Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Saham vs. Properti: Pilihan Investasi Paling Cuan di 2025   

Rumah beton biru dan abu-abu (pexels.com/Binyamin Mellish)

Investasi jadi topik yang makin ramai dibahas, apalagi di era digital seperti sekarang. Saham dan properti sering dibandingkan karena sama-sama punya potensi cuan yang menarik. Tapi, masing-masing punya kelebihan dan risiko yang harus dipahami sebelum memutuskan terjun ke dalamnya.

Memilih investasi bukan sekadar ikut tren atau asal taruh modal. Faktor seperti modal awal, potensi keuntungan, dan likuiditas perlu diperhitungkan dengan matang. Jadi, mana yang lebih cuan di 2025? Simak perbandingannya berikut ini.

1. Modal awal

Uang sedang digulung (pexels.com/Pixabay)

Investasi saham bisa dimulai dengan modal kecil, bahkan cukup ratusan ribu. Dengan platform online trading, siapa pun bisa beli saham dari berbagai perusahaan besar. Ini jelas lebih fleksibel dibanding properti yang butuh modal besar.

Di sisi lain, properti memerlukan dana yang jauh lebih besar untuk bisa memiliki aset. Meski ada fasilitas kredit, tetap saja ada biaya tambahan seperti pajak, perawatan, dan bunga pinjaman. Hal ini membuat properti lebih sulit dijangkau bagi investor pemula.

2. Potensi keuntungan

ilustrasi uang dan handphone (pexels.com/Photo Source: Kaboompics.com)

Saham bisa memberikan keuntungan besar dalam waktu singkat melalui capital gain dan dividen. Namun, volatilitas pasar membuat harga saham bisa naik turun drastis dalam sehari. Ini jadi peluang sekaligus risiko yang harus diperhitungkan.

Properti cenderung lebih stabil dalam kenaikan nilai asetnya. Selain itu, ada keuntungan dari sewa yang bisa jadi sumber pendapatan pasif. Namun, kenaikan harga properti sering kali butuh waktu lama untuk benar-benar terasa.

3. Risiko dan likuiditas

tumpukan majalah (pexels.com/brotiN biswaS)

Saham memiliki risiko tinggi karena fluktuasi harga yang cepat. Jika tidak paham strategi investasi, bisa saja nilai investasi turun drastis dalam waktu singkat. Tapi, kelebihannya adalah likuiditas yang tinggi, di mana saham bisa dijual kapan saja.

Sebaliknya, properti memiliki likuiditas rendah karena proses jual beli memakan waktu lama. Belum lagi faktor eksternal seperti kondisi ekonomi dan regulasi yang bisa mempengaruhi harga pasar. Ini membuat properti lebih cocok untuk investasi jangka panjang.

4. Mana yang lebih cuan?

ilustrasi uang koin dan kertas (pexels.com/ David McBee)

Jika mencari keuntungan cepat, saham lebih menjanjikan karena volatilitasnya yang tinggi. Dengan strategi yang tepat, keuntungan bisa didapat dalam hitungan bulan atau bahkan hari. Namun, risikonya juga lebih besar jika tidak dikelola dengan baik.

Properti cocok untuk investasi jangka panjang yang stabil. Harga tanah dan bangunan cenderung naik seiring waktu, meskipun tidak secepat saham. Pilihan terbaik tergantung pada tujuan investasi dan kesiapan menghadapi risikonya.

Sumber refrensi:

  1. Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. J. (2021). Investments (12th ed.). McGraw-Hill Education. Membahas analisis risiko dan return saham serta properti sebagai instrumen investasi.

  2. Geltner, M., Miller, N. G., Clayton, J., & Eichholtz, P. (2013). Commercial Real Estate Analysis and Investments (3rd ed.). OnCourse Learning. Fokus pada analisis properti sebagai aset investasi dan perbandingannya dengan instrumen lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahri risar
EditorFahri risar
Follow Us