Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sadis! Harga Minyak Dunia Tembus 90 Dolar AS, Tertinggi dalam 7 Tahun!

Ilustrasi Sumur Minyak (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi Sumur Minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Harga minyak dunia melonjak drastis, tembus lebih dari 90 dolar Amerika Serikat (AS) per barel pada Kamis, (3/2/2022) kemarin untuk pertama kalinya dalam 7 tahun.

Dilansir CNBC, Jumat (4/2/2022), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) yang merupakan patokan harga minyak di AS naik lebih dari 2 persen, menjadi 90,23 dolar AS per barel. Harga minyak mentah WTI pernah tembus 91 dolar AS per barel terakhir pada Oktober 2014 silam.

Sementara itu, harga minyak mentah brent yang merupakan patokan harga minyak dunia tembus 91 dolar AS. Namun, harga minyak Brent sempat tembus 90 dolar AS pada Rabu, (26/1/2022) lalu.

1. Harga minyak 'ngegas' terus

Ilustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Harga minyak mentah terus mengalami kenaikan. Pada April 2020 lalu, harga minyak dunia sempat anjlok, di mana minyak WTI diperdagangkan di zona merah alias negatif.

Tahun ini, harga minyak WTI naik hampir 20 persen. Sementara itu, di 2021, naiknya lebih dari 50 persen. Lonjakan harga minyak itu dilatarbelakangi oleh permintaan yang mulai pulih, di mana sebelumnya anjlok pada awal pandemik COVID-19. Para produsen juga telah menahan pasokan. Belum lagi ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina, serta di Timur Tengah yang menyebabkan pasar gelisah.

2. Harga minyak diprediksi tembus 100 dolar AS per barel

Ilustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Senior Market Analyst OANDA, Edward Moya mengatakan kenaikan harga minyak kemarin disebabkan oleh cuaca dingin di sejumlah negara, dan juga adanya potensi penurunan produksi.

Melihat kondisi ini, beberapa analis Wall Street memperkirakan harga minyak mentah dunia bisa tembus 100 dolar AS per barel.

“Kondisi pasar minyak sangat ketat, sehingga kejutan apa pun terhadap produksi akan membuat harga makin melonjak. Produksi OPEC+ sedang dalam kendali jelajah dengan strategi peningkatan bertahap yang mereka siapkan, sehingga harga minyak kemungkinan akan menembus 100 dolar AS per barel," kata Moya.

Pada hari Rabu, (2/2) kemarin, OPEC+ memutuskan untuk tetap meningkatkan produksi pada bulan Maret sebesar 400.000 barel per hari. Langkah itu disiapkan karena OPEC+ ditekan untuk meningkatkan produksinya demi menekan lonjakan harga minyak.

Analis senior pasar minyak Rystad Energi, Louise Dickson mengatakan, kondisi pasar minyak akan tetap bullish. Sehingga, kemungkinan besar harga minyak akan melonjak ke 100 dolar AS per barel.

“Ekspektasi yang berlaku adalah bahwa pasar, meskipun ada beberapa penurunan yang disebabkan oleh kekhawatiran permintaan pandemik, namun untuk minyak akan terus diperdagangkan pada level tinggi. Sebab, kenyataannya ada kekurangan pasokan minyak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang," ucap Dickson.

3. Pergerakan dolar AS perlu dikendalikan

Ilustrasi dolar AS (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Ilustrasi dolar AS (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Tak hanya terkait pasokan dari negara-negara penghasil minyak OPEC+, menurut analis dari Capital, John Kilduff, pergerakan dolar AS juga perlu dikendalikan. Jika nilai tukar dolar AS terus naik, maka harga minyak makin tinggi buat para pembeli asing.

"Penurunan tajam dolar AS hari ini adalah katalis yang diperlukan untuk membendung penjualan minyak setelah pertemuan OPEC+," ucap Kilduff.

Kilduff menilai, potensi harga minyak mentah dunia melonjak ke 100 dolar AS memang tak terhindarkan. Namun, prosesnya tak akan mudah. Sebab, dia meyakini pasokan minyak akan segera pulih.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vadhia Lidyana
EditorVadhia Lidyana
Follow Us