Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Starbucks Bakal Tambah Pegawai dan Batasi Penggunaan Mesin

logo Starbucks (pexels.com/Kate Trysh)
logo Starbucks (pexels.com/Kate Trysh)
Intinya sih...
  • Starbucks rekrut lebih banyak barista, hentikan rencana ekspansi otomatisasi.
  • Penambahan staf di 3 ribu lokasi AS dan uji coba penambahan jam kerja.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Starbucks akan merekrut lebih banyak barista dan mengurangi rencana ekspansi otomatisasi. Langkah ini menjadi bagian dari strategi CEO Brian Niccol untuk menarik kembali pelanggan yang mulai menjauh. Keputusan itu muncul di tengah laporan keuangan terbaru yang menunjukkan penurunan penjualan dan hasil yang meleset dari ekspektasi.

Niccol mengaku perusahaan sebelumnya berharap alat otomatis bisa menggantikan pekerja manusia.

“Selama beberapa tahun terakhir, kami benar-benar telah mengeluarkan tenaga kerja dari toko. Saya berpikir dengan harapan bahwa peralatan dapat mengimbangi pemindahan tenaga kerja,” kata Niccol, dikutip dari BBC, Rabu (30/4/2025).

Ia mengatakan, asumsi tersebut ternyata tidak sesuai dengan realita yang terjadi di lapangan.

1. Starbucks tambah jam kerja pegawai di 3 ribu gerai

ilustrasi barista Starbucks (pexels.com/Ludovic Delot)
ilustrasi barista Starbucks (pexels.com/Ludovic Delot)

Penambahan jumlah staf sudah diuji coba di sejumlah gerai sejak Niccol masuk pada September 2024. Tahun ini, pendekatan itu diperluas ke sekitar 3 ribu lokasi di seluruh Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, Starbucks juga menjalankan uji coba di 700 gerai dengan menambah jam kerja untuk melayani pelanggan.

Di salah satu gerai pusat kota Chicago, penambahan jam kerja dimanfaatkan untuk menangani pesanan daring dan pelanggan yang datang langsung. Sementara di daerah pinggiran, jam tambahan digunakan untuk memperkuat staf layanan drive-thru. Perusahaan melihat tenaga kerja manusia lebih efektif untuk meningkatkan layanan dan penjualan dibanding perangkat otomatis.

Niccol mengakui menambah pegawai berarti meningkatkan biaya operasional. Namun, ia percaya pertumbuhan akan sebanding dengan investasi tersebut.

2. Algoritma baru bantu barista layani pelanggan lebih baik

ilustrasi interior modern Starbucks Coffee (pexels.com/Andy Lee)
ilustrasi interior modern Starbucks Coffee (pexels.com/Andy Lee)

Dilansir dari Business Insider, Starbucks juga menerapkan algoritma penyusunan pesanan agar barista punya lebih banyak waktu untuk menyapa pelanggan. Algoritma ini sudah digunakan di 400 gerai dan terbukti mengurangi waktu tunggu dengan menyusun urutan pembuatan minuman yang lebih efisien.

Niccol mengatakan, suasana di gerai yang memakai sistem ini jadi lebih tenang dan menyenangkan. Starbucks menamai pendekatan baru ini dengan sebutan Green Apron Service model yang akan diluncurkan bulan depan. Targetnya, sistem ini digunakan di sepertiga gerai AS sebelum tahun fiskal 2025 berakhir.

3. Starbucks juga ubah aturan pakaian hingga kebijakan toilet

logo Starbucks (pexels.com/Hendry and Co.)
logo Starbucks (pexels.com/Hendry and Co.)

Bersamaan dengan perekrutan barista, Starbucks juga melakukan sejumlah perubahan di tokonya. Mereka mengubah desain menu, suasana toko, hingga kode pakaian karyawan agar apron hijau ikonik terlihat mencolok.

Selain itu, perusahaan membatalkan aturan lama yang mengizinkan pengunjung menggunakan fasilitas toilet tanpa harus membeli apa pun. Kini, pelanggan diminta melakukan pembelian jika ingin nongkrong di gerai. Karyawan juga diminta menulis pesan dan gambar kecil di gelas pesanan pelanggan sebagai bentuk personalisasi.

Meski sudah banyak perubahan, hasilnya belum terlihat signifikan. Penjualan global Starbucks turun 1 persen pada kuartal I, menjadi penurunan kelima berturut-turut. Saham perusahaan juga anjlok lebih dari 6,5 persen setelah rencana investasi di jam kerja diumumkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us