Sambangi Istana, Bos Freeport Ternyata Batal Rapat dengan Prabowo

- Presdir Freeport Indonesia, Tony Wenas batal rapat dengan Prabowo terkait isu manajemen Freeport
- Tony enggan menjawab soal isu perombakan manajemen dan divestasi saham Freeport
Jakarta, IDN Times - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas terlihat keluar dari Kompleks Istana Kepresidenan pada Rabu (30/7/2025) sore.
Mengenakan batik ungu bercorak krem dan celana panjang hitam, Tony terlihat berjalan santai. Tony memang dijadwalkan hadir untuk rapat bersama Presiden Prabowo Subianto, tapi hingga waktu berlalu, pertemuan itu ternyata batal terlaksana.
“Nggak, belum jadi, belum jadi, benar (tidak ada rapat),” ujarnya saat ditanya awak media terkait isi pertemuan dengan Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/7/2025).
1. Tony enggan bicara soa isu manajemen

Ketika disinggung soal isu perombakan manajemen di Freeport, yang dikaitkan dengan holding BUMN tambang MIND ID, Tony enggan menjawab lebih jauh. Dia hanya berkata belum tahu.
"Waduh nggak tahu saya. Pertemuannya belum jadi," paparnya.
2. Tony jawab perkembangan divestasi saham

Meski enggan membahas topik-topik yang belum sempat dibicarakan, Tony sempat menjawab mengenai divestasi saham Freeport Indonesia kepada pemerintah.
Tony menjelaskan, prosesnya masih dalam tahap diskusi. Begitu juga dengan negosiasi lanjutan bersama Freeport-McMoRan yang disebutnya belum selesai.
"Kan masih diskusi lebih lanjut," kata Tony terkait perkembangan divestasi saham Freeport.
3. Prabowo telah meresmikan smelter Freeport

Presiden Prabowo Subianto meresmikan Pabrik Pemurnian Logam Mulia PTFI di Gresik, Jawa Timur pada 17 Maret 2025. Prabowo bersyukur, pabrik tersebut bisa melakukan pemurnian sehingga bahan baku konsentrat bisa diolah menjadi emas, perak dan sejumlah logam mulia lainnya.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo berharap, Indonesia tidak hanya menjual bahan baku. Menurutnya, Indonesia harus bisa menjual barang jadi yang memiliki nilai tambah.
"Ini sungguh sesuatu yang sangat peting bagi negara dan bangsa kita, ini yang kita hendaki bahwa negara kita, bangsa kita tidak hanya akan menjual bahan baku, tapi kita ingin juga menjual barang-barang jadi, barang-barang produk akhir yang punya nilai tambah yang sangat besar," tuturnya.