Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Prinsip Dasar Akuntansi beserta Penjelasan Lengkapnya

Pixabay.com/Michal Jarmoluk

Prinsip dasar akuntansi perlu kamu kuasai dalam menyusun laporan keuangan dengan baik. Untuk diketahui, prinsip-prinsip ini dibutuhkan sebagai pedoman supaya laporan keuangan yang kamu buat bisa sesuai prosedur.

Prinsip-prinsip dasar akuntansi sebenarnya biasanya menjadi materi dalam mata pelajaran akuntansi di bangku SMA. Namun, mungkin sebagian dari kamu tidak ingat kesepuluh prinsip ini.

Oleh sebab itu, berikut IDN Times akan merangkum kesepuluh prinsip tersebut dalam artikel ini. Simak, yuk!

1. Prinsip biaya historis atau historical cost principle

ilustrasi dekorasi Halloween untuk halaman rumah (pexels.com/Charles Parker)

Prinsip pertama maksudnya dalam menyusun laporan keuangan, kamu harus melakukan pencatatan terhadap setiap biaya yang keluar untuk mendapatkan barang. Kamu diharuskan menghitung semua transaksi, baik itu nilai barang, jasa, dan lainnya.

Misalnya, ketika sebuah perusahaan membeli AC, maka kamu juga harus menghitung harga AC dan biaya lainnya, seperti biaya pemasangan AC atau biaya angkut.

2. Prinsip pengakuan pendapatan atau revenue recognition

Pexels.com/KarolinaGrabowska

Prinsip dasar akuntansi yang satu ini mewajibkan kamu untuk mencatat harga yang didapat dari penyerahan barang atau jasa sebagai pendapatan. 

Misalnya, saat perusahaan mendapatkan Rp10 juta dari penjualan mobil, maka selain diakui sebagai 'Harta', Rp10 juta tersebut juga dianggap sebagai 'Pendapatan'.

3. Prinsip mencocokkan atau matching

Pexels.com/Pixabay

Prinsip berikutnya adalah matching principle. Prinsip ini masih berkaitan dengan prinsip sebelumnya. Perbedaannya adalah 'Pendapatan' tadi harus dicocokkan dengan biaya yang harus dikeluarkan ketika bertransaksi.

Hal tersebut berfungsi untuk mengetahui apakah sebuah perusahaan sedang berada di situasi untung atau rugi. Jika pendapatan lebih besar dari beban, maka perusahaan tersebut sedang untung. Begitu pula sebaliknya.

4. Prinsip konsistensi atau consistency

ilustrasi belajar akuntansi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Prinsip konsistensi maksudnya dalam menyusun laporan keuangan, metode dan standar yang digunakan harus diterapkan secara konsisten. Misalnya, sebuah perusahaan menggunakan sistem accrual basis. Sistem tersebut semestinya tidak boleh bergonta-ganti.

Sebab jika terus berganti dan tidak konsisten, maka pengguna informasi akuntansi akan lebih sulit dalam menganalisis laporan keuangan. Prinsip dasar akuntansi ini mencerminkan keakuratan penyusunnya.

5. Prinsip pengungkapan secara lengkap atau full disclosure

pixabay.com

Prinsip yang satu ini mewajibkan kamu menyajikan informasi di laporan keuangan secara benar-benar lengkap. Sebab pengguna informasi akuntansi tentu membutuhkan selengkap-lengkapnya informasi supaya bisa mengambil keputusan yang tepat.

Jika ada informasi yang terlewat, maka akan timbul pertanyaan-pertanyaan tentang keuangan sebuah perusahaan.

6. Prinsip entitas ekonomi atau economic entity

Ilustrasi belajar akuntansi (pexels.com/AndreaPiacquadio)

Prinsip entitas ekonomi sebagai prinsip dasar akuntansi adalah sebuah sistem informasi ekonomi yang harus berdiri sendiri. Kamu tidak bisa memasukkan laporan keuangan pribadi maupun pihak lain ke dalam laporan keuangan perusahaan.

Misalnya, sebuah perusahaan memiliki arus kas dengan transaksi tertentu. Pemilik perusahaan tersebut hendak mengetahui status keuangan perusahaannya. Oleh sebab itu, laporan keuangan tersebut harus dibuat secara khusus.

Jangan sampai transaksi pribadi si pemilik perusahaan yang tidak berkaitan dengan usahanya justru masuk ke laporan keuangan perusahaan.

7. Prinsip periode akuntansi

Pixabay.com/777546

Prinsip periode akuntansi berarti kamu harus membuat batas periode tertentu dalam menyusun laporan keuangan perusahaan. Prinsip ini sangat diperlukan supaya laporan keuangannya memiliki kurun waktu yang jelas.

Setiap periode laporan keuangannya juga beragam. Ada yang bergantung kesepakatan dan konsistensi antara laporan keuangan sebelumnya.

Satu periode laporan keuangan juga berbeda-beda. Bisa dalam 1 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 6 bulan, bahkan 1 tahun.

8. Prinsip satuan moneter

Unsplash.com/Kelly Sikkema

Prinsip dasar akuntansi selanjutnya adalah prinsip satuan moneter. Satuan moneter maksudnya satuan uang yang dipakai dalam perhitungan laporan keuangan. Misalnya, menggunakan rupiah, dolar, dan sebagainya.

9. Prinsip kesinambungan usaha atau going concern

pexels/Acharaporn Kamornboonyarush

Prinsip kesinambungan usaha atau going concern berarti sebuah perusahaan semestinya harus terus berjalan secara berkesinambungan. Terkecuali jika terjadi kejadian tertentu yang memengaruhinya.

Bagaimana pun, suatu entitas ekonomi harus tetap berjalan.

10. Prinsip materialitas

pexels.com/Super Kuncheek

Prinsip terakhir adalah prinsip materialitas. Prinsip ini menganggap bahwa pengukuran dan pencatatan akuntansi itu materialistis atau bernilai. Maksudnya, sebuah informasi akuntansi memiliki nominal dan bisa dijual.

Jika sebuah informasi akuntansi memiliki nilai nominal dan bisa memengaruhi penggunanya dalam mengambil keputusan, maka informasi tersebut mengandung nilai materialitas.

Demikianlah 10 prinsip dasar akuntansi yang perlu kamu ketahui dalam menyusun laporan keuangan akuntansi perusahaan. Tujuannya supaya laporan yang kamu buat bisa tepat dan sesuai standar.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogama Wisnu Oktyandito
Jumawan Syahrudin
3+
Yogama Wisnu Oktyandito
EditorYogama Wisnu Oktyandito
Follow Us