Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Serba-serbi G20 hingga Indonesia Jadi Tuan Rumah Presidensi 2022

banner presidensi Indonesia dalam forum G20 2022 (g20.org)

Mungkin kalian para milenial dan generasi Z masih asing dengan istilah G20 ini. G20 adalah salah satu forum kerja sama internasional, di mana Indonesia ikut terlibat di dalamnya.

Tahun ini, Indonesia memegang presidensi G20. Tentu ada beragam keuntungan dengan ditunjuknya Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan forum pada tahun 2022 ini. Untuk kamu yang penasaran dengan forum G20, yuk cari tahu serba-serbinya berikut dan dukung presidensi Indonesia pada tahun 2022 ini.

1. Sejarah G20

Para pemimpin negara anggota di G20 2021 yang diselenggarakan di Roma, Italia pada 31 Oktober 2021 (Alan Santos/PR via flickr.com/palaciodoplanalto)

Forum G20 pertama kali dibentuk pada tahun 1999. Pembentukan forum ini bertujuan untuk mendiskusikan sejumlah kebijakan dalam rangka mewujudkan stabilitas keuangan internasional. Selain itu, pembentukan forum G20 ini juga bertujuan sebagai salah satu upaya untuk menemukan solusi atas kondisi krisis ekonomi global pada tahun 1997-1999.

Tentu pembentukan G20 pun melibatkan sejumlah negara yang memiliki pendapatan menengah dan punya pengaruh sistemik dalam hal ekonomi. Indonesia pun termasuk ke dalam salah satu negara bagian dari forum ekonomi internasional ini.

Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20, atas saran dari para Menteri Keuangan G7 (AS, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Prancis), mulai mengadakan pertemuan untuk membahas respon dari krisis keuangan global yang terjadi.

Tepat pada tanggal 14-15 November 2008, pemimpin negara-negara anggota G20 pun diundang oleh presiden AS yang menjabat saat itu dalam penyelenggaraan KTT G20 pertama. Saat itu, para pemimpin negara pun mulai melakukan koordinasi terhadap dampak dari krisis keuangan yang kala itu terjadi di AS. Mereka juga pun akhirnya sepakat untuk melakukan pertemuan lanjutan.

Untuk mempersiapkan KTT setiap tahunnya, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20 akan melakukan beberapa kali pertemuan dalam setahun. Ini karena G20 sendiri tak memiliki Sekretariat permanen.

Sehingga dalam proses dan sistem kerjanya, penyelenggaraan G20 pun akan memiliki presidensi (tuan rumah) yang ditetapkan secara konsesus pada KTT berdasarkan sistem rotasi kawasan. Tentu, tempat penyelenggaraan ini akan berganti setiap tahunnya.

2. Mengenal G20 dan para anggotanya

bendera negara-negara anggota G20 (g20.org)

Apa yang terlintas dalam benak kalian jika mendengar G20? Bukan singkatan dari Government Twenty, dilansir laman Kementrian Keuangan, G20 atau Group of Twenty adalah sebuah forum utama kerja sama ekonomi internasional, di mana terdapat 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa sebagai anggotanya. Negara-negara yang menjadi anggota G20 tadi pun memiliki perekonomian besar di dunia.

Negara-negara yang menjadi anggota G20 adalah Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Prancis, China, Rusia, Turki, dan Uni Eropa.

3. Alur kerja G20

Infrastructure Working Group (IWG) seminar dengan topik "Scaling Up Sustainable Infrastructure Investment by Leveraging Private Sector Participation" yang diwakili oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia dalam penyelenggaraan G20 Indonesia 2022. Acara seminar IWG ini diselenggarakan pada 19 Januari 2022 di Jakarta. (facebook.com/g20org)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jika para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20 akan melakukan beberapa pertemuan dalam setahun. Nah, sebelum nantinya dibahas pada tingkat menteri, isu-isu ekonomi tadi akan dibahas secara detail dan teknis terlebih dahulu pada tingkat Working Group (WG). Ini bertujuan agar ke depannya pembahasan pun akan lebih optimal dan komprehensif.

Untuk rangkaian pertemuan G20 dalam setiap presidensi normalnya mencakup 3-4 pertemuan di tingkat WG, 3-4 pertemuan di tingkat deputi, 2-4 pertemuan pada tingkat Menteri, dan akan diakhiri dengan KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) yang dihadiri oleh para kepala negara yang menjadi anggota G20.

Dengan siklus yang sudah dijelaskan di atas, nantinya G20 akan menyepakati kesepakatan final atas aksi kebijakan yang diambil dari isu-isu prioritas dalam KTT sebagai penghujung rangkaian kegiatan forum tersebut.

4. Dua arus isu di G20

Pencabutan dan penancapan kembali Gunungan yang berbeda untuk pembukaan secara simbolis G20 on Education and Culture oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Nadiem Makarim, pada tanggal 9 Februari 2022. (facebook.com/g20org)

Alur kerjanya sudah dibahas, kini saatnya mengetahui apa saja isu-isu yang dibahas dalam forum G20. Dalam G20 sendiri, setidaknya ada dua arus isu yang dibahas, yakni Finance Track dan Sherpa Track.

Fokus isu yang dibahas dalam aru Finance Track sendiri tentu seputar ekonomi dan keuangan yang mencakup kebijakan fiskal, moneter dan rii, investasi infrastruktur, regulasi keuangan, inklusi keuangan, hingga perpajakan internasional. Nantinya, pembahasan arus Finance Track ini dilakukan oleh para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari masing-masing negara anggota G20.

