Mayoritas mata uang di Asia melemah, termasuk Bath Thailand, Yuan China, Rupee India, Pesso Filipina, Won Korea, dan Dolar Singapura.
Rupiah berpotensi menguat hari ini karena melemahnya dolar AS setelah rilis data tenaga kerja ADP menunjukkan penurunan signifikan.
Tekanan terhadap dolar AS meningkat karena data tersebut memperkuat spekulasi Federal Reserve dapat mengambil sikap kebijakan yang lebih dovish dalam beberapa bulan ke depan.
Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka melemah pada awal perdagangan Kamis (4/12/2025) pada level Rp16.632 per dolar Amerika Serikat.
Berdasarkan data Bloomberg, laju rupiah melemah empat poin atau 0,02 persen dibandingkan penutupan kemarin (3/12/2025).
Mayoritas mata uang di Asia bergerak melemah
Bath Thailand melemah 0,10 persen
Yuan China melemah 0,08 persen
Rupee India melemah 0,36 persen
Pesso Filipina melemah 0,38 persen
Won Korea melemah 0,29 persen
Dolar Singapura melemah 0,15 persen
Pengamat pasar uang, Lukman Leong, mengatakan rupiah berpotensi menguat pada perdagangan hari ini seiring melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) setelah rilis data tenaga kerja ADP menunjukkan penurunan signifikan.
Laporan terbaru tersebut mencatat, ekonomi AS kehilangan sekitar 32 ribu pekerjaan pada bulan lalu, jauh di bawah ekspektasi pasar dan mengindikasikan pelemahan kondisi pasar tenaga kerja.
Lukman menjelaskan tekanan terhadap dolar AS meningkat karena data tersebut memperkuat spekulasi, Federal Reserve dapat mengambil sikap kebijakan yang lebih dovish dalam beberapa bulan ke depan. Sentimen ini memberi ruang bagi mata uang negara berkembang, termasuk rupiah, untuk menguat.
Dengan kondisi tersebut, rupiah diperkirakan bergerak dalam kisaran Rp16.550–16.650 per dolar AS pada perdagangan hari ini.