Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Profil Riza Chalid, Saudagar Minyak yang Rumahnya Digeledah Kejagung

Muhammad Riza Chalid (Akun X/@MRizachalid)

Mohammad Riza Chalid menjadi sorotan publik usai kasus dugaan korupsi pengelolaan minyak yang menjerat anaknya, Muhammad Kerry Adrianto. Kerry yang menjabat Presiden Direktur di PT Navigator Khatulistiwa terlibat dalam skandal tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina periode 2018-2023.

Kasus tersebut memunculkan kembali nama Riza, apalagi setelah Kejaksaan Agung menggeledah rumahnya di Jalan Jenggala, Kebayorna Baru, Jakarta Selatan pada Selasa (25/2/2025), terkait penyidikan kasus korupsi tersebut.

Siapa sebenarnya Riza Chalid dan mengapa namanya sering dikaitkan dengan bisnis minyak di Indonesia? Bagaimana perjalanan kariernya hingga ia dijuluki "Saudagar Minyak"?

Berikut profil lengkap Mohammad Riza Chalid.

1. Keluarga dan kehidupan pribadi yang penuh sorotan

Riza Chalid sebagai cover majalah Review Weekly (https://issuu.com/majalahreviewweekly)

Riza Chalid lahir pada 17 Juli 1953 dari pasangan Chalid bin Abdat dan Siti Hindun binti Ali Alkatiri. Ia menikah dengan Roestriana Adrianti (Uchu Riza) pada 1985, namun bercerai pada 2012. Dari pernikahan tersebut, ia memiliki dua anak, Muhammad Kerry Adrianto dan Kenesa Ilona Rina. Pada 1998, saat krisis moneter melanda Indonesia, keluarganya pindah ke Singapura untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

Baru-baru ini, dua anaknya, Muhammad Kerry Adrianto dan Gading Ramadhan Joedo (anak angkatnya), ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding dan KKKS periode 2018-2023.

Kasus ini semakin memperburuk citra keluarga Riza Chalid di mata publik. Banyak pihak yang menduga bahwa pengaruh bisnis ayahnya turut memainkan peran dalam kasus tersebut. Namun, hingga kini Riza Chalid sendiri belum memberikan pernyataan resmi terkait kasus yang menimpa anak-anaknya.

2. Dijuluki saudagar minyak yang menguasai bisnis energi

Dilansir ANTARA, Mohammad Riza Chalid dikenal sebagai "Saudagar Minyak" atau "The Gasoline Godfather" karena dominasinya dalam bisnis impor minyak di Indonesia. Ia memiliki jaringan bisnis yang luas, terutama melalui Petral, perusahaan milik Pertamina yang berbasis di Singapura yang sudah dibubarkan di awal pemerintahan Joko "Jokowi" Widodo.

Petral bertanggung jawab atas pengadaan minyak mentah dan BBM, meskipun kerap dikritik karena harga yang tidak kompetitif. Total nilai bisnis minyak yang dikendalikannya diperkirakan mencapai 30 miliar dolar Amerika per tahun, menjadikannya salah satu pemain terbesar di industri ini.

Selain menguasai bisnis impor minyak, Riza Chalid juga memiliki kepentingan dalam sektor energi lainnya. Ia disebut-sebut memiliki koneksi dengan berbagai perusahaan migas di luar negeri, termasuk di Timur Tengah dan Rusia.

Jaringan globalnya memungkinkan dia untuk mendapatkan akses ke sumber minyak dengan harga lebih murah dibandingkan pesaingnya. Hal ini membuatnya tetap menjadi pemain utama dalam industri minyak Indonesia, meskipun kerap dikritik karena praktik bisnisnya yang tertutup.

3. Jejak karier dan kekayaan yang fantastis

ilustrasi perusahaan minyak dan gas (migas) dunia (IDN Times/Arief Rahmat)

Riza Chalid memiliki berbagai bisnis yang mencakup ritel mode, perkebunan kelapa sawit, hingga perusahaan minyak. Beberapa perusahaan yang diketahui terkait dengannya adalah Supreme Energy, Paramount Petroleum, Straits Oil, dan Cosmic Petroleum. Semua perusahaan tersebut berbasis di Singapura dan didaftarkan di Kepulauan Virgin, sebuah wilayah yang dikenal sebagai surga pajak.

Berkat bisnisnya, ia masuk dalam daftar 150 orang terkaya di Indonesia versi Globe Asia dengan total kekayaan diperkirakan mencapai 415 juta dolar Amerika, menempati peringkat ke-88. Kekayaannya yang fantastis tidak hanya berasal dari sektor minyak, tetapi juga dari bisnis lainnya. Ia memiliki investasi di berbagai bidang, termasuk properti dan logistik.

Banyak pihak yang menyebut bahwa koneksi politiknya juga berperan besar dalam kesuksesannya. Meskipun demikian, Riza Chalid jarang muncul di hadapan publik dan lebih memilih menjaga profil rendah dalam menjalankan bisnisnya.

4. Terlibat dalam sejumlah kontroversi besar

Sejumlah penyidik Kejaksaan Agung membuka segel kediaman pengusaha Muhammad Riza Chalid untuk proses penggeledahan di Jalan Jenggala II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (25/2/2025). (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Nama Riza Chalid beberapa kali mencuat dalam berbagai kasus kontroversial. Salah satu yang paling terkenal adalah keterlibatannya dalam skandal "Papa Minta Saham" yang menyeret Ketua DPR RI saat itu, Setya Novanto, terkait perpanjangan izin operasi PT Freeport Indonesia.  Selain itu, ia juga pernah terlibat dalam pembelian pesawat Sukhoi untuk PT Dwipangga Sakti Prima pada 1997, yang diduga mengalami mark-up harga.

Tak hanya di sektor bisnis, Riza juga dikaitkan dengan politik, termasuk menjadi penyokong dana kampanye pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada Pemilu 2014. Saat itu, namanya sempat terseret dalam skandal tabloid Obor Rakyat, yang diduga diproduksi dengan modal dari koceknya.

Selain skandal politik dan bisnis, ia juga dikaitkan dengan berbagai praktik kartel di sektor energi. Beberapa laporan menyebutkan bahwa ia memiliki pengaruh besar dalam menentukan harga minyak impor di Indonesia. Dugaan praktik monopoli ini membuatnya sering menjadi sorotan media dan pemerintah. Meskipun demikian, ia selalu berhasil menghindari tuntutan hukum dan tetap menjadi salah satu pengusaha minyak paling berpengaruh di Indonesia.

Kasus yang melibatkan Riza Chalid dan keluarganya menunjukkan bagaimana bisnis dan politik di Indonesia kerap kali saling berkaitan. Dengan berbagai kontroversi yang telah terjadi, nama Riza tetap menjadi sorotan dalam berbagai pemberitaan nasional.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us