Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pendapatan RSUD Sanjiwani Naik sejak Dapat Pembiayaan dari PT SMI

RSUD Sanjiwani yang mendapat suntikan pinjaman dana dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). (IDN Times/Santi Dewi)
Intinya sih...
  • RSUD Sanjiwani di Bali Timur menjadi rujukan berkat pembiayaan publik dari PT SMI sejak 2016.
  • Pembiayaan terbagi dalam tiga tahapan, meningkatkan pendapatan RSUD Sanjiwani dan kualitas layanan medis.

Jakarta, IDN Times - Pembiayaan publik yang diberikan oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. Salah satunya lewat pembangunan fasilitas umum di Kabupaten Gianyar, Bali, yaitu RSUD Sanjiwani.

Rumah sakit ini menerima kucuran dana sekitar Rp627 miliar sejak 2016 lalu. Alhasil, rumah sakit tersebut kini telah menjadi rujukan di Bali Timur. Sehingga, mereka tak lagi perlu menuju ke Denpasar untuk mendapatkan fasilitas kesehatan berkualitas. 

Direktur Utama PT SMI, Reynaldi Hermansjah melakukan kunjungan langsung ke RSUD Sanjiwani pada 11 Desember 2024 lalu untuk melihat realisasi dari pembiayaan tersebut. Ia mengatakan, salah satu hal yang dilihat dari pembiayaan publik adalah multiplier effect

"Di sini (RSUD Sanjiwani) benar-benar terlihat berapa jumlah tenaga kerja yang terserap dengan berbagai macam pembangunan infrastruktur. Berapa belanja yang telah dilakukan untuk kebutuhan infrastruktur, yang mana 100 persen berasal dari lokal. Itu kan membangkitkan perekonomian daerah," ujar Reynaldi dalam kunjungan terbatas tersebut. 

PT SMI juga ikut menyalurkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ke Kabupaten Gianyar. Dana PEN yang dimanfaatkan untuk pembangunan rumah sakit ikut dirasakan dampaknya oleh masyarakat sehingga mereka masih bisa bekerja saat pandemik COVID-19. 

1. Suntikan dana dari PT SMI ke RSUD Sanjiwani terbagi tiga tahapan

Ruang kamar inap kelas VVIP di RSUD Sanjiwani yang dibangun dengan pembiayaan PT SMI. (IDN Times/Santi Dewi)

Berdasarkan data yang dimiliki PT SMI, pembiayaan yang diberikan bagi RSUD Sanjiwani terbagi ke dalam tiga tahapan. Pertama pada 2016 lalu berupa pinjaman reguler dan bernilai Rp150 miliar. Pinjaman ini sudah dilunasi oleh RSUD Sanjiwani. 

Pembiayaan kedua pada 2020 lalu menggunakan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yakni sebesar Rp134.455.174.110. Pembiayaan ketiga juga lewat dana PEN pada 2021 lalu sebesar Rp329.652.341.248. 

Dana itu digunakan oleh pengembangan alat-alat kesehatan di Unit Gawat Darurat (UGD), pembangunan gedung pelayanan, perluasan pembangunan poliklinik eksekutif dan pembelian alkes untuk kedokteran umum serta Telinga, Hidung, Tenggorokan (THT)). 

"Dengan PT SMI ikut membantu RSUD Sanjiwani, secara umum terjadi peningkatan 58 persen dari sisi jumlah kunjungan. Berarti, masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan lebih banyak," ujar Reynaldi pada Rabu (11/12).. 

Sementara, Direktur RSUD Sanjiwani, Nyoman Bayu Widiartha mengatakan, kunjungan warga ke rumah sakit berkisar 400 orang per harinya. Namun, dulu angka itu bertambah menjadi 700 orang per hari karena rumah sakit di sekitarnya masih ada yang belum menerima pembiayaan dengan BPJS Kesehatan. 

"Pasien yang datang ke kami paling banyak melakukan pengobatan bedah dan penyakit dalam. Karena kami adalah rumah sakit rujukan di Bali timur, maka biasanya kami menerima pasien dari rumah sakit swasta dan puskesmas," tutur dia. 

2. Pendapatan RSUD Sanjiwani melesat hingga Rp275 miliar pada 2023

Data statistik pendapatan RSUD Sanjiwani sejak mendapat suntikan dana dari PT SMI. (Dokumentasi PT SMI)

Berdasarkan data PT SMI, kenaikan pendapatan RSUD Sanjiwani sangat signifikan usai mendapatkan pembiayaan, dari semula pada 2022 lalu mencapai Rp122 miliar. Setahun kemudian meningkat lagi menjadi Rp275 miliar, padahal pada 2021 lalu, pendapatan RSUD Sanjiwani hanya Rp98 miliar.

"Pendapatan di 2024 mudah-mudahan tidak lebih rendah dari Rp275 miliar," ujar Reynaldi. 

Selain meningkatkan pendapatan RSUD Sanjiwani, Reynaldi mengungkapkan, pembiayaan yang diberikan PT SMI juga berdampak terhadap kualitas layanan yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

"Kita bisa saksikan bersama bagaimana pembiayaan itu benar-benar bermanfaat bagi poliklinik ini, baik di poliklinik rawat inap, poliklinik jantung, poliklinik bedah, itu luar biasa. Dan yang saya ingin apresiasi kepada direksi dari rumah sakit ini adalah kebersihannya," tuturnya.

"Saya sengaja lihat pojok-pojoknya semuanya masih rapi, alat-alatnya juga terjaga dengan baik. Jadi kami sangat berpikir bahwa kontribusi kami, pinjaman kami, ke rumah sakit ini benar-benar bisa dimanfaatkan dengan baik," sambungnya. 

3. PT SMI siap bantu bila RSUD Sanjiwani ingin lakukan ekspansi lagi

Direktur utama PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), Reynaldi Hermansjah ketika mengunjungi RSUD Sanjiwani, Gianyar, Bali. (IDN Times/Santi Dewi)

Melihat hasil yang memuaskan, Reynaldi mengatakan, PT SMI siap apabila pihak rumah sakit membutuhkan pembiayaan untuk melakukan ekspansi ke depannya. Sementara, Direktur RSUD Sanjiwani, Nyoman Bayu Widiartha mengatakan, salah satu perluasan yang akan dilakukan adalah pembangunan gedung Pelayanan Jantung Terpadu (PJT). 

"Kebetulan anggarannya sudah diberikan oleh Pemda Bali senilai Rp40 miliar. Perencanaannya sudah jadi tahun ini. Akan mulai dikerjakan oleh Kadis PU tahun depan," kata Nyoman. 

Ia pun berterima kasih kepada PT SMI yang sudah memberikan lampu hijau bagi RSUD Sanjiwani untuk membantu pembiayaan infrastruktur lainnya. Di forum itu, Nyoman juga menyampaikan sampai saat ini jumlah dokter yang terdapat di RSUD Sanjiwani lebih dari 100 orang. 

"(Sebanyak) 100 lebih itu termasuk dokter umum dan dokter gigi. Dokter spesialisnya ada 72, kemudian dokter umumnya ada 43. Sedangkan, dokter gigi ada 10. Dokter gigi 10 itu dokter gigi subspesialis. Dokter gigi umum cuma sedikit, sisanya subspesialis semua," tutur dia. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Jujuk Ernawati
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us