Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Digitalisasi Pupuk Indonesia Kian Masif, iPubers Jadi Andalan

Petani di Banyuwangi setelah menebus pupuk bersubsidi di kios. (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Intinya sih...
  • Pupuk Indonesia melakukan digitalisasi penyaluran pupuk bersubsidi melalui aplikasi iPubers
  • iPubers memudahkan petani dalam penebusan pupuk bersubsidi dengan hanya menggunakan KTP
  • Penyaluran pupuk bersubsidi menggunakan iPubers telah mencapai hasil yang memuaskan hingga akhir Desember 2024

Jakarta, IDN Times - Digitalisasi telah menjadi sebuah keniscayaan saat ini. Banyak perusahaan yang mulai memanfaatkan digitalisasi untuk memudahkan tugas-tugasnya, tidak terkecuali PT Pupuk Indonesia (Persero).

Sebagai induk Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pupuk, Pupuk Indonesia punya tugas utama menyalurkan pupuk bersubsidi ke petani-petani di seluruh Indonesia. Dalam menjalankan tugas utamanya tersebut, Pupuk Indonesia telah menjalankan digitalisasi secara menyeluruh sejak tahun lalu.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengungkapkan, 2024 menjadi tahun yang secara operasional menarik dan penuh tantangan. Namun, satu hal yang dia akui bisa disyukuri adalah Pupuk Indonesia berhasil melakukan digitalisasi untuk penyaluran dan penebusan pupuk bersubsidi oleh petani.

Digitalisasi yang dilakukan Pupuk Indonesia sejak tahun lalu tidak lepas dari arahan Presiden RI ketujuh, Joko “Jokowi” Widodo. Rahmad menuturkan, pada Januari 2024, Jokowi menyampaikan bahwa untuk mendapatkan pupuk bersubsidi tidak perlu memiliki Kartu Tani, melainkan cukup dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Tujuannya untuk memudahkan petani dalam penebusan pupuk bersubsidi.

"Pak Presiden Jokowi waktu itu menyampaikan pokoknya nggak perlu pakai Kartu Tani, kartu ini-itu, bawa KTP saja bisa menebus pupuk bersubsidi bagi orang yang memiliki alokasi pupuk," kata dia dalam acara Plant Visit Pimpinan Redaksi Media Nasional di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, Kamis (13/2/2025).

Pupuk Indonesia hadirkan aplikasi iPubers

Aplikasi iPubers Pupuk Indonesia (dok. Pupuk Indonesia)

Tim internal Pupuk Indonesia pun mencari cara agar sistem penebusan pupuk diubah menjadi digital. Adapun jika masih menggunakan sistem manual maka penyalurannya dikhawatirkan berantakan. 

"Kita putuskan di Februari (2024) kita minta Pak Panji (Direktur Transformasi Bisnis Pupuk Indonesia) dalam satu bulan digitalisasi hampir 27 ribu kios dan itu berhasil," ujarnya.

Aplikasi Integrasi Pupuk Bersubsidi (iPubers) pun kemudian jadi andalan Pupuk Indonesia untuk memastikan penyaluran dan penebusan pupuk bersubsidi tepat sasaran.

Untuk informasi, iPubers merupakan aplikasi yang dikembangkan lewat kolaborasi antara Pupuk Indonesia dan Kementerian Pertanian (Kementan).

Hadirnya iPubers memudahkan proses administrasi bagi pemilik kios terkait penyaluran pupuk bersubsidi. Sebelumnya, proses administrasi terkait penyaluran pupuk subsidi menggunakan kertas formulir.

Direktur Transformasi Bisnis Pupuk Indonesia, Panji Winanteya Ruky, menjelaskan berkat aplikasi itu, proses administrasi dan transaksi terekam secara digital.

“Lewat iPubers, kita digitalisasi kios supaya setiap transaksi di kios tercatat dan terekam secara digital, semua yang tadinya manual yang kertas-kertas itu kita hapuskan,” kata Panji.

