Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pertamina Patra Niaga Akselerasi Penggunaan Biofuel dan SAF

WhatsApp Image 2025-09-24 at 10.12.22.jpeg
Pertamina Patra Niaga Dorong Implementasi Energi Hijau. (Dok/Istimewa).
Intinya sih...
  • Sektor penerbangan jadi fokus utama pengembangan bahan bakar ramah lingkungan
  • Pertamina sudah berhasil lakukan uji coba SAF
  • Terminal BBM dan SPBU Green Energy Station manfaatkan PLTS
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Pertamina Patra Niaga menegaskan komitmennya dalam mendorong transisi energi hijau dengan mempercepat pemanfaatan biofuel, Sustainable Aviation Fuel (SAF), serta energi terbarukan lainnya.

“Transisi energi di Indonesia bukanlah hal baru. Sejak 2008, kami telah menjalankan program biodiesel, dari 2,5 persen kini sudah mencapai B40 atau 40 persen. Ini adalah bukti nyata Indonesia sudah berada di jalur yang tepat untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil,” ujar Direktur Perencanaan & Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga, Harsono Budi Santoso, Rabu (24/9/2025).

1. Sektor penerbangan jadi fokus utama pengembangan bahan bakar ramah lingkungan

(Ilustrasi maskapai penerbangan) ANTARA FOTO/Umarul Faruq
(Ilustrasi maskapai penerbangan) ANTARA FOTO/Umarul Faruq

Ia menjelaskan sektor penerbangan saat ini menjadi fokus utama dalam pengembangan bahan bakar ramah lingkungan. Pertamina telah melakukan serangkaian uji coba SAF dengan hasil yang dinyatakan aman digunakan untuk penerbangan komersial.

Pesawat listrik belum ada, sehingga kuncinya ada pada drop-in fuel. SAF dapat langsung digunakan tanpa perlu modifikasi pesawat maupun infrastruktur bandara. Uniknya, SAF yang berbasis used cooking oil (UCO) mampu mengubah limbah menjadi energi bernilai ekonomi dan sekaligus menekan jejak karbon,” jelas Harsono Budi.

2. Pertamina sudah berhasil lakukan uji coba SAF

Kesuksesan uji ground test dan uji terbang SAF yang dilaksanakan pada Rabu (4/10/2023) pada pesawat komersial berjenis Boeing 737-800 NG dengan nomor registrasi PK-GFX. (Dok. Pertamina Patra Niaga)
Kesuksesan uji ground test dan uji terbang SAF yang dilaksanakan pada Rabu (4/10/2023) pada pesawat komersial berjenis Boeing 737-800 NG dengan nomor registrasi PK-GFX. (Dok. Pertamina Patra Niaga)

Di sisi lain, pemerintah telah menargetkan implementasi 1 persen SAF pada 2027. Sementara itu, Pertamina sudah berhasil melakukan uji coba SAF dengan sertifikasi di Kilang Cilacap dan tiga bandara besar di Indonesia.

Selain SAF, Pertamina Patra Niaga juga mengembangkan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau Pertamina Renewable Diesel, serta telah memperluas distribusi bahan bakar campuran etanol dengan RON 95, yaitu Pertamax Green 95 di 150 SPBU.

“Upaya penetrasi biofuel ini akan semakin agresif ke depan. Tentunya, hal ini memerlukan alignment yang kuat, tidak hanya dari sisi teknis dan operasional, tetapi juga dengan para pemangku kepentingan, termasuk industri otomotif dan pelanggan,” tambah Harsono Budi.

3. Terminal BBM dan SPBU Green Energy Station manfaatkan PLTS

PT Pertamina (Persero) membuktikan komitmennya untuk mengembangkan produk Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bahan bakar aviasi dengan campuran kandungan energi terbarukan yang akan diluncurkan melalui misi kolaboratif antara Pertamina dan penerbangan komersial Garuda Indonesia, pada Jumat (27/10). (dok. Pertamina)
PT Pertamina (Persero) membuktikan komitmennya untuk mengembangkan produk Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bahan bakar aviasi dengan campuran kandungan energi terbarukan yang akan diluncurkan melalui misi kolaboratif antara Pertamina dan penerbangan komersial Garuda Indonesia, pada Jumat (27/10). (dok. Pertamina)

Tidak hanya fokus pada bahan bakar ramah lingkungan untuk masyarakat, Pertamina Patra Niaga juga menerapkan energi hijau dalam operasional internalnya. Sejumlah terminal BBM dan SPBU Green Energy Station telah memanfaatkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk mengurangi konsumsi energi fosil.

“Transisi energi adalah perjalanan panjang. Tantangan masih ada, namun kami percaya dengan kolaborasi semua pihak, energi hijau dapat menjadi tulang punggung ketahanan energi nasional,” ujar Harsono.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

KemenEkraf dan UNCTAD Gelar Pertemuan Bilateral: Simak Hasilnya

06 Des 2025, 19:43 WIBBusiness