Potensi Tenaga Surya RI Besar, Luhut Ajak China Bangun PLTS

- Menteri Luhut ajak pengusaha China bangun PLTS di Indonesia
- Indonesia memiliki potensi tenaga surya 3.000 GW, permintaan listrik signifikan dari Singapura
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengajak pengusaha China untuk mendirikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan saat Luhut melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri China, H.E. Wang Yi beberapa waktu lalu.
1. Ada potensi besar di RI dan permintaan besar dari Singapura

Luhut mengungkapkan, undangan kepada pengusaha China untuk membangun PLTS lantaran besarnya potensi tenaga surya yang dimiliki Indonesia mencapai 3.000 GW. Selain itu, juga adanya permintaan listrik yang signifikan dari negara tetangga, seperti Singapura sebesar 11 GW hingga 2035 mendatang.
"Maka saya juga mendorong produsen tenaga surya dan supply chain Tiongkok untuk mendirikan pabrik di Indonesia," kata dia pada akunnya di Instargram, dikutip Senin (17/6/2024).
Selain itu, Luhut juga meminta dukungan technical assistance untuk penurunan polusi dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Indonesia.
"Saya juga mengundang pemerintah Tiongkok untuk berpartisipasi dalam Indonesia International Sustainability Forum yang sekiranya akan digelar pada 5-6 September 2024 mendatang," ujarnya.
2. Apa saja yang dibahas Luhut dan Menlu China?

Luhut mengungkapkan, ada beberapa hal yang dibicarakannya bersama dengan H.E. Wang Yi dalam pertemuan bilateral tersebut.
"Kami membicarakan beberapa hal terkait usulan tiga arah kerja sama yang disepakati pada pertemuan HDCM ke-4 di Labuan Bajo, Indonesia beberapa bulan lalu," ujar dia.
Luhut menekankan dua langkah penting. Pertama, pembentukan task force untuk mendorong kerja sama ketahanan pangan dan kesehatan. Kedua, tiga bidang kerja sama pembangunan hijau, pembangunan digital, dan kesejahteraan rakyat diarahkan untuk implementasi berbagai MoU G2G.
MoU tersebut telah ditandatangani pada 2023 lalu, untuk bidang kerja sama ekonomi digital, transisi energi dan hilirisasi.
"Saya juga sampaikan agar perusahaan-perusahaan China yang telah bekerja sama dengan Indonesia dalam investasi energi hijau, turut mengundang suppliernya untuk berinvestasi di tanah air. Khususnya industri baterai berbasis nikel untuk menggunakan produksi nikel di Indonesia," tutur dia.
3. Luhut harapkan hubungan bilateral wujudkan kesejahteraan masyarakat

Luhut menuturkan, Indonesia dan China akan merayakan 75 tahun hubungan diplomatik bersama pada tahun depan. Dia pun berharap hubungan bilateral kedua negara tetap saling mendukung dan mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya bersama-sama.
"Seperti dua batang bambu yang tumbuh berdampingan kemudian menjulang mencapai langit, sehingga model kemitraan strategis komprehensif yang kami jalin bersama selama ini menjadi model percontohan rasa senasib sepenanggungan untuk mewujudkan masa depan bersama-sama bagi negara berkembang lainnya," ucap dia.