Dengan aplikasi iPubers, setiap transaksi penebusan pupuk bersubsidi di kios langsung terekam secara real time. Selain itu, iPubers juga memudahkan kios dan petani melakukan penebusan pupuk bersubsidi lantaran hanya cukup membawa KTP.

"Aplikasi ini juga dapat meningkatkan transparansi dan ketepatan sasaran penerima pupuk bersubsidi," ucap Panji.

Penerapan prinsip 6 Tepat

UD Bintang Harapan, salah satu kios pupuk bersubsidi yang menggunakan aplikasi iPubers Pupuk Indonesia. (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Sementara itu, Assistant Account Executive (AAE) Pupuk Indonesia Holding Company, Fahmi mengungkapkan, petani sangat dimudahkan lewat hadirnya aplikasi iPubers.

Aplikasi tersebut membuat petani tidak lagi kesulitan menanyakan berapa jumlah pupuk subsidi yang mereka dapat dan berapa biaya menebus pupuk subsidi. Semua itu dapat diketahui petani lewat aplikasi iPubers.

“Jadi petani bisa mengakses apapun, segala informasi perihal pupuk bersubsidi ini,” ujar Fahmi saat ditemui IDN Times di Kios UD Bintang Harapan, Banyuwangi, Jawa Timur pada Rabu (5/2/2025).

Selain itu, Fahmi menjelaskan, aplikasi iPubers merupakan pengejawantahan Prinsip 6 Tepat yang diusung Pupuk Indonesia. Adapun prinsip tersebut adalah Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Mutu, Tepat Jenis, Tepat Tempat, dan Tepat Harga.

“Jadi semuanya sudah transparan. Mau petani tanya, berapa nih harga per kilonya? Berapa yang dia dapat? Bagaimana harus nebus? Semuanya sudah ada,” kata dia.

Petani dan pemilik kios akui kemudahan yang diberikan iPubers

Kios UD Bintang Harapan di Banyuwangi yang jual pupuk bersubsidi. (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Apa yang disampaikan Fahmi pun diamini salah seorang petani di Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur bernama Narwani. Sebelum adanya aplikasi iPubers, Narwani mengaku proses mendapatkan pupuk subsidi cukup menyulitkan dia dan rekan-rekan petani lainnya.

“Prosesnya gampang banget. Datang ke kios, terus nunjukkin KTP. Selama ada di dalam RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani) tidak akan dipersulit, pasti ada (pupuk subsidi),” kata Narwani.

Selain kemudahan menebus pupuk bersubsidi, aplikasi iPubers juga membuat petani dapat dengan mudah mengetahui jumlah alokasi pupuk bersubsidi mereka, yakni cukup dengan KTP.

Dengan cara tersebut, petani yang tidak memiliki Kartu Tani tetap bisa mendapatkan pupuk bersubsidi selama nama dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) mereka terdaftar sebagai penerima manfaat (PM) pupuk bersubsidi atau termasuk dalam RDKK.

Senada, Fadhil selaku pemilik Kios UD Bintang Harapan juga mengakui adanya aplikasi iPubers memudahkan kerjanya dalam menyalurkan pupuk subsidi ke petani.

Kepada IDN Times, Fadhil mengungkapkan pengalaman menyenangkannya saat menggunakan iPubers untuk memberikan pupuk bersubsidi kepada para petani.

“Pengalamannya sejauh ini menyenangkan karena data itu sudah ada. Orang yang bawa KTP tinggal kita masukkan (datanya), kita tidak ribet-ribet, jatah (pupuk subsidi) juga ada di situ,” ujar dia.

Kemudahan yang didapatkan Fadhil dan para pemilik kios pupuk lainnya tidak lepas dari pelatihan dari Pupuk Indonesia. Holding BUMN sektor pupuk tersebut tidak membiarkan pemilik kios merasa gaptek karena menggunakan teknologi dalam pendistribusian pupuk bersubsidi.

