Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sebanyak 20 Persen UMKM di Kanada Terancam Tutup imbas Tarif AS

suasana Toronto, Kanada (unsplash.com/fiveamstories)
suasana Toronto, Kanada (unsplash.com/fiveamstories)
Intinya sih...
  • Dampak perang dagang AS-Kanada: 20% UMKM terancam tutup, ketidakjelasan pelaku UMKM, dan penurunan profit margin.
  • CFIB minta pemerintah Kanada memberlakukan tarif balasan kepada AS untuk mengurangi pajak bisnis kecil hingga 0 persen.
  • Mark Carney akan berkunjung ke Meksiko pada September untuk mengatasi masalah perdagangan dengan AS dan menghindari ketergantungan ekspor ke AS.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Federasi Bisnis Independen Kanada (CFIB), pada Rabu (20/8/2025), mengungkapkan bahwa hampir 20 persen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kanada terancam tutup. 

“Bisnis kecil tidak memiliki jalan lain. Mereka sudah berusaha dengan mengurangi pengeluaran, tapi jika tidak ada perubahan. Mereka diharuskan untuk membuat keputusan sulit,” terang Wakil Presiden CFIB, Corinne Pohlmann. 

Ancaman tutupnya sebagian UMKM di Kanada ini didorong ketetapan tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS) yang mencapai 35 persen. 

1. Dampak dari perang dagang antara AS dan Kanada akan buruk

Pohlmann mengatakan bahwa dampak terburuk dari perang dagang kepada Kanada adalah tutupnya 20 persen UMKM. Selain itu, dampak buruk lainnya adalah ketidakjelasan yang dihadapi pelaku UMKM. 

Ketetapan tarif AS kepada barang impor asal Kanada ini akan membuat 19 persen dari pelaku UMKM mengaku tidak akan bertahan lebih dari 6 bulan. Sedangkan 10 persen lainnya mengatakan tidak akan bertahan lebih dari 1 tahun usai penetapan tarif, dilansir Global News.

Pelaku UMKM di Kanada mengaku terpaksa menekan profit margin imbas penetapan tarif ini karena tidak dapat menaikkan kembali harga. Sebab pelanggan sangat sensitif terhadap kenaikan harga. 

2. CFIB minta pemerintah memberlakukan tarif balasan kepada AS

Bendera Kanada. (unsplash.com/renankamikoga)
Bendera Kanada. (unsplash.com/renankamikoga)

CBIF menyerukan kepada pemerintah Kanada untuk membalas tarif impor kepada barang-barang dari AS. Besarnya tarif itu akan dikembalikan kepada pebisnis yang terdampak. 

“Langkah ini dapat menjadi bentuk pengurangan pajak bisnis kecil hingga menjadi 0 persen untuk sementara. Tarif ini akan kembali terkirim untuk mendanai bisnis kecil, seperti yang sudah terjadi pada penetapan pajak karbon,” ungkap Kepala Legislatif CBIF di Nova Scotia, Ducan Robertson, dikutip dari CTV News

Berdasarkan hasil survei, CBIF menemukan bahwa 62 persen UMKM di Kanada akan menghadapi tingginya pengeluaran imbas ditetapkannya tarif produk ekspor ke AS. Selain itu, 41 persen UMKM akan mengalami gangguan rantai pasokan. 

3. Carney akan berkunjung ke Meksiko untuk atasi masalah tarif AS

Perdana Menteri Kanada, Mark Carney. (World Economic Forum, CC BY-SA 2.0 , via Wikimedia Commons)
Perdana Menteri Kanada, Mark Carney. (World Economic Forum, CC BY-SA 2.0 , via Wikimedia Commons)

Pekan lalu, Perdana Menteri Kanada, Mark Carney mengungkapkan rencana kunjungan ke Meksiko pada September untuk mengatasi masalah perdagangan dengan AS. Langkah ini untuk mengekspansi hubungan dagang dengan negara lain untuk menghindari ketergantungan ekspor ke AS. 

Kanada dan Meksiko sudah mendapatkan ancaman tarif dari AS dalam beberapa bulan terakhir. Namun, Meksiko berhasil mendapatkan penundaan penetapan tarif hingga 90 hari untuk bernegosiasi lebih lanjut soal penurunan tarif, dilansir dari CBC

Selama ini, Meksiko dan Kanada sudah tergabung dalam Canada-US-Mexico Agreement (CUSMA), tapi belum bekerja sama lebih sebagai negara tetangga. Keduanya lebih mementingkan hubungan perdagangan dengan AS. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us