Runtuhnya Jembatan Baltimore jadi Klaim Asuransi Kelautan Terbesar

- Jembatan Francis Scott Key di Baltimore runtuh setelah ditabrak kapal container Singapura, menimbulkan kerugian asuransi kelautan terbesar sepanjang sejarah.
- CEO Lloyd's London menyebut klaim tersebut dapat merugikan perusahaan asuransi hingga 3 miliar dolar AS AS, sementara penutupan pelabuhan Baltimore bisa berdampak buruk pada rantai pasokan global.
Jakarta, IDN Times - Runtuhnya jembatan Francis Scott Key di kota Baltimore, Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu mengakibatkan kerugian asuransi kelautan terbesar sepanjang sejarah.
Hal itu menurut pakar asuransi Inggris. Adapun jembatan tersebut runtuh setelah ditabrak sebuah kapal montainer berbendera Singapura beberapa waktu lalu. Akibat insiden tersebut, enam orang diperkirakan tewas.
1. Minta dana darurat untuk bersihkan puing-puing

Departemen Transportasi Maryland telah meminta dana darurat sebesar 60 juta dolar AS kepada pemerintahan Joe Biden untuk membantu membersihkan puing-puing dan pembersihan setelah insiden tersebut.
Namun itu bukan satu-satunya biaya yang harus dikeluarkan. Sebelum jalur pelayaran dibuka kembali, para ahli mengatakan bahwa insiden tersebut dapat mengakibatkan kerugian hingga 15 juta dolar AS karena pentingnya pelabuhan Baltimore bagi perdagangan global.
2. Kerugian bisa capai 3 miliar dolar AS

Sementara itu, CEO Lloyd’s London, John Neal tidak bersedia menyebutkan berapa besar biaya yang harus ditanggung perusahaan asuransi atas tabrakan tersebut, namun analis di Barclays mengatakan, klaim tersebut dapat merugikan perusahaan asuransi sebesar 3 miliar dolar AS atau setara Rp47,64 triliun (asumsi Rp15.880 per dolar AS).
"Menurut saya ini pasti akan menjadi salah satu kerugian laut terbesar dalam sejarah. Tidak ada keraguan mengenai hal itu, tapi kabar baiknya itu diasuransikan," kata Neal, dikutip dari BBC, Senin (1/4/2024).
Dia mengatakan, pelabuhan dan kapal yang menabrak jembatan tersebut diasuransikan.
"Jadi dari sisi finansial, ada proses yang memungkinkan dilakukannya kompensasi finansial dan penyelesaian klaim," ujarnya.
Analis mengatakan, kerusakan pada jembatan itu sendiri bisa mencapai 1,2 miliar dolar AS. Sementara perusahaan asuransi mungkin dikenakan biaya antara 350 juta hingga 700 juta dolar AS untuk kematian yang tidak disengaja.
"Penutupan salah satu pelabuhan terbesar AS sementara jembatan tersebut diperbaiki juga dapat menimbulkan kerugian jutaan dolar AS," kata analis Barclays.
3. Penutupan pelabuhan beri dampak buruk pada rantai pasokan global
Pelabuhan Baltimore merpakan yang terbesar ke-14 di AS. Menurut data dari negara bagian Maryland, sebanyak 52,3 juta ton kargo asing senilai 80,8 miliar dolar AS melewati Baltimore pada tahun lalu.
Karena itu, para ahli mengatakan bahwa penutupan pelabuhan tersebut bisa menimbulkan dampak buruk pada rantai pasokan global.
Sementara itu, Presiden AS, Joe Biden mengatakan, pemerintah federal harus menanggung biaya pembangunan kembali jembatan tersebut. Namun Sekretaris Departemen Transportasi Maryland Paul Wiedefeld, dan pejabat lainnya menyampaikan bahwa penyelesaian runtuhnya jembatan bukan proses yang cepat.