Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PLN Indonesia Power Tambah Pembangkit Hijau di Nusa Penida Bali

Ilustrasi. PLN Indonesia Power (PLN IP) menambah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Nusa Penida. (Dok/Humas PLN IP)
Ilustrasi. PLN Indonesia Power (PLN IP) menambah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Nusa Penida. (Dok/Humas PLN IP)

Jakarta, IDN Times - PLN Indonesia Power (PLN IP) menambah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Nusa Penida, Bali, sebagai pemegang peran penting dalam akselerasi transisi energi Tanah Air serta mendukung pariwisata Pulau Dewata dengan energi bersih. 

Ketua Tim Kunjungan Kerja Spesifik, Sugeng Suparwanto, menyampaikan bahwa PLTS Hybrid Nusa Penida yang saat ini sudah ada tidak hanya telah sukses menjadi icon atau showcase dari gelaran KTT G20 pada bulan November Tahun 2022 yang lalu, namun sekaligus menandai komitmen bersama pada transisi energi.

"Pembangunan PLTS tentunya tidak hanya sekadar simbolik, namun secara terus menerus. Kita akan menuju NZE karena kita sebagai bangsa besar, kita berkomitmen untuk melestarikan bumi dari pemanasan global yang semakin hari semakin kita rasakan akibatnya,” ujar Sugeng dalam keterangan resmi, Senin (11/3/2024). 

1. PLTS Hyprid Nusa Penida berkapasitas 3,5 MWac

PLTS yang berada di Pulau Nirup, Belakang Padang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (IDN Times / Putra Gema Pamungkas)
PLTS yang berada di Pulau Nirup, Belakang Padang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (IDN Times / Putra Gema Pamungkas)

Saat ini PLTS Hybrid Nusa Penida berkapasitas 3,5 MWac di Pulau Nusa Penida. Namun dalam rencana jangka menengah, sistem kelistrikan Nusa Penida akan ditambah kembali dengan pembangkit hijau sebesar 14,5 MW yang berkomponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dengan dipadukan teknologi Battery Energy Storage System (BESS).

PLTS direncanakan sudah mulai beroperasi pada 2025, disusul PLTB pada tahun 2026.

Sugeng memandang bahwa PLTS Nusa Penida menjadi sebuah langkah awal dan strategis bagi transisi energi, yang diwujudkan dengan membangun energi baru terbarukan.

“Memang sekarang masih relatif kecil dibandingkan kebutuhan listrik secara keseluruhan di Bali, tetapi di Nusa Penida nanti akan terjadi penghematan yang luar biasa dan juga akan menekan emisi yang luar biasa. Nusa Penida akan menjadi best practice bagaimana energi transisi dengan PLTS khususnya, jadi kita memperoleh pengalaman empirik bagaimana mengganti energi fosil ke energi baru terbarukan,” tambahnya.

2. PLTS Hybrid Nusa Penida akan menyediakan listrik di 3 pulau

Ardi (kiri), Petugas PLN ULP Tegalrejo memandu Winarno untuk penggunaan dan pengecekan meteran listrik di kebun strawberry VIA yang berada di dataran tinggi lereng Gunung Merbabu di Magelang, Jawa Tengah, Rabu (6/12/2023). (IDN Times/Dhana Kencana)
Ardi (kiri), Petugas PLN ULP Tegalrejo memandu Winarno untuk penggunaan dan pengecekan meteran listrik di kebun strawberry VIA yang berada di dataran tinggi lereng Gunung Merbabu di Magelang, Jawa Tengah, Rabu (6/12/2023). (IDN Times/Dhana Kencana)

Lebih lanjut, untuk mendukung pariwisata Pulau Dewata dengan energi bersih, langkah ini juga sebagai bentuk dukungan untuk mewujudkan Net Zero Emission (NZE) pada 2060, serta implementasi proses bisnis yang diselaraskan dengan aspek Environmental, Social and Governance (ESG).

