Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Potensi Permintaan Produk-Layanan Halal RI 619,47 Miliar Dolar AS

JTM-Halal-certificate
JTM-Halal-certificate

Jakarta, IDN Times - Sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia jadi incaran banyak negara untuk memasarkan produk-produk halalnya. Tak heran jika kemudian Indonesia hanya menjadi konsumen produk halal ketika pada saat bersamaan justru bisa menjadi pusat industri halal dan ekonomi syariah.

Jumlah penduduk muslim yang sangat besar ditambah dengan tingginya kesadaran mengonsumsi produk halal, jadi kombinasi tepat membuat Indonesia sebagai pasar industri halal negara-negara lain.

"Maka dengan demikian pasarnya pun membesar dan kita lihat bahwa memang industri halal di Indonesia berkembang pesat, pmulai dari makanan halal, obat-obatan, pakaian, dan juga hotel dan pariwisata berkembang pesat," kata Associate Professor School of Business and Economics Universiti Brunei Darussalam, Mohammad Nabil Almunawar, dalam diskusi publik INDEF, di Jakarta, Jumat (4/10/2024).

1. Permintaan produk dan layanan halal di Indonesia terus tumbuh

Suasana di dalam Masjid Istiqlal, Jakarta (unsplash.com/Alim)
Suasana di dalam Masjid Istiqlal, Jakarta (unsplash.com/Alim)

Sejalan dengan itu, Nabil mengungkapkan, permintaan produk dan layanan halal di Indonesia terus mengalami pertumbuhan.

Adapun pertumbuhan itu diperkirakan bakal mencapai 619,47 miliar dolar AS pada 2029, dengan industri makanan dan minuman (mamin) menjadi segmen paling besar.

"Sayangnya market yang besar ini sebagian besar diambil negara-negara nonmuslim. Negara-negara muslim, termasuk Indonesia berproduksi juga, tapi masih menjadi consumer. Kalau kita lihat di Indonesia pun kalau masalah makanan memang berproduksi bagus, tapi ternyata produsennya negara nonmuslim, yang menikmati kue market halal yang besar ini sebagian besar negara nonmuslim. Ini jadi wake up call buat kita," tutur Nabil.

2. Negara-negara nonmuslim ambil peran sebagai produsen mamin halal terbesar

ilustrasi logo halal (commons.m.wikimedia.org/Solomon203)
ilustrasi logo halal (commons.m.wikimedia.org/Solomon203)

Berdasarkan data State of Global Islamic Economic 2023/2024, negara-negara dengan mayoritas penduduk nonmuslim justru menjadi produsen industri makanan dan minuman (mamin) halal terbesar di dunia.

Pertama adalah Brasil, diikuti India dan yang ketiga adalah Amerika Serikat (AS). Kemudian yang keempat adalah Rusia dan terakhir China.

"Kita konsumen terbesar. Nah, ini saya kira perlu kita lakukan sinergi ke depan agar kita, Indonesia, Brunei, Malaysia itu menjadi pemimpin untuk menguasai ekosistem ekonomi syariah global ini," ujar Associate Center for Sharia Economic Development Studies INDEF, Hakam Naja, dalam kesempatan yang sama.

3. Indonesia wajib kolab untuk jadi pusat industri halal dunia

Label Halal Indonesia yang dikeluarkan Kemenag (Kemenag.go.id)
Label Halal Indonesia yang dikeluarkan Kemenag (Kemenag.go.id)

Sebelumnya, Hakam mengungkapkan, Indonesia tidak bisa membangun ekosistem halal dan ekonomi syariah sendirian, melainkan harus secara kolektif.

"Minimal 57 negara OKI, Organisasi Konferensi Islam dan tentu saja sekiranya kita mau membangun ekosistem, kita mesti membangun hubungan dengan negara lain, kenapa? Karena dari data yang ada, ke depan kurang lebih 2 miliar penduduk muslim di dunia itu akan mengeluarkan konsumsi sekitar 3 triliun dolar Amerika Serikat," tutur Hakam.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ridwan Aji Pitoko
EditorRidwan Aji Pitoko
Follow Us