Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi belanja (unsplash.com/charlesdeluvio)

Siapa yang tidak suka berbelanja? Namun, terlalu banyak belanja bisa menjadi masalah serius jika menjadi kebiasaan impulsif yang mengganggu keuanganmu.

Ada lima tanda yang menunjukkan bahwa kamu mungkin terlalu impulsif dalam berbelanja. Jangan lewatkan informasi ini karena bisa membantumu mengelola keuangan dengan lebih bijak dan menghindari masalah keuangan di masa depan. Yuk, simak!

1. Kesulitan mengendalikan dorongan belanja

ilustrasi belanja (unsplash.com/Arturo Rey)

Tanda pertama dari kecenderungan impulsif dalam berbelanja adalah ketidakmampuan untuk mengendalikan dorongan belanja. Kamu merasa tidak bisa menahan diri saat berada di toko atau online. Hal ini bisa terjadi ketika kamu sering membeli barang yang sebenarnya tidak kamu butuhkan hanya karena merasa terdorong oleh promosi atau diskon.

Menurut sebuah studi dalam Journal of Consumer Research, kesulitan dalam mengendalikan dorongan belanja sering kali berkaitan dengan masalah emosional, seperti stres atau kecemasan. Mengenali dan mengelola emosi ini bisa membantumu mengontrol impulsif dalam berbelanja.

2. Mengabaikan anggaran atau rencana keuangan

ilustrasi anggaran (unsplash.com/Kelly Sikkema)

Salah satu tanda yang jelas dari kebiasaan belanja impulsif adalah kecenderungan untuk mengabaikan anggaran atau rencana keuangan yang sudah kamu buat sebelumnya. Kamu mungkin membeli barang-barang yang tidak terdapat dalam daftar belanjaanmu atau melebihi batas yang seharusnya kamu tetapkan.

Menurut laporan dari National Endowment for Financial Education, mengabaikan anggaran adalah salah satu ciri khas dari perilaku belanja yang impulsif. Hal ini dapat mengganggu stabilitas keuanganmu dalam jangka panjang.

3. Pembelian yang dipicu oleh emosi atau kesenangan sementara

ilustrasi belanja (unsplash.com/freestocks)

Impulsif dalam berbelanja seringkali dipicu oleh emosi atau keinginan untuk mendapatkan kesenangan segera. Kamu mungkin merasa sedang stres, bosan, atau sedang dalam suasana hati yang baik dan berakhir dengan membeli barang tanpa pertimbangan yang matang.

Menurut penelitian dalam Journal of Marketing Research, pembelian yang dipicu oleh emosi cenderung kurang rasional dan lebih berdasarkan pada perasaan jangka pendek. Belanja karena emosi seringkali berujung pada penyesalan di kemudian hari.

4. Tumpukan barang yang belum digunakan

ilustrasi barang (unsplash.com/Kelly Sikkema)

Salah satu tanda yang jelas dari kecenderungan belanja impulsif adalah adanya tumpukan barang yang belum pernah atau jarang kamu gunakan. Kamu mungkin tergoda untuk membeli barang karena diskon atau promosi namun pada akhirnya tidak menggunakannya.

Akumulasi barang yang tidak digunakan adalah hasil dari kebiasaan belanja impulsif yang kurang dipertimbangkan dengan baik. Mengurangi pembelian berdasarkan kebutuhan nyata dapat membantu menghindari tumpukan barang yang tak terpakai.

5. Mengalami kesulitan membayar tagihan atau utang

ilustrasi utang (unsplash.com/Avery Evans)

Jika kamu menemukan dirimu kesulitan membayar tagihan atau utang karena belanja yang tidak terkendali, ini bisa menjadi tanda kuat bahwa kamu terlalu impulsif dalam berbelanja. Terjebak dalam siklus utang akibat belanja impulsif dapat mengganggu keuangan dan kestabilan mentalmu.

Menurut Federal Trade Commission, banyak konsumen yang mengalami kesulitan keuangan akibat belanja impulsif dan kemudian terjebak dalam utang yang sulit dilunasi. Penting untuk mengenali masalah ini dan mencari solusi untuk mengelola keuangan dengan lebih hati-hati.

Memiliki kendali atas kebiasaan belanja impulsif adalah langkah penting untuk menjaga keuangan yang sehat. Mengidentifikasi tanda-tanda ini bisa membantumu mengatasi perilaku belanja yang mungkin berdampak negatif pada keuanganmu. Sebelum berbelanja, pertimbangkan kembali kebutuhan nyata dan buatlah keputusan yang lebih bijak dalam mengelola keuanganmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team