Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pendapatan Bukalapak Naik 6 Persen pada Q2 2024

Presiden Direktur PT Bukalapak.com Tbk, Teddy Oetomo (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Intinya sih...
  • Bukalapak mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 6 persen pada kuartal-II 2024, dengan pendapatan Rp1,24 triliun dari divisi Marketplace.
  • Kinerja Marketplace didorong oleh divisi gaming selama periode Idul Fitri dengan take rate naik hingga 3,5 persen.
  • Divisi Online to Offline (O2O) mengalami pertumbuhan 17 persen pada paruh pertama 2024, mewakili 50 persen dari pendapatan grup BUKA.

Jakarta, IDN Times - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mengumumkan kinerja keuangan tidak diaudit untuk kuartal-II 2024. Bukalapak mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 6 persen pada kuartal-II 2024 dibandingkan kuartal sebelumnya.

Bukalapak membukukan pendapatan sebesar Rp1,24 triliun dengan divisi Marketplace memberikan kontribusi sebesar 26 persen selama kuartal tersebut.

“Meski kuartal kedua ini relatif lebih statis, kami puas dengan kinerja kami di paruh pertama tahun ini. Adanya kenaikan margin kontribusi per kuartal sebesar 30 persen dan take rate yang kuat, yang telah melampaui 3 persen secara rata-rata untuk pertama kalinya adalah sesuatu yang menggembirakan,” kata Presiden Bukalapak, Teddy Oetomo dalam pernyataan resminya, Kamis (1/8/2024).

1. Kontribusi divisi gaming pada pertumbuhan pendapatan BUKA

Logo Bukalapak

Pertumbuhan pendapatan Bukalapak juga didorong oleh keberhasilan berkelanjutan pada divisi gaming. Kinerja Marketplace yang kuat di kuartal kedua didorong oleh divisi gaming selama periode Idul Fitri dengan take rate yang naik hingga 3,5 perse.

Teddy mengatakan, kenaikan tersebut merupakan hal positif untuk periode jangka pendek, tetapi sulit untuk dipertahankan di sepanjang sisa tahun ini.

“Kami mencatat adanya penurunan di kalangan konsumen mass market pada kuartal kedua. Namun, bukti terus menunjukkan bahwa ini tetap merupakan model bisnis yang baik. Kami terus berinvestasi pada peluang pertumbuhan yang akan meningkatkan skala bisnis dan mendorong pendapatan serta margin di tahun-tahun mendatang,” ujar Teddy.

2. Bisnis O2O

Juragan Warung Mitra Bukalapak DIY. (Dok. Istimewa)

Sementara itu, divisi Online to Offline (O2O) mengalami pertumbuhan 17 persen pada paruh pertama 2024 dibandingkan paruh pertama tahun lalu atau secara year on year (yoy) yang didorong oleh peningkatan ragam produk dan layanan lebih luas untuk para Mitra.

Sebesar 73 persen dari TPV kuartal-II 2024 perusahaan berasal dari luar wilayah Tier 1 Indonesia. Hal itu diakui Teddy membuat pihaknya terus melihat pertumbuhan yang kuat dalam penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi di kalangan toko ritel mikro offline. Adapun bisnis O2O mewakili 50 persen dari pendapatan grup BUKA pada paruh pertama 2024.

Di sisi lain, margin kontribusi keseluruhan Bukalapak yang dihitung sebagai laba kotor setelah biaya penjualan dan pemasaran (S&M) meningkat dari Rp124 miliar pada kuartal-I 2024 menjadi Rp162 miliar pada kuartal-II 2024.

Margin kontribusi O2O sebagai persentase dari TPV tetap stabil pada level 0,13 persen, tetapi ada peningkatan signifikan sebesar basis poin (bps) untuk margin kontribusi Marketplace menjadi 0,77 persen pada kuartal-II 2024.

3. Kenaikan kesuluruhan pendapatan

ilustrasi aplikasi Bukalapak (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Teddy mengungkapkan, mengulangi kesuksesan kinerja kuartal-I 2024 merupakan sebuah tantangan dengan adanya bulan Ramadan yang secara khusus mempengaruhi pendapatan O2O.

Ramadan yang jatuh pada bulan Maret merupakan periode dengan kenaikan tingkat pembelanjaan dan dicatatkan pada kuartal pertama tahun ini. Namun masa perayaan Idul Fitri di akhir bulan Ramadan yang diikuti oleh dua minggu musim liburan cenderung mengalami penurunan tingkat belanja.

“Meskipun begitu, secara keseluruhan pendapatan meningkat 11 persen di paruh pertama tahun ini dibandingkan tahun lalu dengan take rate lebih dari 3 persen,” kata Teddy.

“Penting bagi kami untuk terus menjaga disiplin biaya yang baik. Ada normalisasi dalam G&A pada kuartal kedua yang kembali ke tingkat pada kuartal kedua tahun 2023. Investasi teknologi adalah komponen kunci karena kami terus mendorong efisiensi biaya dan mengurangi waktu eksekusi transaksi,” sambung dia.

Bukalapak juga memiliki posisi modal yang kuat dengan Rp19 triliun dalam bentuk kas, setara kas, dan investasi likuid yang mencakup obligasi pemerintah dan reksa dana per 30 Juni 2024.

“Neraca yang kuat mendukung kami untuk berinvestasi dalam inovasi, memperluas pasar, mendiversifikasi lini produk, dan meningkatkan skala operasi di waktu yang tepat,” ujar Teddy.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ridwan Aji Pitoko
EditorRidwan Aji Pitoko
Follow Us