Arus isu kedua adalah Sherpa Track yang fokusnya lebih luas mencakup geopolitik, antikorupsi, pembangunan, perdagangan, energi, perubahan iklim, serta kesetaraan gender. Untuk pembahasan arus ini sendiri akan dilakukan kementrian terkait pada tingkat Menteri oleh masing-masing negara anggota G20.

5. Indonesia dalam G20

Para pemimpin negara anggota di G20 2019 yang diselenggarakan di Osaka, Jepang pada 28 Juni 2019 (Alan Santos/PR via flickr.com/palaciodoplanalto)

Indonesia sendiri sudah menjadi anggota forum G20 sejak awal, yakni sejak tahun 1999, tepat forum internasional ini pertama kali dibentuk. Saat itu, Indonesia sedang berada dalam kondisi pemulihan setelah krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998.

Indonesia pun dinilai sebagai emerging economy, di mana memiliki ukuran dan potensi ekonomi yang sangat besar di kawasan Asia. Hal itulah yang menyebabkan Indonesia hadir di forum G20 mewakili kelompok negara-negara berkembang, kawasan Asia Tenggara, dan dunia Islam.

6. Keterlibatan dan peran Indonesia di G20

Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi. Pertemuan tersebut digelar di sela-sela KTT G20 di La Nuvola, Roma, Italia pada Minggu, 31 Oktober 2021. (presidenri.go.id/BPMI Setpres/Laily RE)

Sebab sudah bergabung sejak awal dibentuknya forum G20, Indonesia sendiri telah menunjukkan eksistensinya lewat peran serta keterlibatan dalam penerapan hasil pertemuan G20.

Tak hanya itu, Indonesia juga berperan dalam mengajukan beberapa inisiatif di antaranya GLOBAL EXPENDITURE SUPPORT FUND (GESF), GLOBAL INFRASTRUCTURE CONNECTIVITY ALLIANCE (GICA), dan INCLUSIVE DIGITAL ECONOMY ACCELERATOR (IDEA HUB).

GESF sendiri merupakan peran Indonesia dalam mendukung negara berkembang dalam hal mengamankan anggaran nasional dalam krisis likuiditas. Sementara itu, Indonesia juga mengajukan inisiatif GICA yang mendukung konektivitas melalui kegiatan kooperasi dan pertukaran pengetahuan.

Terakhir, Indonesia mengajukan IDEA HUB, yakni forum yang menjadi tempat berkumpulnya para unicorn di negara-negara anggota G20 untuk saling bertukar ide.

Tak hanya mengajukan inisiatif dalam forum G20, Indonesia juga turut berperan sebagai Co-chair Anti-Corruption Working Group bersama Prancis (2010-2011), Co-chair Working Group on Energy and Commodities Markets bersama Inggris (2012), tuan rumah untuk pertemuan Study Group on Financing for Investment di Bali (2013), tuan rumah pertemuan Infrastructure and Investment Working Group di Jakarta (2014), serta tuan rumah pertemuan Infrastructure and Investment Working Group di Bali (2016).

7. Indonesia jadi tuan rumah presidensi G20 tahun 2022

Wempi Saputra, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional dalam webinar Ngobrol Seru: Dukungan Penuh untu G20 Indonesia di Mata Millenial dan Gen Z (youtube.com/IDN Times)

Pada tahun 2021 lalu, Italia menjadi tuan rumah penyelenggaraan G20 dengan tema "People, Planet, and Prosperity". Tahun 2022 ini, giliran Indonesia yang memegang tongkat estafet presidensi dengan mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger".

Sebelumnya, pada tanggal 31 Oktober 2021 penyerahan presidensi untuk penyelenggaraan G20 tahun 2022 dari Italia ke Indonesia sudah dilaksanakan. Penyerahan tersebut dilakukan dalam sesi penutupan KTT G20 di La Nuvola, Roma, Italia.

Lalu pada 7-8 Desember 2021, pertemuan pembuka dalam presidensi G20 Indonesia telah sukses diselenggarakan di Jakarta. Kini, Indonesia tengah bersiap untuk menunjukkan kembali perannya dalam memegang presidensi atau tuan rumah KTT G20 tahun 2022.

Seperti yang dikatakan Wempi Saputra, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional dalam webinar Ngobrol Seru: Dukungan Penuh untuk G20 Indonesia di Mata Millenial dan Gen Z, tema "Recover Together, Recover Stronger" pun dipilih dengan tiga alasan yang melatar belakanginya.

Pertama, proses pemulihan ekonomi global sudah berlangsung, tapi tidak seimbang. Kedua, penyebab utama dari kondisi pemulihan yang tidak seimbang tadi adalah pandemik yang belum terkendali dan vaksinasi yang masih belum merata. Gabungan alasan pertama dan kedua ini pun menjadi risiko global.

Alasan terakhir adalah terkait dengan suatu megatren isu yang terkait dengan perkembangan teknologi digital dan perubahan iklim.

Indonesia menjadi negara berkembang pertama dan satu-satunya di ASEAN yang menjadi anggota G20 yang memegang presidensi forum internasional ini. Sementara itu, pertemuan level Deputi Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dalam G20 telah diselenggarakan pada 9-10 Desember 2021. 

Dilansir lama G20 Indonesia 2022, KTT Kepala Negara dan Pemerintahan G20 ke-17 akan berlangsung pada Oktober/November 2022 di Bali.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ines Melia
EditorInes Melia
Follow Us