Sinar Mas Dorong 250 Petani Sawit Swadaya Raih Sertifikat RSPO

Jakarta, IDN Times- Sinar Mas Agribusiness and Food melalui Program Sawit Terampil mendorong Pabrik Kelapa Sawit (PKS) mengantongi sertifikat Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) yakni Koperasi Jasa Sawit Lepan Jaya (KJSLJ) dengan 250 anggota petani swadaya mendapat RSPO dengan total luas perkebunan sawit 368 hektare (ha).
RSPO merupakan sistem sertifikasi global yang menjamin produk ditangani petani profesional untuk memproduksi minyak sawit yang memenuhi standar keberlanjutan. Sertifikasi ini juga bertujuan untuk mendorong penggunaan minyak kelapa sawit berkelanjutan dan mencapai keseimbangan dalam industri kelapa sawit.
1. Perkuat rantai pasok dengan memberi pelatihan kelompok untuk terapkan praktik pertanian yang baik

Head of Smallholders Innovation Department, Helena Delima Lumban Gaol menyebut, program pembinaan itu dilakukan untuk membantu petani swadaya dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk tata cara untuk meningkatkan produksi minyak sawit.
Menurutnya Sinar Mas Agribusinees and Food berkomitmen untuk memperkuat rantai pasok, oleh karena itu melalui Program Sawit Terampil bertujuan memberikan dukungan menyeluruh bagi petani swadaya melalui pelatihan kelompok dan dukungan individual untuk menerapkan praktik pertanian yang baik.
"Tujuan utama program ini adalah untuk menerapkan praktik-praktik perkebunan terbaik, membantu mempersiapkan para petani untuk memenuhi syarat-syarat keberlanjutan yang ada, dan juga memenuhi peraturan pemerintah Indonesia," kata Helena dalam acara Peluncuran Sertifikasi RISE dan Perayaan RSPO di Jakarta Pusat, Rabu (4/12/2024).
Di samping itu, program Sawit Terampil juga mendorong petani swadaya memperoleh sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) sebagaimana tertuang dalam Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN KSB) tahun 2019-2024.
2. Petani swadaya memiliki peranan penting dalam rantai pasok minyak kelapa

Apalagi, petani swadaya memainkan peran penting dalam rantai pasok minyak kelapa sawit di Indonesia. Indonesia memiliki 16,38 juta hektar (ha) perkebunan kelapa sawit.
Lebih dari 40 persen perkebunan kelapa sawit di Indonesia atau 4,5 juta ha, dikelola oleh lebih dari 2,7 juta petani swadaya, menjadikan kelompok ini sebagai bagian penting yang mendorong perubahan yang sejalan dengan tujuan kesepakatan global seperti Peta Jalan Sektor Pertanian menuju 1,5 derajat Celcius dan transformasi rantai pasok global untuk memenuhi persyaratan global, seperti memenuhi persyaratan Undang-Undang Anti-Deforestasi Uni Eropa (EUDR).
3. Program sawit terampil berhasil melatih 9 ribu petani swadaya

Program Sawit Terampil membantu pemerintah dan petani dalam mempercepat penerbitan STDB dengan memetakan lahan-lahan para petani peserta Program Sawit Terampil. Peta lahan petani (geo-location) menjadi salah satu dasar untuk mendapatkan STDB.
Selain KJSLJ, organisasi petani swadaya lainnya yang berpartisipasi dalam program Sawit Terampil, CV Perangin-angin Grup (CV PAG) yang beranggotakan 299 petani di Aceh Subulussalam, juga telah mendapatkan rekomendasi dari Certification Body untuk mendapatkan sertifikasi RSPO.
Pada akhir 2023, peserta program Sawit Terampil yang pertama, Perkumpulan Sejahtera Petani Nusantara (PSPN) dari Aceh Utara, berhasil meraih sertifikasi RSPO di Jakarta.
"Hingga Oktober 2024, program Sawit Terampil telah melatih lebih dari 9.000 petani swadaya. Mereka kini tergabung dalam rantai pasok Sinar Mas Agribusiness and Food di beberapa kabupaten di Aceh dan Langkat, Sumatera Utara," jelasnya.
Adapun Sinar Mas Agribusiness and Food berencana untuk memperluas program Sawit Terampil dengan menjangkau 100.000 petani yang dilatih pada 2035.