Stok Pupuk Subsidi Tembus 1,19 Juta Ton per Maret 2025

- Stok pupuk nasional mencapai 1,63 juta ton, terdiri dari 1,19 juta ton pupuk subsidi dan 445 ribu ton pupuk non-subsidi.
- Pupuk Indonesia telah menyalurkan pupuk bersubsidi ke petani sebesar 1,52 juta ton, lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun 2024.
Jakarta, IDN Times - PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatat hingga 20 Maret 2025 stok pupuk nasional mencapai 1,63 juta ton. Angka itu terdiri dari 1,19 juta ton pupuk subsidi, dan 445 ribu ton pupuk non-subsidi.
Menurut Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana, angka tersebut menunjukkan stok pupuk nasional dalam kondisi tersedia sesuai ketentuan.
“Pada bulan suci Ramadan dan menjelang Idul Fitri ini Pupuk Indonesia terus berupaya menjaga ketersediaan pupuk di tingkat petani, sekaligus sebagai komitmen kami dalam mendukung program prioritas pemerintah di bidang ketahanan pangan,” kata Wijaya dikutip Jumat, (21/3/2025).
1. Penyaluran pupuk bersubsidi ke petani capai 1,52 juta ton

Lebih lanjut, jumlah stok pupuk subsidi sebesar 1,19 juta ton tersebut terdiri dari 581 ribu ton Urea, 552 ribu ton NPK, 22 ribu ton NPK Formula Khusus dan 33 ribu ton Organik. Sementara, stok pupuk non-subsidi sebesar 445 ribu ton terdiri dari 361 ribu ton pupuk Urea dan 84 ribu ton NPK.
Selain kesiapan stok, Wijaya mengatakan, Pupuk Indonesia juga telah menyalurkan pupuk bersubsidi ke petani sebesar 1,52 juta ton. Pupuk Subsidi ini terdiri dari 731 ribu ton Urea, 728 ribu ton NPK, 11 ribu ton NPK Formula Khusus, dan 51 ribu ton Organik. Realisasi penebusan tersebut lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun 2024 sebesar 1,142 juta ton.
“Penyaluran yang meningkat ini menandakan keberhasilan dari upaya pemerintah bersama Pupuk Indonesia dalam menyederhanakan mekanisme pendistribusian pupuk bersubsidi. Ke depan, kami terus berkomitmen membuat penyaluran semakin mudah dan tepat sasaran,” ujar Wijaya.
2. Kebutuhan pupuk buat musim tanam kedua bakal terpenuhi

Dengan kesiapan stok dan distribusi di atas, Wijaya meyakini kebutuhan pupuk petani pada musim tanam kedua tahun 2025 yang akan dimulai pada April ini akan terpenuhi. Wijaya optimistis Pupuk Indonesia juga mampu memenuhi seluruh alokasi pupuk bersubsidi tahun 2025 yang mencapai 9,5 juta ton.
“Kami berharap tren positif dalam produksi dan distribusi ini dapat berlanjut hingga akhir tahun 2025, sehingga Pupuk Indonesia dapat berperan aktif dalam mendukung upaya pemerintah mencapai swasembada pangan secepat-cepatnya,” kata Wijaya.
Wijaya mengatakan penyaluran pupuk akan didukung oleh 1.067 distributor dengan 27 ribu lebih jaringan kios atau pengecer, 107 penyedia jasa kapal dengan 179 trayek pelayaran, 274 penyedia jasa truk dengan 1.288 rute, ditambah dengan empat rute pendistribusian melalui kereta api.
3. Distribusi pupuk tetap dilakukan meski ada pembatasan angkutan barang di mudik Lebaran

Sebagaimana diketahui, pemerintah telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama Tiga Instansi tentang Pengaturan Lalu Lintas Jalan serta Penyeberangan Selama Masa Libur Arus Mudik dan Balik Angkutan Lebaran Tahun 2025/1466 Hijriyah.
Dalam SKB tersebut, pemerintah melakukan pembatasan operasional angkutan barang, seperti truk bersumbu 3 atau lebih di banyak jalan tol dan non-tol mulai dari Sumatra, Jawa hingga Kalimantan. Pembatasan tersebut akan berlaku pada Senin, (24/3/2025) pukul 00.00 hingga Selasa, (8/4/2025) pukul 24.00 waktu setempat.
Wijaya mengatakan, pembatasan operasional angkutan barang tersebut tidak akan berpengaruh pada komoditas pupuk. Sebab pembatasan tersebut dikecualikan untuk truk pengangkut kebutuhan pokok seperti BBM, pakan ternak, termasuk truk pengangkut pupuk.
“Dengan adanya pengecualian ini, maka dapat dipastikan truk-truk yang mengangkut pupuk bersubsidi dan nonsubsidi dapat tetap beroperasi seperti biasa untuk menyalurkan pupuk yang amat dibutuhkan oleh petani. Kebijakan ini sejalan dengan program prioritas pemerintah di bidang ketahanan pangan,” tutur Wijaya.