Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PwC Pangkas 1.500 Pekerja di AS

Ilustrasi PWC (unsplash.com/Adriano)
Ilustrasi PWC (unsplash.com/Adriano)
Intinya sih...
  • PricewaterhouseCoopers (PwC) memangkas 1.500 karyawan di AS sebagai bagian dari restrukturisasi besar.
  • PHK difokuskan pada divisi audit dan pajak karena melemahnya belanja klien korporat untuk jasa tersebut.

Jakarta, IDN Times - PricewaterhouseCoopers (PwC), salah satu firma akuntansi Big Four, resmi memangkas sekitar 1.500 karyawan di Amerika Serikat (AS) pada Senin (5/5/2025). Langkah ini merupakan bagian dari restrukturisasi besar untuk menyesuaikan bisnis dengan kondisi pasar yang semakin menantang.

PHK ini menjadi yang pertama secara formal sejak krisis keuangan global dan menandai pergeseran strategi PwC dalam merespons perlambatan permintaan jasa profesional. PHK difokuskan pada divisi audit dan pajak, dua pilar utama layanan PwC di AS.

Menurut laporan Financial Times, pemangkasan karyawan ini mencakup sekitar 2 persen dari total tenaga kerja PwC AS. Langkah tersebut mencerminkan kesulitan yang tengah dihadapi industri akuntansi akibat melemahnya belanja klien korporat untuk jasa audit dan perpajakan.

Restrukturisasi yang dilakukan sejalan dengan tren PHK di berbagai sektor, seperti yang dilakukan UPS dan Salesforce tahun ini. PwC mengakui efisiensi operasional adalah prioritas utama agar tetap kompetitif dalam lanskap ekonomi global yang tidak menentu.

1. Alasan pemangkasan tenaga kerja

ilustrasi pemecatan (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi pemecatan (IDN Times/Aditya Pratama)

PwC menghadapi penurunan tajam dalam permintaan layanan audit dan pajak di tengah pergeseran kebutuhan klien. Laporan Financial Times menyebut, langkah PHK ini diambil untuk menyelaraskan tenaga kerja dengan proyeksi pertumbuhan yang lebih realistis dan tingkat atrisi yang meningkat.

“Kami harus bertindak cepat untuk memastikan organisasi tetap seimbang dengan kebutuhan pasar,” ujar juru bicara PwC

Ketidakpastian ekonomi global turut memperparah situasi. Dampak dari kebijakan tarif dagang AS dan perlambatan investasi membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam menggunakan jasa konsultan.

“Kami memahami bahwa keputusan ini sulit, tapi penting agar kami tetap gesit dalam menghadapi perubahan eksternal,” ujar perwakilan PwC. 

Selain itu, langkah ini merupakan kelanjutan dari upaya global PwC dalam merampingkan operasional, termasuk PHK senyap di Inggris pada Juni 2024. Firma berharap pengurangan biaya ini dapat memperkuat daya saing dan mendukung pertumbuhan jangka panjang.

2. Dampak terhadap karyawan dan operasional

ilustrasi seseorang di PHK (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)
ilustrasi seseorang di PHK (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

PHK berdampak langsung pada karyawan di divisi audit dan pajak, yang selama ini menjadi tulang punggung operasi PwC AS. Sekitar 1.500 pegawai menerima pemberitahuan mendadak, tanpa banyak peringatan sebelumnya.

“Kami sangat terpukul oleh pengumuman ini. Tidak ada tanda-tanda sebelumnya bahwa akan ada PHK sebesar ini,” ungkap salah satu mantan pegawai PwC. 

Sebagai kompensasi, PwC berkomitmen memberikan paket pesangon dan dukungan transisi karier. Perusahaan menyatakan bahwa bantuan ini bertujuan meminimalkan dampak negatif terhadap kesejahteraan karyawan.

“Kami sepenuhnya mendukung para profesional kami dalam proses transisi ini,” kata juru bicara PwC. 

Namun, langkah ini memunculkan kekhawatiran soal stabilitas kerja di sektor jasa profesional. Kritik bermunculan terkait kurangnya transparansi internal, terutama setelah keputusan PHK di Inggris sebelumnya juga dilakukan secara tertutup.

3. Arah strategis PwC ke depan

Untuk merespons tantangan ini, PwC mulai memfokuskan sumber dayanya pada layanan teknologi seperti data analytics dan keamanan siber. Menurut laporan Reuters, perusahaan berharap strategi ini bisa meningkatkan margin keuntungan dan memperluas basis klien digital.

“Kami melihat masa depan berada pada layanan dengan nilai tambah tinggi yang berbasis teknologi,” ujar juru bicara PwC. 

Sebagai bagian dari transformasi, PwC juga meluncurkan rebranding global bertajuk The New Equation pada April 2025. Identitas visual dan arah komunikasi baru ini bertujuan menunjukkan komitmen terhadap inovasi. Namun, sejumlah pihak menilai perubahan ini kurang tepat waktu.

“Mengubah logo di tengah PHK justru memperburuk persepsi publik terhadap prioritas PwC,” ujar analis bisnis, dikutip dari Hindustan Times. 

Selain itu, PwC telah menutup operasional di sembilan negara Afrika Sub-Sahara pada Maret 2025, sebagai bagian dari strategi selektif dalam ekspansi global. Ke depan, perusahaan akan lebih fokus pada wilayah dan layanan yang dinilai memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us