Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rupiah Loyo, BPS Wanti-Wanti Naiknya Harga Barang Impor

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini. (dok. YouTube BPS).

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mewanti-wanti dampak pelemahan rupiah terhadap imported inflation atau inflasi barang impor. Meski demikian, BPS tidak melakukan perhitungan dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi.

"Inflasi barang impor ini memang perlu diwaspadai dalam bulan-bulan ke depan," kata Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Rabu (6/10/2023).

1. Barang-barang yang akan terpengaruh pada pelemahan rupiah

Ilustrasi Dollar dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Imported inflation adalah inflasi akibat perubahan harga atau kondisi nilai mata uang asing yang terjadi di luar negeri serta perubahan nilai tukar. Hal ini menyebabkan kenaikan pada harga impor, sehingga harga jasa dan barang dalam negeri meningkat.

Dengan demikian, Pudji mengatakan, imported inflation dapat tercermin dari komoditas yang diimpor secara langsung. Begitu juga dalam bentuk bahan baku berasal dari produk impornya.

"Jadi komoditas itu misalnya bawang putih, mobil, mi kering instan, roti, kemudian tahu tempe karena berbahan baku kedelai. Itu komoditas yang akan terpengaruh terhadap imported inflation," jelas Pudji.

2. Kenaikan suku bunga BI diharapkan bisa stabilkan rupiah

Ilustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Ia menjelaskan, dampak pelemahan rupiah bisa cepat, namun bisa juga melambat dan industri yang dominan menggunakan komponen impor yakni industri hasil pengolahan. Meskipun begitu, Pudji menilai langkah preventif yang dilakukan Bank Indonesia (BI) dengan menaikkan suku bunga diharapkan mampu menahan dari sisi permintaan.

"Diharapkan dapat mengerem pada komoditas dengan komponen impor yang signifikan," ucap Pudji.

Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (11/1/2023), rupiah ditutup melemah pada level Rp15.935 per dolar AS atau melemah 0,32 persen dibandingkan penutupan Selasa (31/10/2023) sebesar Rp15.885 per dolar AS. 

3. BI naikkan suku bunga acuan 25 bps

Kantor Bank Indonesia (BI). IDN Times/Hana Adi Perdana

Sebelumnya, Bank Indonesia telah memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis point (bps) menjadi 6 persen.

Kemudian suku bunga deposit facility juga naik 25 bps menjadi 5,25 persen. Lalu, juga suku bunga lending facility juga masih tetap sebesar 6,75 persen.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Triyan Pangastuti
EditorTriyan Pangastuti
Follow Us