Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pertama Kali, Uni Eropa Terapkan Sanksi Larang Impor LNG dari Rusia

ilustrasi kilang penampungan gas (Unsplash.com/Patrick Federi)
Intinya sih...
  • UE menjatuhkan paket sanksi ke-14 terhadap Rusia
  • Sanksi melarang impor gas alam cair (LNG) Rusia, bertujuan melemahkan ekonomi Rusia yang melakukan invasi ilegal di Ukraina.
  • Paket sanksi juga menargetkan teknologi canggih dan sistem pembayaran perbankan untuk mempersulit Rusia.

Jakarta, IDN Times - Uni Eropa (UE) kembali menjatuhkan paket sanksi baru terhadap Rusia. Dalam pertemuan di Belgia pada Kamis (20/6/2024), paket sanksi tersebut termasuk melarang impor gas alam cair (LNG) Rusia.

Sanksi yag menargetkan gas tersebut merupakan pertama kalinya yang dilakukan UE. Paket sanksi terbaru merupakan paket sanksi ke-14 UE untuk melemahkan ekonomi Rusia yang melakukan invasi ilegal di Ukraina.

Meski begitu, para pakar gas mengatakan langkah tersebut hanya berdampak kecil. Ini karena pengiriman gas melalui pelabuhan UE dari Rusia ke Asia, hanya mewakili sekitar 10 persen dari total ekspor LNG Moskow.

1. Negosiasi alot negara-negara blok UE

Ilustrasi pelabuhan. (Pexels.com/Tom Fisk)

Rusia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber energi. Negara itu mendapatkan banyak pemasukan dari penjualan minyak, batu bara dan gas. Sanksi yang dijatuhkan UE bertujuan mengurangi pendapatan Moskow yang digunakan sebagai mesin perangnya di Ukraina.

Namun untuk produk LNG Rusia, beberapa negara UE sampai saat ini masih terus membelinya.

Dilansir Euro News, upaya untuk menargetkan LNG dalam sanksi terbaru, disebut membutuhkan waktu lama. Para duta besar negara-negara UE saling bernegosiasi yang memakan waktu hingga berminggu-minggu.

Keberatan diajukan oleh beberapa negara UE, termasuk Hungaria, yang sebelumnya berjanji akan memblokir sanksi apa pun di sektor energi. Oleh karena itu, persetujuan yang menargetkan LNG Rusia sempat tertunda beberapa kali.

Tarik ulur sanksi terhadap LNG akhirnya disepakati bahwa perusahaan-perusahaan UE masih bisa membeli produk tersebut, tapi dilarang mengekspornya ke negara-negara ketiga melalui perairan Eropa.

Belgia, Prancis, dan Spanyol merupakan pintu masuk utama LNG Rusia. Praktik mengimpor lalu menjualnya ke negara lain itu dikenal sebagai trans-shipment.

2. Mengurangi pendapatan Rusia

Jalur pelayaran UE dan pelabuhan-pelabuhan Eropa penting bagi Rusia, khususnya di bulan-bulan musim dingin. Rusia menggunakannya untuk ekspor LNG ke pasar Asia.

Dilansir Al Jazeera, pelabuhan Zeebrugge di Belgia dan pelabuhan Montoir di Perancis merupakan pusat penting untuk re-ekspor ke negara-negara seperti China, Taiwan, dan Turki.

"Saya menyambut baik kesepakatan mengenai paket sanksi ke-14 kami terhadap Rusia. Hal ini akan menghilangkan pendapatan energi Rusia lebih lanjut," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Paket sanksi ke-14 kali ini, merupakan paket yang juga bertujuan untuk mempersulit Rusia dalam menggunakan armada bayangan yang disinyalir untuk menghindari sanksi. Moskow diduga menggunakan kapal tanker yang berukuran lebih kecil untuk mengirim produk energinya.

3. Sanksi teknologi dan perbankan

ilustrasi (Unsplash.com/david latorre romero)

Setidaknya ada 47 entitas baru dan 69 individu ditambahkan ke daftar sanksi UE. Total keseluruhan daftar tersebut mencapai 2.200 target sanksi. Ini akan didopsi secara resmi ketika para Menteri Luar Negeri UE bertemu pada Senin depan.

Dilansir Reuters, sanksi terbaru itu juga menargetkan teknologi canggih dan sistem pembayaran perbankan. UE ingin menghentikan aliran teknologi penggunaan ganda, seperti chip mesin cuci yang dapat digunakan Rusia untuk keperluan militer.

Rusia yang disingkirkan dari sistem transfer keuangan SWIFT global, telah berusaha menggunakan cara lain untuk bisa menjalankan bisnisnya, yakni sistem transfer SPFS Moskow. UE berusaha menyerang sistem tersebut dalam paket sanksi terbarunya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us