Profil Sulaiman Al Rajhi, Miliarder Arab Saudi yang Relakan Hartanya

Nama Sulaiman Al Rajhi adalah salah satu contoh nyata bahwa kerja keras, ketekunan, dan kerendahan hati dapat membawa seseorang dari titik nol hingga puncak kesuksesan. Lahir dari keluarga sederhana di Arab Saudi, ia tumbuh dalam lingkungan yang jauh dari kemewahan. Bahkan, Al Rajhi harus bekerja sejak usia belia untuk membantu menopang kebutuhan keluarganya.
Namun, keterbatasan tersebut tidak menghentikan langkahnya. Dengan dedikasi luar biasa dan prinsip hidup sederhana, Al Rajhi berhasil membangun kerajaan bisnis.
Bisnis Al Rajhi tidak hanya mengangkat namanya sebagai salah satu orang terkaya di dunia, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. Yang membedakan Al Rajhi dari banyak miliarder lainnya adalah bagaimana ia memandang kekayaan sebagai amanah.
Baginya, kekayaan bukan hanya untuk dinikmati, tetapi juga untuk dibagikan demi kebaikan bersama. Melalui kerja keras, ia berhasil mencapai kesuksesan. Tak berhenti di situ, melalui kedermawanannya, ia memberikan kembali kepada masyarakat dalam skala yang luar biasa besar.
Kisah hidupnya adalah perjalanan panjang yang penuh dengan pelajaran berharga, mulai dari masa kecil yang sulit, perjalanan bisnis yang penuh tantangan, hingga keputusan besar untuk mendonasikan sebagian besar hartanya demi membantu sesama.
Dilansir Forbes, berikut adalah profil Sulaiman Al Rajhi yang dirangkup melalui tujuh tahapan penting dalam hidupnya. Semoga kisahnya dapat menginspirasi kita semua.
1. Memulai karier pada usia 9 tahun

Tidak banyak anak usia 9 tahun yang memiliki tanggung jawab besar seperti Sulaiman Al Rajha. Ia mulai bekerja sebagai porter di Pasar Al Khadra, Riyadh, dengan tugas membawa barang belanjaan pembeli. Meski tampak sederhana, pekerjaan ini memberikan pelajaran penting baginya tentang tanggung jawab dan ketekunan.
Ia belajar menghadapi pelanggan dari berbagai latar belakang, yang membentuk kemampuan komunikasinya sejak dini. Melalui pekerjaan ini, Al Rajhi juga menyadari pentingnya menjaga kepercayaan orang lain. Hal ini adalah nilai yang menjadi fondasi kariernya di kemudian hari.
2. Bekerja sebagai pengumpul kurma dengan gaji minim

Pada usia 12 tahun, Sulaiman Al Rajhi bekerja sebagai pengumpul kurma dengan bayaran hanya 6 riyal per bulan atau setara Rp25 ribu. Kondisi kerja yang keras, termasuk tidur di atas kerikil di tempat kerja dan memakai pakaian yang sama setiap hari, tidak membuatnya menyerah.
Sebaliknya, pengalaman ini membentuk daya tahan mental dan fisiknya. Ia memahami betul arti hidup sederhana dan bagaimana mengelola keuangan dalam kondisi sulit. Nilai-nilai ini terus ia pegang bahkan setelah menjadi salah satu orang terkaya di dunia.
3. Menjadi penjual minyak kerosin untuk menyambung hidup

Masa remaja Sulaiman diisi dengan berbagai pekerjaan, salah satunya sebagai pedagang grosir minyak tanah atau kerosin. Ia belajar memahami dinamika pasar lokal, termasuk bagaimana menentukan harga dan mengelola logistik barang.
Pengalaman ini memberinya wawasan tentang bagaimana sebuah produk sederhana dapat menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Hal itu kemudian menginspirasinya untuk menciptakan bisnis-bisnis yang melayani kebutuhan dasar masyarakat di masa depan.
4. Mendirikan toko kelontong di usia muda

Ketika bekerja sebagai pegawai kontraktor dengan gaji 60 riyal per bulan atau setara dengan Rp250 ribu, Al Rajhi memanfaatkan pendapatannya untuk membuka toko kelontong kecil. Meski sederhana, toko ini menjadi langkah awalnya dalam memahami pentingnya manajemen usaha, termasuk mengelola inventaris dan membangun hubungan baik dengan pelanggan.
Namun, pada usia 15 tahun, ia menghadapi dilema finansial yang membuatnya harus menjual toko tersebut. Alasan di balik keputusan ini adalah untuk membiayai pernikahannya. Meski tampak seperti langkah mundur, pengalaman ini justru menjadi pelajaran berharga tentang pengorbanan dan pengelolaan prioritas dalam hidup.
5. Merintis bisnis valuta asing bersama kakaknya

Kesempatan besar datang ketika Al Rajhi bergabung dengan kakaknya, Saleh Al Rajhi, dalam usaha valuta asing. Mereka bersama-sama membuka cabang kedua usaha tersebut pada 1956, lalu memperluas jaringan bisnis keluarga ke level yang lebih tinggi.
Di sini, Sulaiman belajar banyak tentang sistem keuangan dan cara kerja valuta asing. Pengalaman ini menjadi pijakan penting baginya untuk mendirikan bisnis valuta asingnya sendiri di masa depan.
6. Mendirikan perusahaan sendiri dan ekspansi global

Tahun 1970 menjadi titik balik dalam hidup Al Rajhi. Ia memutuskan untuk memisahkan diri dari usaha keluarga dan mendirikan perusahaan valuta asing miliknya sendiri. Keputusan ini bukan hanya berani, tetapi visioner. Ia berhasil membuka lebih dari 30 cabang di seluruh Arab Saudi, membangun reputasi sebagai perlaku usaha yang terpercaya.
Tidak hanya itu, Al Rajhi juga memperluas bisnisnya ke luar negeri, termasuk Mesir dan Lebanon. Langkah ini menunjukkan kemampuannya membaca peluang pasar di internasional dan keberanian mengambil risiko besar.
7. Mengalihkan kekayaan untuk amal

Sulaiman Al Rajhi dikenal sebagai miliarder yang rendah hati. Pada 2011, dia mengumumkan bahwa sebagian besar hartanya, termasuk saham di Al Rajhi Bank, perusahaan kertas, dan aset lainnya, akan disumbangkan ke yayasan amal yang ia dirikan, yaitu Al Rajhi Endowment.
Yayasan ini fokus pada program pendidikan dan pengentasan kelaparan di Arab Saudi. Langkah ini menunjukkan bahwa kesuksesan sejati bukanlah tentang kekayaan materi, melainkan bagaimana kekayaan tersebut dapat digunakan untuk membantu orang lain.
8. Pelajaran dari kehidupan Sulaiman Al Rajhi

Kehidupan Sulaiman Al Rajhi mengajarkan bahwa keberhasilan tidak datang secara instan, melainkan melalui kerja keras, pengorbanan, dan kesabaran. Prinsipnya tentang "mengumpulkan setiap sen untuk masa depan" adalah pelajaran sederhana yang relevan bagi siapa saja yang ingin membangun kesuksesan.
Sikapnya yang tetap rendah hati meskipun menjadi salah satu orang terkaya di dunia adalah pengingat bahwa kekayaan adalah alat untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama.
Bagaimana menurutmu tentang profil dan perjalanan hidup Al Rajhi? Apa yang bisa kita pelajari dari perjalanan hidupnya?