjian sesuai dengan prinsip timbal balik yang menjadi dasar kerja sama.
"Tentu bagi Indonesia kan kita harus berhati-hati juga karena kita ingin bahwa ini semuanya adalah sesuai dengan judulnya resiprokal," sebutnya.
2. Negosiasi terpengaruh shutdown pemerintah AS

Lebih lanjut, Airlangga mengungkapkan, proses penyusunan dokumen hukum atau legal drafting terhambat akibat shutdown pemerintahan AS. Kondisi tersebut membuat sejumlah agenda pertemuan daring antara kedua tim harus ditunda.
Dia menjelaskan, pertemuan resmi hanya bisa dilakukan melalui saluran pemerintah, sehingga ketika instansi di AS tidak beroperasi, pembahasan otomatis tertunda. Meski begitu, pemerintah Indonesia berencana menjalin komunikasi lebih lanjut dengan perwakilan dagang Amerika Serikat (USTR) untuk mencari solusi agar negosiasi bisa segera dilanjutkan.
"Kami akan berbicara juga dengan USTR Ambassador Greer untuk bagaimana kita mencari jalan keluar," sebutnya.
3. Tarif produk Indonesia ke AS turun jadi 19 persen

Hasil awal dari pembicaraan antara Presiden Prabowo Subianto dan pemerintah AS telah membawa kabar positif bagi sektor industri nasional. Tarif produk Indonesia yang masuk ke pasar AS berhasil diturunkan dari 32 persen menjadi 19 persen.
"Artinya menyelamatkan industri padat karya, TPT (tekstil dan produk tekstil), footwear, aparel, furniture. Itu tenaga kerjanya yang di sektor ini hampir 5 juta orang," ujarnya.