Fadhil mengakui, sebelum adanya iPubers dia harus mempersiapkan banyak hal ketika mulai mendistribusikan pupuk bersubsidi dan harus membubuhkan tanda tangan manual.

“Pada awal-awal penggunakan aplikasi (iPubers), kita diedukasi, diajari sama Pupuk Indonesia, cara penggunaannya. Alhamdulillah gak ada kendala pak, mudah sekali,” kata dia.

Cara Pupuk Indonesia distribusikan pupuk bersubsidi pada 2025

Stok pupuk bersubsidi di gudang salah satu kios di Banyuwangi (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Pupuk Indonesia sendiri memiliki tugas mendistribusikan pupuk subsidi yang sudah dialokasikan pemerintah pada 2025. Adapun alokasi pupuk bersubsidi yang ditetapkan pemerintah untuk tahun ini sebesar 9,55 juta ton. 

Alokasi pupuk subsidi itu mengalami pertambahan dibandingkan 2024. Pupuk Indonesia pun siap mewujudkan alokasi pupuk bersubsidi itu bersamaan dengan penyederhanaan alur distribusi ke petani.

"Pupuk Indonesia siap menyalurkan pupuk bersubsidi dengan tepat jumlah dan tepat waktu pada 1 Januari 2025, sebagaimana arahan dari pemerintah,” kata Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi Saleh.

Tri Wahyudi menambahkan, guna mendukung kelancaran distribusi dan menjamin kualitas produk agar terjaga dengan baik, Pupuk Indonesia memiliki 516 gudang lini II tingkat provinsi dan lini III tingkat kabupaten atau kota yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan kapasitas total mencapai 2,89 juta ton.

"Selain itu, infrastruktur distribusi Pupuk Indonesia juga didukung oleh 256 jasa ekspedisi truk, 125 kapal, dan 142 trayek pelayaran," kata Tri Wahyudi.

Pupuk Indonesia juga terus mengoptimalkan aplikasi Integrasi Pupuk Bersubsidi (iPubers) yang telah diterapkan pada 27 ribu kios di seluruh Indonesia untuk menjamin penyaluran pupuk subsidi tepat sasaran.

"Sebagai produsen, kami tentunya sudah menyiapkan stok pupuk bersubsidi yang siap ditebus oleh petani yang datang membawa KTP dan sudah terdaftar di sistem e-RDKK (Sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok). Semua petani yang memenuhi syarat tersebut dapat langsung menebus pupuk bersubsidi sesuai alokasi yang telah ditentukan,” tutur Tri Wahyudi.

Tri Wahyudi menyampaikan realisasi penyaluran pupuk bersubsidi hingga akhir Desember 2024 ini telah mencapai hasil yang memuaskan.

Dia mengatakan hingga 27 Desember 2024, penyaluran pupuk bersubsidi telah mencapai 7.312.584 ton. Pupuk yang berhasil disalurkan terdiri dari 3.694.778 ton urea, 3.570.960 ton NPK, dan 46.845 ton pupuk organik.

“Atas kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi tahun 2024, PT Pupuk indonesia mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, provinsi, kabupaten, dan kota, serta Pokja Pupuk dan stakeholder pupuk bersubsidi yang telah mendukung kelancaran distribusi untuk petani Indonesia,” ucap Tri Wahyudi.

Pupuk Indonesia terus jaga HET pupuk bersubsidi

Stok pupuk bersubsidi di gudang salah satu kios di Banyuwangi (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Keberadaan aplikasi iPubers juga jadi salah satu cara Pupuk Indonesia untuk bisa menjaga Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi tetap sesuai ketentuan yang diatur pemerintah demi melindungi kepentingan petani.

Kepastian HET pupuk bersubsidi jadi cara Pupuk Indonesia untuk menjaga penyaluran pupuk bersubsidi tetap sesuai aturan, Tri Wahyudi menegaskan, pihaknya tidak akan menoleransi pelanggaran yang merugikan petani.

