Siap-Siap! BEI Beri Sinyal GoTo IPO Tahun Ini

Jakarta, IDN Times - Dua startup unicorn yang telah melakukan merger, Gojek dan Tokopedia (GoTo) kemungkinan besar bakal melantai atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum 2021 berakhir.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna memastikan bahwa di dalam pipeline atau perencanaan BEI ada tiga startup unicorn yang siap listing alias IPO tahun ini.
"Kalau dari sisi jumlah sebetulnya tiga, tapi yang dua ini sudah bergabung jadi satu. Dulu itu termasuk yang belum bergabung, jadi nanti akan masuk jadi tiga," kata Nyoman Yetna dalam diskusi IPO Unicorn secara virtual, Rabu (28/7/2021).
1. Satu dari tiga startup unicorn sudah pasti IPO tahun ini

Adapun, satu dari tiga startup unicorn yang IPO tahun ini adalah Bukalapak. Perusahaan teknologi yang berdiri sejak 2010/2011 tersebut dipastikan IPO di BEI pada 6 Agustus mendatang.
"Bukalapak itu masuk satu, proposalnya sudah masuk. Secara institusi tiga, tapi nanti yang dua itu jadi satu, bentuk korporasinya sudah besar," ujar Nyoman Yetna.
2. BEI mengonfirmasi baru menerima dokumen dari Bukalapak

Selain itu, Nyoman Yetna memastikan bahwa sampai saat ini baru Bukalapak yang telah menyampaikan dokumen IPO ke BEI. Sebaliknya, GoTo masih belum mengirimkan dokumen terkait ke IPO ke BEI.
GoTo disinyalir masih menunggu BEI merevisi Peraturan I-A terkait papan utama atau kebijakan Multiple Vote Sharing (MVS) atau Saham Hak Suara Multiple. Namun, Nyoman Yetna belum bisa berkomentar banyak terkait kemungkinan tersebut.
"Jadi saat ini kami masih belum menerima dokumen. Apakah dia menunggu, saya nggak bisa kasih komentar soal itu, tetapi yang jelas untuk peraturan 1A pembahasannya sudah tidak ada yang signifikan karena sudah tahap finalisasi, keluarnya kapan? Soon ya, tergantung OJK," tutur dia.
3. BEI akan adaptif untuk menerima unicorn di pasar modal Indonesia

Di sisi lain, Nyoman Yetna juga menyampaikan bahwa BEI akan adaptif agar para unicorn mau masuk ke pasar modal Indonesia.
"Kalau melihat landscape persaingan pasar modal, tentu kita harus adapatif. BEI selalu berkomitmen untuk jadi rumah pertumbuhan dan kita melihat sisi mana lagi yang bisa diakomodasi sehingga semua perusahaan yang mengutilisasi teknologi juga akan kita akomodasi, untuk itu peraturan I-A berubah," ujar dia.
Perubahan peraturan I-A dilakukan BEI untuk mengakomodir keinginan para unicorn Indonesia yang menargetkan papan utama atau mainboard.
"Para unicorn berharap tercatat di papan utama, bukan hanya untuk prestis, tetapi sebagai positioning agar mereka berkembang lebih lanjut misal mendapatkan pendanaan lanjutan, lebih mudah fundraising. Namun, berdasarkan peraturan I-A yang sekarang ini agak sulit bagi mereka untuk dapat mainboard," ujar Kepala Divisi Layanan dan Pengembangan Perusahaan Tercatat BEI, Saptono Adi Junarso.
Sapto memastikan bahwa BEI telah melakukan penyesuaian terhadap peraturan pencatatan I-A dan diharapkan dapat mengakomodasi perusahaan berbasis teknologi untuk dapat tercatat di BEI.
OJK pun, diharapkan Sapto, bisa segera mengeluarkan keputusan resmi terkait perubahan peraturan I-A tersebut.