Perlu diketahui, sebagai penyumbang target bauran EBT menuju NZE tahun 2060, PLTS Hybrid Nusa Penida memiliki peran strategis untuk melistriki 3 pulau, di antaranya adalah Pulau Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan Nusa Penida dengan luas wilayah 209,4 km2 dan jumlah pelanggan sebanyak 21,238.

"Sesuai rencana jangka pendek pada tahun 2024, akan dilakukan penambahan mesin pembangkit berkapasitas 4 MW untuk pemenuhan keandalan dan pelayanan penyambungan," ucapnya. 

3. Porsi pembangunan pembangkit EBT 20,9 GW

PLTS 50 MW di IKN (Dok PLN)
PLTS 50 MW di IKN (Dok PLN)

Pengembangan PLTS di Nusa Penida merupakan salah satu program yang telah tersusun dalam Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN Persero Tahun 2021-2030 yang disebut RUPTL paling hijau, karena 52 persen pembangkit listrik yang akan dibangun memanfaatkan sumber energi terbarukan.

Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto menyampaikan bahwa dalam RUPTL paling hijau, jumlah porsi pembangunan pembangkit EBT sebesar 20,9 GW, dan dari porsi tersebut 5,2 GW merupakan pembangkit listrik tenaga surya dan bayu.

“Komitmen menghadirkan energi bersih tentunya dibuktikan melalui capaian penurunan emisi CO2. Di tahun 2023, PLN telah berhasil mengurangi Emisi CO2 sebesar 52,3 juta ton C02 dari proses bisnis, dari 335 Juta Ton CO2 turun menjadi 283 Juta Ton C02 dengan berbagai extraordinary effort. Capaian ini menjadi fondasi kuat menuju target Net Zero Emission 2060,” ungkap Wiluyo.

Sejalan dengan komitmen, maka pemerintah dan PT PLN (Persero), PLN Indonesia Power siap mendukung program transisi energi di Indonesia.

Direktur Operasi Pembangkit Gas PT PLN Indonesia Power Djoko Mulyono menyampaikan bahwa PLN Indonesia Power akan terus mengejar target bauran EBT, salah satunya melalui pengembangan pembangkit hijau di Nusa Penida.

“PLN Indonesia Power bersama dengan PT PLN (Persero) telah menyusun roadmap pengembangan PLTS di Nusa Penida sampai dengan tahun 2029 melalui penambahan kapasitas serta pembaharuan teknologi. Dalam project ini tentunya kami akan terus mengawal sampai akhir,” ujar Djoko.

 

4. PLTS Nusa Penida dorong target NZE pemerintah Bali lebih cepat

Ilustrasi pertumbuhan. (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi pertumbuhan. (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu, Senior Manager PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Bali, I Made Harta Yasa, mengatakan PLN IP UBP Bali selaku unit yang diberikan penugasan untuk mengelola PLTS Hybrid Nusa Penida mendukung penuh roadmap pengembangan sistem Nusa Penida dengan energi bersih yang telah disusun untuk mengejar target bauran EBT.

“Dengan pengembangan PLTS di Nusa Penida ini tidak hanya mendukung target NZE secara nasional, namun juga khususnya Bali NZE yang telah ditargetkan Pemerintah Bali lebih cepat 15 tahun dari target nasional yaitu pada tahun 2045,” ungkap Made.

PLN Indonesia Power melalui Unit Bisnis Pembangkitan Bali akan terus mendukung kebijakan dan target Pemerintah Bali dalam wujudkan NZE di tahun 2045 dengan terus kembangkan potensi EBT di Bali.

"Dukungan ini tidak hanya karena Pulau Bali memiliki potensi energi terbarukan yang berlimpah, namun juga karena Bali merupakan salah satu destinasi wisata terfavorit di dunia yang akan terus menjadi sorotan international," jelasnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us