Pertamina Gandeng Jepang Demi Kembangkan Gas Bersih

Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (Persero) menyepakati kerja sama proyek gas bersih bio-metana bersama tiga perusahaan gas dari Jepang yakni Osaka Gas Co., Ltd. (Osaka Gas), JGC Holdings Corporation (JGC), dan INPEX CORPORATION (INPEX).
Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha, Iman Rachman, mengatakan kerja sama ini menyepakati untuk melakukan studi kelayakan produksi bio-metana dari limbah pabrik kelapa sawit (POME) sebagai gas alam bersih dan potensinya menjadi gas alam cair (LNG) di Indonesia.
"Proyek ini merupakan bagian dari perwujudan Asia Energy Transition Initiative2 (AETI) yang diluncurkan Pemerintah Jepang pada 2021 lalu. Tujuannya, mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sekaligus mendukung pencapaian net-zero emission di kawasan Asia melalui transisi menuju energi bersih," ujar Iman pada Kamis (12/5/2022).
1. Pertamina dan Mitra lakukan Studi Kelayakan

Iman menjelaskan, Indonesia merupakan produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar di dunia yang menyerap tiga juta tenaga kerja dan menghasilkan 4,5 persen dari PDB. Limbah pabrik kelapa sawit mengandung bahan organik yang bisa menghasilkan emisi metana signifikan.
"Metana memiliki dampak pemanasan global 25 kali lebih besar dibandingkan dengan CO2. Proyek ini dimaksudkan sebagai usaha mengurangi emisi gas rumah kaca dari limbah sawit, dengan mengubahnya menjadi biofuel sehingga akan berkontribusi pada pasokan energi bersih secara berkelanjutan," ujar Iman.
Melalui kerja sama ini, lanjut Iman, Pertamina dan mitra akan bersama-sama melakukan studi kelayakan proyek, termasuk kerja sama dalam penelitian dan pengembangan teknologi serta solusi yang berkaitan dengan produksi bio-metana dari sumber POME yang berlokasi di Sumatra dan Kalimantan.
"Nantinya, produksi bio-metana akan disalurkan melalui jaringan gas yang dimiliki Pertamina, sehingga bisa memenuhi permintaan gas alam yang terus meningkat, sekaligus berkontribusi pada pengurangan emisi," ungkap Iman.
2. Kerja Sama Hasilkan Pemasaran Bio-Metana

Kerja sama ini, dijelaskan Iman, juga akan mengkaji peluang memanfaatkan mekanisme kredit karbon dan skema sertifikasi bio-metana untuk mengamankan netralitas karbon.
"Selain itu, kerja sama ini juga akan mengkaji peluang pemasaran bio-metana atau bio-LNG dan bahan bakar bunker, termasuk ekspor bio-LNG ke Jepang dan negara lain," ujar Iman.
3. Perseroan dukung Green Energy

Sementara itu, Pjs Vice President Corporate Communication Pertamina, Heppy Wulansari, menyatakan pihaknya memosisikan kerja sama ini sebagai kelanjutan dari beberapa proyek energi hijau yang telah dikembangkan perseroan selama ini. Kerja sama ini juga bagian dari upaya mendukung upaya pemerintah mengurangi emisi GRK sebesar 30 persen sebelum tahun 2030.
"Selain mengembangkan Energi Baru dan Terbarukan (EBT), kerja sama ini akan membantu mengatasi tantangan lingkungan terutama dengan mengubah limbah kelapa sawit menjadi energi ramah lingkungan," ujar Heppy.
Dalam kerja sama ini, imbuh Heppy, Pertamina akan menyediakan beberapa fasilitas dan lokasi studi di Kalimantan dan Sumatra. Dengan kerja sama ini, diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan gas bumi di sektor industri dan rumah tangga, serta memperluas pengembangan jaringan gas bumi yang dimiliki perusahaan.
4. Jepang Dukung Perluasan Penggunaan Bio-Metana di Indonesia

Osaka Gas menegaskan kerja sama ini sejalan dengan Daigas Group Carbon Neutral Vision (CNV) yang diluncurkan pada Januari 2021 lalu yang bertujuan untuk mencapai carbon-netral pada tahun 2050. Di bawah CNV, Osaka Gas akan terus mengembangkan teknologi dan layanan yang berkontribusi pada pemecahan masalah sosial seperti perubahan iklim.
Daigas Group akan berkontribusi dalam kerja sama ini melalui teknologi produksi bio-metana dari biogas, injeksi pipa bio-metana, dan pengetahuan tentang pemasaran gas bumi. Tujuannya untuk memperluas penggunaan bio-metana di Indonesia dan sekaligus mengurangi emisi CO2 baik di Indonesia maupun Jepang.