Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rupiah Anjlok Sore Ini ke Rp15.686 per Dolar AS

Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)
Intinya sih...
  • Rupiah melemah 210,5 poin atau 1,30 persen menjadi Rp15.686,5 per dolar AS.
  • Mata uang di Asia bervariasi, dengan Ringgit Malaysia mengalami pelemahan terdalam dan won Korea Selatan mengalami penguatan terbesar.

Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah ditutup melemah pada akhir perdagangan, Senin (7/10/2024). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah ke level Rp15.686,5 per dolar AS per dolar AS.

Rupiah tercatat melemah 201,5 poin atau 1,30 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya di posisi Rp15.485 per dolar AS pada Jumat (4/10/2024). 

1. Mata uang di kawasan bergerak variatif

Hingga pukul 15.00 WIB, pergerakan mata uang di kawasan bervariasi. Ringgit Malaysia menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah anjlok 1,27 persen.

Berikutnya, peso Filipina yang sudah ditutup ambles 0,90 persen, dan dolar Taiwan yang juga sudah ditutup terdepresiasi 0,41 persen. Disusul, baht Thailand yang tertekan 0,37 persen. 

Sementara itu, won Korea Selatan menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah ditutup melonjak 0,34 persen. Selanjutnya, yen Jepang terkerek 0,34 persen, dan dolar Singapura yang terlihat naik 0,13 persen. Kemudian ada dolar Hong Kong yang menguat tipis 0,03 persen terhadap dolar AS.

2. Data pasar tenaga kerja AS mengetat

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh data pasar tenaga kerja AS kembali menunjukkan kondisi mengetat menyusul rilis indikator-indikator utama pasar tenaga kerja, termasuk tingkat pengangguran dan Non-Farm Payrolls (NFP).

"Tingkat pengangguran AS secara tak terduga turun menjadi 4,1 persen dari 4,2 persen pada bulan sebelumnya. Sementara itu, NFP meningkat sebesar 254 ribu, melampaui ekspektasi konsensus, yang telah memperkirakan peningkatan hanya sebesar 150 ribu," jelasnya. 

Angka NFP bulan sebelumnya juga direvisi naik menjadi 159 ribu. Pengetatan pasar tenaga kerja ini kemudian menurunkan ekspektasi investor terhadap pemotongan FFR dari 75bps menjadi 50 basis poin (bps) untuk sisa tahun 2024.

Pergeseran ekspektasi tersebut mendorong peningkatan permintaan global terhadap dolar AS, sehingga secara umum menguat. US Dollar Index naik sebesar 0,52 persen menjadi 102,52 pada hari Jumat. Selain itu, yield UST 10-tahun naik sepanjang hari, ditutup 12bps lebih tinggi pada 3,97 persen. 

3. Dolar AS menguat setelah meningkatnya ketegangan geopolitik Timur Tengah

Josua menjelaskan selama seminggu, Dollar AS terus menguat terhadap mata uang global, terutama setelah rilis berbagai laporan pasar tenaga kerja dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

"US Dollar Index mengalami peningkatan secara mingguan sebesar 2,13 persen week to week," ujarnya

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Triyan Pangastuti
EditorTriyan Pangastuti
Follow Us