Rupiah Menguat Tipis Berkat Hasil Rapat Bank Sentral AS

- Rupiah menguat tipis terhadap dolar AS, dibuka di level Rp16.523 per dolar AS.
- Hasil rapat Bank Sentral AS memberikan tekanan pada dolar AS dan sentimen positif bagi pasar saham.
- Kekhawatiran pasar terhadap kebijakan tarif Presiden AS Trump dan situasi global mendorong investor beralih ke aset aman.
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis pada pembukaan perdagangan Kamis (20/3/2025) pagi.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka di level Rp16.523 per dolar AS, menguat 8 poin atau 0,05 persen dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
1. Hasil rapat The Fed memberi tekanan pada dolar AS
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra menyatakan hasil rapat Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) dini hari tadi memberikan tekanan pada dolar AS sekaligus sentimen positif bagi pasar saham.
Bank sentral AS tetap membuka peluang pemangkasan suku bunga sebanyak dua kali tahun ini, meskipun kebijakan tarif AS berpotensi meningkatkan inflasi dan memicu perang dagang.
"Hasil rapat Bank Sentral AS dinihari tadi memberikan tekanan ke dolar AS," ujar Ariston.
2. Kebijakan Trump masih dapat menekan aset berisiko
Namun, di sisi lain, kekhawatiran pasar terhadap kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump masih dapat memberikan tekanan pada aset berisiko.
Selain itu, serangan Israel yang masih berlangsung di Gaza serta memudarnya prospek penghentian perang di Ukraina menambah ketidakpastian global. Situasi tersebut mendorong investor beralih ke aset aman.
"Harga aset safen emas, masih melambung tinggi, membentuk level tertinggi baru pagi ini di sekitar 3.056 dolar AS per troy ons," kata Ariston.
3. Proyeksi arah nilai tukar rupiah terhadap dolar hari ini
Ariston memperkirakan hasil rapat The Fed bisa mendorong penguatan rupiah ke kisaran Rp16.480 per dolar AS.
Namun, tekanan dari ketidakpastian global masih berpotensi melemahkan rupiah ke kisaran Rp16.580 hingga Rp16.600 per dolar AS.