Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Selain Setop Impor Mulai 2026, Indonesia Bisa Ekspor Solar

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. (YouTube/Kementerian ESDM)
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. (YouTube/Kementerian ESDM)
Intinya sih...
  • Kombinasi RDMP dan B50 berpotensi memicu surplus solar
  • Capaian lifting minyak melebihi target APBN
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia memastikan Indonesia akan mencapai kedaulatan energi, khususnya pada komoditas solar.

Bahlil menyatakan optimisme Indonesia tidak akan mengimpor solar lagi pada 2026. Hal itu didorong oleh rencana peresmian proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan yang dijadwalkan pada 10 November.

"Tadi kami melaporkan kepada Bapak Presiden, pada 2026, insyaallah kita gak akan impor solar lagi. Kenapa? Karena RDMP kilang kita yang di Balikpapan, insyaallah 10 November ini akan kita resmikan," kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/11/2025).

1. Kombinasi RDMP dan B50 berpotensi memicu surplus

Potret proyek RDMP di Balikpapan. (Dok. Pertamina)
Potret proyek RDMP di Balikpapan. (Dok. Pertamina)

Bahlil mengatakan, pemerintah juga mendorong implementasi program B50 (campuran biodiesel 50 persen), ke depan pasokan solar dalam negeri berpotensi mengalami kelebihan sehingga Indonesia bisa mengekspornya.

Ketika ditanya apakah penghentian impor solar disebabkan oleh RDMP Balikpapan atau program B50, Bahlil menegaskan keduanya sama-sama didorong. Jika pasokan solar berlebih berkat keduanya, maka kelebihan tersebut akan diekspor.

Bahlil menambahkan, saat ini pihaknya masih melakukan perhitungan, tetapi dia menargetkan jika RDMP Balikpapan dan B50 sama-sama terwujud, maka Indonesia akan mengalami oversupply atau kelebihan pasokan solar.

"Kalau kita dorong B50 lagi, untuk ke depan berpotensi, supply kita bisa terjadi lebih terhadap solar, dan bisa kita ekspor," kata dia.

2. Capaian lifting minyak melebihi target APBN

Ilustrasi hulu migas (Dok. SKK Migas)
Ilustrasi hulu migas (Dok. SKK Migas)

Selain isu solar, Bahlil juga melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto mengenai capaian lifting (produksi minyak) nasional. Dia bersyukur dari Januari hingga November, lifting minyak harian Indonesia sudah mencapai lebih dari 605 ribu barel per hari.

Angka tersebut dilaporkan telah melampaui target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yaitu 605 ribu barel.

"Alhamdulillah sekarang lifting kita per hari ini, dari Januari sampai dengan November, itu sudah mencapai 605 ribu lebih barrel per day. Target APBN kan 605 ribu barel. Jadi sekarang sudah melampaui target dari APBN," kata Bahlil.

3. Capaian di sektor energi merupakan perintah Prabowo

Presiden Prabowo Subianto saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (6/8). (Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden)
Presiden Prabowo Subianto saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (6/8). (Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden)

Mengenai respons Presiden atas laporan capaian dan target di sektor energi tersebut, Bahlil menyatakan semua upaya dan target yang dilakukan merupakan perintah langsung dari Presiden.

"Ya, ini kan semuanya perintah Bapak Presiden, yang perintahnya kita harus selesaikan dengan baik. Kalau semua kita sudah lakukan, ya, insyaallah Bapak Presiden pasti juga mengerti dan tahulah," ucap dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us

Latest in Business

See More

BCA Dorong Inovasi Bisnis Lewat Indonesia Knowledge Forum 2025

03 Nov 2025, 23:45 WIBBusiness