Sasar Millennial, Begini Strategi UOB Tambah Pengguna Kartu Kredit
Jakarta, IDN Times - PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) menyasar millennial sebagai pengguna kartu kredit. Cards & Payments Head UOB Indonesia, Dessy Masri mengatakan, UOB menggunakan strategi underwriting (proses mengidentifikasi dan menyeleksi risiko) untuk menggaet nasabah baru. Hingga September 2019, UOB mencatatkan transaksi kartu kredit sebesar Rp8 triliun (year to date).
"Kami mencoba strategi underwriting untuk menarik lebih banyak nasabah baru millennial. Kalau di industri kartu kredit kan kebanyakan merambah yang sudah punya kartu kredit. All the time seperti itu, kami mencoba mendapatkan nasabah yang baru, khususnya milenial. Tapi tetap risikonya harus kami jaga, lewat underwriting modelnya," kata Dessy di Jakarta, Rabu (9/10).
1. Mayoritas millennial masih susah mengakses kartu kredit

Menurut Dessy, kebanyakan millennial susah mengakses kartu kredit. Menurut dia, proses underwriting seseorang untuk mendapatkan kartu kredit dari track record slip gaji.
"Tapi kalau di UOB kami coba menerobos itu. Kami coba menggunakan alternatif manajemen data," ujarnya.
2. Metode underwriting sukses menggaet nasabah millennial

Dessy tak menyebutkan angka pasti nasabah millennial yang akan disasar. Namun demikian, dia mengklaim metode underwriting cukup sukses menggaet nasabah millennial, contohnya pada produk YOLO.
"Itu menyasar millennial single, dan yang sudah berkeluarga bisa menambahkan portofolio nasabah millennial di kartu kredit," kata Desy.
3. Transaksi kartu kredit tumbuh 1,15 persen pada semester I 2019

Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), volume transaksi kartu kredit tumbuh 1,15 persen pada semester I 2019. Sementara, jumlah kartu yang beredar turun dari 17,27 juta pada akhir 2018 menjadi 17,21 juta pada Juni 2019.
Pada Statistik Sistem Pembayaran BI, volume transaksi kartu kredit pada semester I 2019 tercatat sebanyak 169,28 juta, naik 1,15 persen dibanding semester I 2018 sebanyak 163,41 juta. Nominal transaksi kartu kredit naik 9,53 persen dari Rp151,49 triliun menjadi Rp166,07 triliun.