Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

RI Kejar Finalisasi Perundingan Tarif Resiprokal Trump Bulan Depan

IMG_9083.jpeg
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Intinya sih...
  • Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat (AS) masih melanjutkan negosiasi penerapan tarif resiprokal.
  • Perundingan sudah memasuki tahap perancangan dokumen-dokumen hukum alias legal drafting, salah satunya dokumen Agreement on Reciprocal Trade (ART).
  • Untuk sejumlah komoditas yang tidak diproduksi AS, seperti kelapa sawit, kakao, dan juga karet berpeluang dikenakan tarif bea masuk 0 persen.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat (AS) masih melanjutkan negosiasi penerapan tarif resiprokal.

Saat ini, perundingan sudah memasuki tahap perancangan dokumen-dokumen hukum alias legal drafting, salah satunya dokumen Agreement on Reciprocal Trade (ART). Airlangga menargetkan, finalisasinya bisa tercapai bulan Oktober.

"Harapannya tentu Oktober ini bisa diselesaikan," kata Airlangga di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (30/9/2025).

1. Tarif resiprokal 19 persen belum berlaku

Ilustrasi ekspor-impor. (Dok. Kementerian Keuangan)
Ilustrasi ekspor-impor. (Dok. Kementerian Keuangan)

Presiden AS Donald Trump resmi mengenakan tarif resiprokal sebesar 19 persen untuk sejumlah komoditas asal Indonesia. Saat ini, tarif tersebut belum berlaku, karena masih harus melalui berbagai proses seperti legal drafting, ratifikasi, revisi berbagai peraturan pemerintah atau peraturan menteri, dan sebagainya.

"Tarif AS kan masih dalam negosiasi, sehingga ini belum berlaku," ucap Airlangga.

2. Indonesia yakin bisa dapat tarif 0 persen untuk sawit hingga kakao

ilustrasi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
ilustrasi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Sementara itu, untuk sejumlah komoditas yang tidak diproduksi AS, seperti kelapa sawit, kakao, dan juga karet berpeluang dikenakan tarif bea masuk 0 persen.

"Semua yang tanahnya dari Indonesia, seperti kelapa sawit, karet, kakao itu, hampir dipastikan bisa diberikan 0," ucap Airlangga.

3. Tanggapan soal Trump kenakan tarif 50 persen pada furnitur

ilustrasi furnitur multifungsi (unsplash.com/iKshana Productions)
ilustrasi furnitur multifungsi (unsplash.com/iKshana Productions)

Salah satu produk yang diekspor Indonesia ke AS adalah furnitur. Pada pekan lalu, Trump mengumumkan akan mengenakan tarif 50 persen pada produk furnitur, seperti lemari dapur, meja rias, dan sebagainya. Adapun untuk furnitur berlapis kain dikenakan tarif 30 persen.

Menanggapi hal itu, Airlangga mengatakan ekspor furnitur Indonesia ke AS masih berjalan. Sebab, masih ada permintaan dari negara tersebut.

"Sekarang kan ekspor furnitur kita masih berjalan, dan mereka ada pembatasan, tetapi mereka ada permintaan. Ada permintaan kayu meranti kita untuk ekspor ke Amerika, ataupun misalnya kalau furnitur cover-nya bukan kain, itu kan juga tidak dikenakan tarif seperti yang diumumkan," ucap Airlangga.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dheri Agriesta
EditorDheri Agriesta
Follow Us

Latest in Business

See More

Danantara: Freeport Setuju Lepas 12 Persen Saham ke RI, Free of Charge

30 Sep 2025, 17:59 WIBBusiness