Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemerintah AS Kucurkan Rp952 M untuk Penanganan Jembatan Baltimore 

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dan wakilnya, Kamala Haris. (twitter.com/President Biden)
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dan wakilnya, Kamala Haris. (twitter.com/President Biden)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat (AS)menyetujui bantuan dana darurat sebesar 60 juta dolar AS (sekitar Rp952 miliar) untuk penanganan Jembatan Francis Scott Key di Baltimore, AS yang ambruk pada Selasa (26/3/2024) dini hari.

Melansir The Guardian, bantuan dari pemerintahan Presiden Joe Biden ini akan digunakan untuk memindahkan puing-puing struktur yang hancur dan menangani lalu lintas guna membuka kembali jalur pelayaran Baltimore.

Insiden ini terjadi ketika sebuah kapal kargo sepanjang 290 meter menabrak salah satu pilar penyangga jembatan, menyebabkan struktur sepanjang 2,5 kilometer tersebut runtuh dalam hitungan detik. Meskipun bantuan dana darurat telah disetujui, biaya rekonstruksi jembatan itu sendiri belum termasuk dalam paket bantuan ini.

1. Pemerintah Maryland minta bantuan untuk tangani reruntuhan

Penyaluran bantuan ini dilakukan setelah pemerintah negara bagian Maryland meminta bantuan ke pemerintahan pusat. Dalam surat yang dikirimkan ke Badan Jalan Raya Federal AS, Kementerian Transportasi Maryland menyebut perkiraan biaya saat ini untuk mobilisasi, operasi, dan pemindahan puing-puing jembatan adalah sekitar Rp952 miliar.

"Dana darurat Maryland terbatas dan tidak mampu membiayai bencana sebesar ini," bunyi surat tersebut, Jumat (29/3/2024).

Gubernur Maryland Wes Moore menyatakan bantuan dana federal ini sangat dibutuhkan untuk upaya tanggap darurat dan membangun fondasi pemulihan yang cepat.

"Presiden Biden dan semua mitra federal kami telah memberikan dukungan luar biasa ketika kami menghadapi tragedi yang menimpa negara bagian, wilayah, dan warga Baltimore," ujar Moore.

Namun, perkiraan total biaya bencana ini kemungkinan akan terus meningkat seiring berlangsungnya pembersihan reruntuhan.

2. Pemulihan pascabencana akan butuh waktu lama

Moore mengatakan, proses pemulihan pascaambruknya Jembatan Baltimore akan memakan waktu lama. Ia menjanjikan para ahli terbaik sedang menyusun rencana untuk membersihkan reruntuhan jembatan.

"Pemerintah bekerja sama dengan industri untuk menyelidiki area tersebut, termasuk bangkai kapal, dan memindahkannya," ujar Moore dilansir dari Boston Herald.

Menurutnya, pekerjaan ini tidak akan selesai dalam hitungan jam, hari, atau bahkan minggu, mengingat parahnya kerusakan yang terjadi. Sementara, Penjaga Pantai AS mengatakan bahwa kapal tongkang sedang dalam perjalanan menuju tempat di mana jembatan melintasi Sungai Patapsco, namun belum diketehui kapan mereka akan tiba.

3. Enam pekerja tewas, empat jenazah masih terjebak reruntuhan

Insiden maut ini menewaskan enam orang pekerja yang sedang melakukan perbaikan di jembatan tersebut. Para korban merupakan bagian dari kru perbaikan lubang yang bekerja di jembatan saat bencana terjadi.

Penyelam berhasil menemukan jenazah dua pria di dalam sebuah truk pikap di dekat bentangan tengah jembatan pada Rabu kemarin. Namun, pejabat setempat menyatakan, reruntuhan jembatan perlu dibersihkan terlebih dahulu untuk menjangkau jenazah empat korban lain. 

Sementara itu, Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) telah menaiki kapal kargo Dali yang menabrak jembatan untuk mengambil informasi dari peralatan elektronik dan dokumen, serta mewawancarai kapten dan kru kapal guna penyelidikan. Pihak berwenang juga telah menempatkan penghalang di sekitar area tersebut untuk mencegah penyebaran minyak yang bocor ke perairan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us