Perry Warjiyo: Ekonomi Syariah Indonesia Tembus Peringkat 3 Global

- BI dan pemerintah akan terus memajukan keuangan syariah sebagai strategi utama untuk meningkatkan peringkat Indonesia di tingkat global.
- Pelaksanaan ISEF yang rutin diadakan akan terus memperkuat program ekonomi syariah nasional.
- BI dorong tiga pilar dongkrak ekonomi syariah di Pesantren. Pilar pertama fokus pada peningkatan peringkat Indonesia dan penguatan rantai produk serta ekonomi halal. Pilar kedua fokus pada penguatan keuangan syariah melalui inisiatif Sapa Syariah. Pilar ketiga menekankan literasi dan inklusi ekonomi syariah, dengan program Lentera Emas yang bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai ekonomi dan keuangan syariah.
Jakarta, IDN Times – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan ekonomi syariah Indonesia kini meloncat secara signifikan ke peringkat tiga dunia, dari sebelumnya berada di posisi sepuluh. Hal ini menunjukkan ekonomi syariah Indonesia kini mampu bersaing ketat dengan Arab Saudi dan Malaysia.
"Sekarang kita bersyukur, alhamdulillah, wasyukurillah, masya Allah, masya Allah. Indonesia berhasil naik dari peringkat 10 ke posisi 3 dalam ekonomi global hanya dalam waktu 10 tahun. Dari peringkat 10, ekonomi syariah Indonesia kini meloncat ke posisi 3," ujar Perry saat membuka Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 di JiExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/10/2025).
1. Bank Indonesia berkomitmen majukan ekonomi keuangan syariah

Perry menuturkan capaian Indonesia ini harus disyukuri. Ke depannya, pemerintah dan instansi terkait akan terus memajukan keuangan syariah sebagai strategi utama untuk meningkatkan peringkat Indonesia di tingkat global. Menurut Perry, pemerintah bercita-cita menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia.
Pelaksanaan ISEF yang rutin diadakan akan terus memperkuat program ekonomi syariah nasional. Hingga 2025, ISEF telah digelar untuk ke-12 kalinya.
"Penyelenggaraan ISEF ke-12 pada tahun 2025 ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan yang telah dimulai sejak Juni 2025. Kami telah menyelenggarakan festival ekonomi syariah di tiga wilayah: Sumatera, dengan konsentrasi di Lampung; kawasan timur Indonesia di Kalimantan Barat; dan wilayah Jawa di Jawa Timur," tuturnya.
2. BI dorong tiga pilar dongkrak ekonomi syariah di Pesantren

Perry memaparkan enam program strategis yang dicanangkan bersama pemerintah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Bank Indonesia (BI), para santri, dan pengusaha.
Program-program ini terbagi dalam tiga pilar utama. Pilar pertama fokus pada peningkatan peringkat Indonesia dan penguatan rantai produk serta ekonomi halal, termasuk program Gerbang Santri yang menghubungkan pondok pesantren, pelaku usaha kecil, hingga pengusaha besar, baik di tingkat nasional maupun ekspor.
"Tadi malam kita Sarasehan Ekonomi Pondok Pesantren terus mengelarkan Gerbang Santri, gerakan pengembangan Pesantren dan penguatan ekosistem produk halal dan kita juga mencanangkan Jaringan Wira Usaha Syariah Mendorong Ekspor (Jawara Ekspor)," tegasnya.
3. Dorong literasi dan inklusi keuangan

Pilar kedua fokus pada penguatan keuangan syariah melalui inisiatif Sapa Syariah, sinergi perdagangan dan pembiayaan syariah, serta kanal ziswab yang dikembangkan melalui kolaborasi nasional.
Sementara itu, pilar ketiga menekankan literasi dan inklusi ekonomi syariah, dengan program Lentera Emas yang bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai ekonomi dan keuangan syariah. Semua program ini merupakan hasil kolaborasi antara BI, OJK, dan otoritas terkait, serta bagian dari upaya dakwah melalui literasi keuangan syariah.
Dengan berbagai program strategis dan acara internasional ini, Indonesia menunjukkan komitmennya untuk memperkuat ekosistem ekonomi syariah, dari pondok pesantren hingga pasar global, sekaligus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah di seluruh lapisan masyarakat.
4. Potensi nilai industri makanan dan minuman syariah Indonesia capai Rp1.000 triliun

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan ekonomi syariah dapat menjadi salah satu penggerak untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
Berdasarkan State of the Global Islamic Economic Report, Indonesia kini berada di posisi ketiga dunia dalam pengembangan ekonomi syariah. Posisi ini semakin menunjukkan kekuatan Indonesia di sektor-sektor ekonomi syariah yang berkembang pesat, termasuk fashion modern dan modest, pariwisata ramah muslim, serta farmasi dan kosmetika halal.
"Dalam sektor pakaian, permintaan terhadap produk pakaian muslim di Indonesia diperkirakan mencapai 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp289 triliun. Sementara itu, di industri makanan dan minuman, Indonesia adalah satu-satunya negara yang menerapkan prinsip syariah secara penuh," ucapnya.
Menurutnya, negara lain mungkin hanya memiliki beberapa produk halal, namun di Indonesia, produk halal menjadi kewajiban. Nilai industri makanan dan minuman syariah di Indonesia diperkirakan mencapai 109 miliar dolar AS atau sekitar Rp1.000 triliun. Dengan potensi yang besar ini, para pelaku industri dan pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong kepatuhan syariah dalam setiap sektor ekonomi. Diharapkan, dalam waktu dekat, Indonesia dapat mengalahkan negara-negara lain dan meraih posisi pertama dalam ekonomi syariah global.
"Pemerintah juga terus memperkuat kebijakan ekonomi syariah sebagai prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Berbagai strategi dan kebijakan yang harus dijalankan termasuk memperkuat ekosistem keuangan syariah dan industri halal, yang diharapkan dapat menciptakan kemandirian ekonomi serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat," tegasnya.