Rusia Nyatakan Siap Dialog Damai dengan Ukraina Kapan Saja

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan, Moskow siap melakukan pembicaraan damai dengan Ukraina kapan saja dan di mana saja berdasarkan perjanjian yang dicapai selama hampir satu setengah bulan perundingan.
“Kami siap untuk melanjutkan dialog kami dengan pihak Ukraina. Dan itu tidak masalah di mana aksi tersebut berlangsung – di Minsk, Istanbul atau Swiss… bahkan besok,” kata Putin saat berada di Hanoi, Vietnam, dikutip ANTARA, Jumat (21/6/2024).
1. Putin menduga Barat bakal menentang

Putin memperkirakan, Barat akan menentang inisiatif perdamaiannya di Ukraina serta mempertanyakan mengapa usulan Rusia disebut tidak realistis.
Sementara, tidak ada yang mengkritik dengan cara yang sama seperti "ultimatum" Ukraina yang berisi kondisi yang tidak dapat diterima Moskow.
“Orang yang waras akan mempertimbangkan usulan Rusia mengenai Ukraina jika mereka ingin mengakhiri konflik. Kondisi dapat berubah tergantung pada situasi di medan perang,” ujar Putin.
2. Perundingan tidak pernah bisa terjadi jika pasukan Rusia mundur dari Ukraina

Pada saat yang sama, tegas Putin, jika Kiev menghubungkan dimulainya perundingan perdamaian dengan penarikan pasukan Rusia dari Ukraina, maka perundingan tidak akan pernah terjadi.
Putin juga meminta agar pasukan Ukraina untuk menarik pasukannya dari empat wilayah timur, yaitu Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia. Empat wilayah ini dianeksasi Moskow pada 2022 dan dikecam dunia internasional.
“Volodymyr Zelenskyy bukan presiden sah Ukraina setelah masa jabatannya berakhir 20 Mei. Parlemen Vekhovna Rdaa adalah satu-satunya otoritas yang sah,” tuturnya.
3. AS dan Ukraina teken perjanjian keamanan bilateral
Presiden Amerika Serikat (AS) dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menandatangani perjanjian keamanan bilateral yang berdurasi selama 10 tahun. Penandatanganan itu diumumkan di sela-sela pertemuan puncak G7 di Italia pekan lalu.
Dalam konferensi pers keduanya, Biden mengatakan perjanjian itu untuk memperkuat pertahanan Ukraina. Dia juga mengatakan bahwa pasukan AS tidak akan berperang di Ukraina, tapi AS akan memberi Kiev senjata untuk bertahan dari serangan Rusia.
Berdasarkan perjanjian itu, AS dan Ukraina dalam 10 tahun ke depan akan membangun dan memelihara pertahanan Ukraina yang kredibel. Perjanjian juga bermaksud mencegah kemungkinan agresi di masa depan.