Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rupiah kian Perkasa, Ditutup Rp15.862 per Dolar AS

Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)

Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar rupiah di pasar spot mampu mempertahankan penguatan di akhir perdagangan hari ini, Kamis (5/12/2024). Rupiah ditutup di level Rp15.862 per dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat 75 poin atau 0,47 persen dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya di level Rp15.937 per dolar AS. Pergerakan rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang di Asia.

1. Peso Filipina menjadi mata uang paling kuat

Hingga pukul 15.00 WIB, peso Filipina menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah ditutup melonjak 0,65 persen. Sementara, ringgit Malaysia yang melesat 0,58 persen dan yen Jepang terkerek 0,57 persen, disusul baht Thailand yang terangkat 0,4 persen.

Dolar Singapura terapresiasi 0,29 persen, sedangkan dolar Taiwan ditutup menanjak 0,09 persen dan rupee India yang naik 0,018 persen. Adapun dolar Hongkong terlihat menguat tipis 0,015 persen terhadap the greenback pada sore ini.

Sementara itu, won Korea Selatan menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah ditutup koreksi 0,08 persen, diikuti yuan China yang terlihat melemah tipis 0,04 persen pada perdagangan hari ini.

2. Rupiah menguat ditopang data ekonomi AS yang melemah

Pengamat pasar keuangan, Lukman Leong mengatakan rupiah menguat terhadap dolar AS yang sedang mengalami tekanan. Pelemahan dolar AS dipengaruhi oleh beberapa data perekonomian negaranya.

"Rupiah berpotensi kembali menguat terhadap dolar AS yang terkoreksi setelah data tenaga kerja ADP dan ISM service AS lebih lemah dari perkiraan," ujarnya.

Dolar AS yang melemah dipengaruhi oleh tenaga kerja Automatic Data Processing (ADP) dan indeks sektor jasa Institute for Supply Management (ISM) yang hasilnya lebih rendah dari perkiraan pasar.

Data ADP mencerminkan estimasi jumlah pekerjaan baru di sektor swasta AS, sementara ISM Service Index mengukur aktivitas sektor jasa sebagai indikator kesehatan ekonomi.

3. Rupiah masih berpotensi menguat kedepan

Sementara itu, Pengamat pasar keuangan, Lukman Leong menyebut rupiah menguat terhadap dolar AS yang sedang mengalami tekanan. Pelemahan dolar AS dipengaruhi oleh beberapa data perekonomian negaranya.

"Rupiah berpotensi kembali menguat terhadap dolar AS yang terkoreksi setelah data tenaga kerja ADP dan ISM service AS lebih lemah dari perkiraan," ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us