Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pertamina Tunggu Arahan Pemerintah buat Tambah Impor dari AS

Kantor pusat PT Pertamina (Persero). (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Intinya sih...
  • Pertamina menunggu arahan dan kebijakan pemerintah terkait rencana negosiasi impor minyak mentah dan LPG dari AS.
  • Pertamina telah menjalin kerja sama pengadaan migas dengan perusahaan di AS, dengan impor crude mencapai 4% dan LPG mencapai 57% dari total impor nasional.
  • Impor minyak mentah dan LPG dilakukan sesuai kebutuhan domestik dan akan disesuaikan agar neraca impor tidak berubah, serta Pertamina akan mengkaji kebijakan pemerintah termasuk dari sisi keekonomian.

Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (Persero) menunggu arahan dan kebijakan dari pemerintah terkait rencana negosiasi impor minyak mentah (crude) dan liquefied petroleum gas (LPG) dari Amerika Serikat (AS).

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengatakan pihaknya akan menunggu hasil kajian pemerintah sebelum mengambil langkah lanjutan.

Meski demikian, Fadjar menyebut saat ini Pertamina telah menjalin kerja sama pengadaan migas dengan sejumlah perusahaan di AS, yang dinilainya bisa menjadi bahan pertimbangan pemerintah dalam menyusun kebijakan.

"Sampai saat ini Pertamina masih menunggu arahan dan kebijakan pemerintah. Kita akan tunggu kajian dari pemerintah," kata Fadjar dalam konferensi pers di Grha Pertamina, Jakarta Pusat, Senin (14/4/2025).

1. Pertamina selama ini sudah impor minyak mentah dan LPG dari AS

Ilustrasi kapal (IDN Times/Dhana Kencana)

Fadjar menjelaskan Pertamina selama ini telah menjalin kerja sama pengadaan crude, LPG, dan LNG dengan sejumlah perusahaan di Amerika Serikat. Dia menyebutkan, porsi impor crude dari AS saat ini mencapai sekitar 4 persen dari total impor minyak mentah nasional, sedangkan untuk LPG mencapai 57 persen.

"Pertamina saat ini sudah memiliki kerja sama pengadaan crude, LPG, dan juga LNG dengan perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat," sebutnya.

2. Pertamina akan sesuaikan volume impor dari negara lain

Kapal Gamsunoro milik PT Pertamina International Shipping (PIS). (dok. PIS)
Kapal Gamsunoro milik PT Pertamina International Shipping (PIS). (dok. PIS)

Fadjar menjelaskan impor minyak mentah dan LPG dilakukan sesuai kebutuhan domestik dan tetap mengacu pada kuota yang telah ditetapkan. Jika ada peningkatan impor dari satu negara, seperti Amerika Serikat, maka volume dari negara lain termasuk kawasan Timur Tengah akan disesuaikan agar neraca impor tidak berubah.

"Impor ini kan diadakan memang sesuai dengan kebutuhan domestik ya, jadi tentu kalau misalnya ada satu peningkatan di satu negara ya tentu akan kita sesuaikan dengan negara-negara lain," paparnya.

3. Pertamina akan kaji keekonomian impor migas dari AS

Kantor Pusat Pertamina di Gambir, Jakarta Pusat. (dok. Pertamina)

Badan usaha milik negara (BUMN) sektor energi tersebut akan mengkaji kebijakan pemerintah terkait rencana impor migas dari Amerika Serikat, termasuk dari sisi keekonomian.

Fadjar mengatakan, perbandingan biaya impor dari AS dan Timur Tengah misalnya, akan menjadi salah satu aspek yang turut dikaji secara internal sebelum disampaikan ke pemerintah.

"Ya itu nantilah salah satu juga yang akan kita kaji dan juga akan kita sampaikan ke pemerintah," tambahnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us