“Menjual pupuk bersubsidi di atas HET adalah pelanggaran serius dan dapat dikenai sanksi pidana. Kami berkomitmen menjaga distribusi pupuk agar tetap terjangkau bagi petani sesuai amanat perundang-undangan,” ujar Tri Wahyudi.

HET pupuk bersubsidi untuk 2025 telah diatur dalam Keputusan Menteri Pertanian RI No. 644/kPTS/SR.310/M/11/2024. Dalam keputusan tersebut, HET pupuk bersubsidi di tingkat kios atau pengecer ditetapkan sebesar Rp2.250 per kilogram (kg) untuk urea, NPK Phonska Rp2.300 per kg, NPK untuk Kakao Rp3.300 per kg, dan pupuk organik Rp800 per kg.

Meski demikian, satu hal yang perlu diingat terkadang memang terjadi adanya pembebanan biaya transportasi ataupun pengangkutan pupuk bersubsidi sehingga menimbulkan persepsi seolah HET dinaikan. Namun, hal itu biasanya merupakan kesepakatan yang dibuat antara kios dan petani.

“Dengan pengawasan yang lebih ketat, kami ingin memastikan pupuk bersubsidi benar-benar dirasakan oleh petani yang membutuhkan. Langkah ini penting untuk menjaga produktivitas sektor pertanian dan mendukung terwujudnya ketahanan pangan nasional,” tutur Tri Wahyudi.

Hukuman bagi pelanggar HET pupuk bersubsidi

Stok pupuk bersubsidi di gudang salah satu kios di Banyuwangi (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Tri Wahyudi pun mengingatkan kepada seluruh mitra kios, pelanggaran HET pupuk bersubsidi dapat dikenai ancaman pidana berdasarkan Pasal 2 UU Nompr 20 Tahun 2001. Sanksinya meliputi hukuman penjara hingga 20 tahun dan denda maksimal Rp1 miliar.

Bagi kios yang terbukti melanggar aturan, Pupuk Indonesia mengambil tindakan dengan mewajibkan mereka mengembalikan selisih harga kepada petani yang telah dirugikan akibat penjualan di atas HET dan memasang spanduk komitmen yang menyatakan bahwa mereka akan menjual pupuk bersubsidi sesuai dengan HET berlaku.

“Jika pelanggaran berulang, kami tidak akan ragu untuk memutus kerja sama dengan kios atau distributor yang terlibat. Ini adalah langkah penting untuk melindungi petani dari praktik curang,” kata Tri Wahyudi.

Sebagai langkah preventif, Pupuk Indonesia terus menggencarkan edukasi kepada petani, kios, dan pihak terkait mengenai pentingnya mematuhi HET.

Hal itu di antaranya dengan mencatat secara lengkap pada nota jika terjadi peningkatan harga tebus pupuk yang telah disepakati antara kios dengan petani, atau kesepakatan harga ongkos kirim, pembayaran pupuk pasca panen (yarnen), dan kesepakatan lainnya yang membuat penebusan pupuk lebih tinggi dari HET.

Selanjutnya, Pupuk Indonesia mewajibkan seluruh mitra kios untuk memasang spanduk berisi informasi mengenai nomor telepon yang dapat dihubungi apabila petani menemukan kios menjual pupuk bersubsidi di atas HET.

“Kami mendorong siapa pun yang mengetahui adanya pelanggaran untuk segera menghubungi staf penjualan AE atau AAE setempat. Kami memastikan akan memberikan peringatan kepada distributor atau kios tersebut,” kata Tri Wahyudi.

Pupuk Indonesia, sambung Tri Wahyudi, secara berkala menggelar acara 'PI Menyapa' yang merupakan wadah komunikasi dan koordinasi dengan pemangku kepentingan di lapangan. Selain itu, ada juga Acara Rembuk Tani yang digelar di berbagai daerah sebagai forum untuk membahas berbagai permasalahan, tantangan, dan peluang di sektor pertanian.

