Produksi Minyak PHR Zona 4 Catat Rekor, Capai 30 Ribu Barel per Hari

- Peningkatan produksi minyak PHR Zona 4 mencapai rekor 30 ribu BOPD
- Penambahan sumur pemboran, interpretasi potensi subsurface, dan fasilitas modular menjadi faktor peningkatan produksi
- Pencapaian 30 ribu BOPD menjadi awal prestasi berikutnya dengan kontribusi dari beberapa struktur strategis dan kolaborasi lintas fungsi
Jakarta, IDN Times - Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 4 Regional Sumatra Subholding Upstream Pertamina mencatatkan rekor produksi minyak sebanyak 30 ribu barel per hari (BOPD).
Capaian tersebut menjadi yang tertinggi sejak Subbolding Upstream dibentuk empat tahun lalu atau pada 2021. Capaian ini juga menjadi bukti lapangan mature yang dikelola secara inovatif mampu berkontribusi signifikan bagi ketahanan energi nasional.
1. Peningkatan produksi berkat penambahan sumur pemboran

General Manager PHR Zona 4 Djujuwanto mengatakan, peningkatan produksi minyak tersebut merupakan hasil kerja keras berkesinambungan sejak 2023. PHR Zona 4 telah melakukan penambahan jumlah sumur pemboran setiap tahunnya.
Dia menjelaskan, pendekatan baru dalam interpretasi potensi subsurface berhasil mengidentifikasi lapisan produktif yang sebelumnya tidak terpetakan. Selain itu, pembangunan fasilitas modular dan fleksibel memastikan minyak hasil pemboran dapat ter-deliver optimal.
2. Pencapaian 30 ribu BOPD menjadi awal prestasi berikutnya

Djujuwanto menuturkan, keberhasilan mencapai 30 ribu BOPD ini adalah bukti nyata bahwa dengan kepercayaan, harmonisasi, dan semangat bergerak maju, lapangan tua sekalipun mampu memberi kontribusi besar.
"Pencapaian ini bukanlah akhir, tetapi awal dari prestasi-prestasi lebih besar yang akan datang," kata dia dalam keterangannya, Kamis (11/9/2025).
3. Kontributor peningkatan produksi minyak

Djujuwanto mengungkapkan, produksi Zona 4 pada awal 2025 sebanyak 27.384 BOPD, dan terus meningkat hingga mencapai rekor 30 ribu BOPD. Adapun kontributor utama peningkatan produksi berasal dari keberhasilan pemboran di beberapa struktur strategis, seperti Lembak – Kemang – Tapus, Benuang, Gunung Kemala, Karangan – Tanjung Miring Barat.
"Keberhasilan ini juga tidak terlepas dari kolaborasi lintas fungsi yang solid, serta dukungan penuh dari regulator, pemerintah daerah, dan masyarakat," ujarnya.
Menurut dia, penerapan budaya kerja tiga pilar Operations Cultures menjadi fondasi keberhasilan tersebut. Ketiga pilar itu, yakni membangun kepercayaan antarpemangku kepentingan (trust), harmonisasi tim dengan menyatukan keahlian beragam menjadi kerja tim yang solid, serta semangat inovasi dan keberanian mencoba cara baru (moving forward), termasuk implementasi batch drilling dan optimasi lapangan mature.