Program MBG Tancap Gas, Realisasi Anggaran Melesat 3 Kali Lipat

- Kemenkeu tempatkan pegawai di BGN untuk percepatan pencairan anggaran MBG.
- BGN tidak lagi menggunakan sistem reimburse ke Kemenkeu, melainkan laporan kebutuhan selama 10 hari.
- BGN optimistis bisa serap anggaran Rp99 triliun untuk MBG hingga akhir 2025.
Jakarta, IDN Times – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengklaim realisasi anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) semakin cepat terakselerasi.
Direktur Jenderal Perbendaharaan Kemenkeu, Astera Primanto Bhakti, mengatakan percepatan tersebut sudah terlihat sejak Juni 2025. Bahkan, realisasi anggaran dari Agustus ke September 2025 tercatat melonjak hingga tiga kali lipat.
“Kalau kita lihat pergerakan realisasi MBG, sejak Juni, Juli, hingga Agustus sudah mulai meningkat. Kemudian dari Agustus ke September, realisasinya naik tiga kali lipat,” ujar Prima dalam Media Briefing di Kemenkeu, Jumat (3/10/2025).
1. Percepat pencairan, Kemenkeu tempatkan pegawai di BGN

Untuk mempercepat akselerasi belanja dan mengatasi kendala dalam penyaluran MBG, Kemenkeu menempatkan pegawainya langsung di Badan Gizi Nasional (BGN). Langkah ini ditempuh guna memperlancar proses pencairan serta mengatasi potensi bottleneck dalam realisasi anggaran.
“Dari segi realisasi, angkanya sudah mencapai Rp20 triliun, dengan penerima sebanyak 30 juta orang. Jumlah SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) juga sudah sekitar 13 ribu. Angka ini meningkat cukup pesat dibandingkan bulan sebelumnya,” jelas Prima.
2. BGN tidak lagi pakai sistem reimburse ke Kemenkeu

Prima menjelaskan mekanisme pencairan anggaran MBG saat ini, tidak lagi menggunakan sistem reimburse seperti di awal program. Sistem lama dinilai memperlambat realisasi, sehingga setelah April 2025 dilakukan perubahan.
Kini, BGN melaporkan perencanaan kebutuhan selama 10 hari kepada Kemenkeu. Setelah laporan disampaikan, Kemenkeu langsung mencairkan anggaran untuk periode tersebut.
“Di awal kami pakai model konvensional. Tapi realisasinya lambat, sehingga dievaluasi. Sekarang sistemnya, dana diberikan untuk kebutuhan 10 hari. Kalau habis, BGN bisa ajukan lagi dengan bukti realisasi. Dengan mekanisme ini, terbukti terjadi percepatan,” tegasnya.
3. BGN optimistis bisa serap anggaran Rp99 triliun untuk MBG

Sebelumnya, Kepala BGN, Dadan Hindayana, optimistis dapat menyerap seluruh anggaran MBG sebesar Rp99 triliun hingga akhir 2025. Jumlah itu terdiri dari pagu awal Rp71 triliun ditambah Rp28 triliun tambahan anggaran dari Kemenkeu.
“Insyaallah bisa terserap. Bahkan kami berencana meminta tambahan Rp28 triliun ke Pak Menkeu, sesuai dana standby yang sudah disiapkan Presiden,” kata Dadan.
Ia menjelaskan, Presiden Prabowo sebelumnya menyiapkan tambahan Rp100 triliun untuk memperluas cakupan MBG hingga 82,9 juta penerima. Namun setelah dihitung ulang, BGN menilai tahun ini realistisnya hanya mampu menyerap Rp28 triliun dari tambahan tersebut.
“Dua bulan lalu saya sudah sampaikan, Rp100 triliun tidak mungkin terserap sekaligus. Estimasi awal maksimal Rp50 triliun, tapi setelah dihitung lagi, yang realistis bisa terserap tahun ini hanya Rp28 triliun,” ujarnya.
Berdasarkan data per Jumat (26/9/2025), realisasi serapan MBG sudah mencapai Rp19,3 triliun, melampaui target September sebesar Rp19 triliun. Bahkan, BGN memperkirakan realisasi bulan (September)bisa tembus Rp21,2 triliun
“Target September sudah terlampaui. Kita perkirakan realisasi bulan ini akan lebih tinggi Rp2,2 triliun dari estimasi,” tutur Dadan.