PLN Dinilai Berhasil Jaga Kontribusi Penyediaan Listrik

- PLN membukukan pendapatan usaha sebesar Rp402,56 triliun di kuartal III 2024, naik 12,42 persen dari tahun sebelumnya.
- Pendapatan usaha PLN disuplai oleh penjualan tenaga listrik yang mencapai Rp261,58 triliun, tumbuh 6,91 persen year on year.
- Total aset PLN mencapai Rp1.699,06 triliun dengan ekuitas tumbuh 1,65 persen YtD ke Rp1.032,34 triliun.
Jakarta, IDN Times - Kepala Center of Food, Energy, and Sustainable Development Indef, Abra Talattov, mengapresiasi kinerja keuangan PT PLN (Persero) yang positif di tengah tantangan ekonomi pada kuartal III/2024.
“Saat Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut dan indeks manufaktur merosot. Namun pendapatan PLN justru naik 12,42 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kenaikannya bahkan melampaui pertumbuhan ekonomi,” kata Abra, Jumat (11/1/2024).
1. PLN bukukan pendapatan usaha Rp402,56 triliun

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2024, PLN berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp402,56 triliun, meningkat dari Rp358,07 triliun pada periode sama pada 2023.
Lebih rinci, pendapatan usaha PLN disuplai oleh penjualan tenaga listrik yang mencapai Rp261,58 triliun, tumbuh 6,91 persen year on year (YoY) dari realisasi tahun lalu Rp244,66 triliun.
Selanjutnya, penyambungan pelanggan berkontribusi sebesar Rp1,26 triliun, subsidi listrik pemerintah mencapai Rp58,04 triliun, pendapatan kompensasi menyumbang Rp72,62 triliun, dan lain lain senilai Rp9,04 triliun. Namun untuk laba bersih perusahaan di kuartal III tercatat Rp25,13 triliun, dibanding periode sembilan bulan pada 2023 sebesar Rp26 triliun.
Abra menjelaskan, kenaikan pendapatan ini terutama didorong penjualan tenaga listrik.
“Hal itu mencerminkan keberhasilan PLN dalam menjaga kontribusi signifikan terhadap penyediaan energi listrik di Indonesia,” katanya.
2. Faktor moncernya kinerja PLN di kuartal III

Moncernya kinerja PLN pada kuartal ini melanjutkan capaian positif pendapatan dalam tiga tahun terakhir atau sejak masifnya transformasi proses bisnis, organisasi, sumber daya manusia, hingga pelayanan pelanggan secara menyeluruh.
“Pada akhir 2024, pertumbuhan pendapatan tersebut bisa makin melesat jika PLN mampu mengoptimalkan strategi efektif dalam mengelola pengeluaran dan pendapatan. Apalagi mengoptimalkan penjualan listrik hasil dari pembangkitnya sendiri,” katanya.
Pada periode tahun buku 2023 total pendapatan usaha perseroan mencapai Rp487,38 triliun atau meningkat Rp46,25 triliun pada 2022. Dalam periode itu, PLN juga berhasil menurunkan utang jangka panjang sekaligus jangka pendek sebesar Rp12,77 triliun.
3. Aset PLN di kuartal III tembus Rp1.699,06 triliun

Selain pendapatan, papar Abra, PLN juga memiliki struktur aset yang kuat dengan total aset mencapai Rp1.699,06 triliun. Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam mempertahankan dan memperkuat aset-aset strategis untuk mendukung layanan kelistrikan nasional.
Di sisi lain, liabilitas juga naik 1,79 persen YtD menjadi Rp666,71 triliun, sedangkan ekuitas tumbuh 1,65 persen YtD ke Rp1.032,34 triliun. Arus kas setara kas PLN pada akhir periode September 2024 mencapai Rp28,07 triliun, turun 25,25 persen secara tahunan dari posisi sebelumnya Rp37,55 triliun.
“Ini menunjukkan bahwa PLN memiliki fleksibilitas finansial yang memadai untuk kebutuhan operasional serta mendukung inisiatif strategis jangka pendek,” tutur Abra.