Dalam dua forum tersebut, petani dapat menyampaikan berbagai permasalahan yang dihadapi di lapangan, termasuk mengenai HET langsung kepada pemangku kepentingan di Pupuk Indonesia. Perusahaan juga mendorong masyarakat untuk melaporkan dugaan pelanggaran distribusi pupuk bersubsidi.

"Pelaporan dapat dilakukan melalui tim lapangan Pupuk Indonesia atau menghubungi pusat layanan resmi perusahaan. Adapun layanan pelanggan yang bisa diakses oleh seluruh petani dengan kontak bebas pulsa di nomor 0800 100 8001 atau WhatsApp di nomor 0811 9918 001," kata Tri Wahyudi.

Digitalisasi dan inovasi bikin Pupuk Indonesia hemat Rp1,3 triliun

Pupuk subsidi yang siap didistribusikan ke kios resmi. (dok. Pupuk Indonesia)

Aplikasi iPubers sendiri menjadi pemenang atau Grand Champion dalam ajang “Pupuk Indonesia Innovation Award (PIIA) Summit 2024."

Inovasi tersebut berhasil memperbaiki tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi melalui pengembangan dan implementasi aplikasi digital terintegrasi di kios-kios Pupuk Indonesia yang jumlahnya mencapai 27.000 kios di seluruh Indonesia.

Aplikasi iPubers serta inovasi lainnya yang dijalankan insan Pupuk Indonesia bahkan mampu mencatatkan kontribusi pendapatan dan penghematan sebesar Rp1,3 triliun.

Rahmad Pribadi selaku Direktur Utama Pupuk Indonesia mengungkapkan, nilai Rp1,3 triliun merupakan kontribusi inovasi yang terdiri atas Rp1,2 triliun berasal dari peningkatan efisiensi atau penghematan dan Rp0,1 triliun berasal dari peningkatan revenue.

“Alhamdulillah di tahun 2024 berdasarkan buku 2023 Pupuk Indonesia menduduki posisi nomor tujuh terbesar dunia di industri fertilizer. Tentu ini tidak lepas dari inovasi yang mempunyai direct impact pada profitability,” ujar Rahmad.

Rahmad menambahkan, ratusan inovasi pada PIIA 2024 ini dihasilkan oleh 700 karyawan atau inovator yang terdiri dari karyawan organik, non-organik dan karyawan magang.

Rahmad mengatakan, inklusivitas ini menjadi bukti bahwa inovasi sudah menjadi habit atau kebiasaan di lingkungan Pupuk Indonesia.

“Inovasi tidak selalu big bang, tapi bisa juga trial and error yang tentunya membutuhkan persistensi. Tanpa persistensi, inovasi ini tidak akan pernah bisa terimplementasi dan tidak akan pernah bisa memberikan direct impact pada laporan keuangan. Alhamdulillah Pupuk Indonesia menunjukkan dua-duanya, kami sudah pernah melakukan big bang innovation yaitu sentralisasi," tutur Rahmad.

"Kami juga terus melakukan inovasi-inovasi yang sifatnya instrumental. Paling membanggakan adalah persistensi karena dari tahun ke tahun saya melihat jumlah peserta dan jumlah inovasinya selalu meningkat,” sambung dia.

PIIA merupakan ajang inovasi, berbagi pengetahuan dan pemberian apresiasi kepada Insan Pupuk Indonesia yang telah berkontribusi atas inovasi. Konvensi ini diikuti oleh seluruh direktorat yang ada di Pupuk Indonesia dengan unsur penilaian fokus pada tiga aspek.

Aspek pertama adalah growth yang menunjukkan bahwa inovasi tersebut harus mampu menunjukkan adanya value creation. Kemudian aspek digital atau adanya unsur teknologi digital dalam inovasinya. Terakhir adalah sustainability atau adanya manfaat inovasi jangka panjang yang dihasilkan untuk generasi berikutnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us