Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi 1 (3).jpeg
ilustrasi Gedung TelkomGroup (dok. Telkom)

Intinya sih...

  • Potensi perbaikan pendapatan pada semester II-2025

    • Infrastruktur digital meliputi bisnis data center, jaringan telekomunikasi, dan kabel bawah laut

  • Telkom berpotensi mencatatkan perbaikan pendapatan dengan dukungan peningkatan daya beli masyarakat

  • Fokus Telkomsel memperkuat lini B2B sudah tepat

    • Bisnis B2C melalui Telkomsel sudah mulai mature

  • Potensi bisnis B2B sangat besar saat ini dengan pertumbuhan pendapatan di level mid-to-high single digit growth rate

  • Kontribusi bisnis Consumer bisa berkurang

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) atau Telkom telah merilis laporan keuangan kuartal II-2025. Dalam laporan tersebut, Telkom mencatatkan pendapatan konsolidasi senilai Rp73 triliun dan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) konsolidasi sebesar Rp36,1 triliun dengan margin EBITDA 49,5 persen.

Sementara itu, laba bersih perseroan menyentuh Rp11 triliun dengan margin 15 persen. Pada kuartal kedua tahun ini, bisnis data, Internet, dan layanan IT masih menjadi tulang punggung pendapatan Telkom dengan kontribusi Rp42,5 triliun.

Analis Mandiri Sekuritas, Henry Tedja mengatakan, dengan dinamika tantangan industri saat ini, Telkom tetap memiliki kekuatan untuk bersaing di dalam pasar digital mengingat jaringan infrastrukturnya yang terlengkap serta jumlah penggunanya terbesar di tanahaAir.

“Hal ini mendukung perseroan untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan telekomunikasi lain, untuk menawarkan layanan bagi pelanggan perusahaan maupun pelanggan ritel. Kami melihat anak usaha yang bergerak di bidang infrastruktur digital berpotensi memberikan peningkatan kontribusi pendapatan dan laba bagi perusahaan di masa mendatang," kata Henry, dikutip Senin (25/8/2025).

1. Potensi perbaikan pendapatan pada semester II-2025

ilustrasi Gedung TelkomGroup (dok. Telkom)

Lebih lanjut Henry mengungkapkan, infrastruktur digital tersebut meliputi bisnis data center, bisnis jaringan telekomunikasi last-mile dan backbone, serta bisnis kabel bawah laut yang yang mampu menghubungkan Indonesia dengan berbagai negara.

Henry mengatakan, perusahaan memiliki kapabilitas serta aset yang sangat baik sehingga mampu menarik investasi serta permintaan dari para pemain lokal maupun multinasional.

Oleh karena itu, Henry menilai Telkom berpotensi mencatatkan perbaikan pendapatan pada semester kedua tahun ini dengan dukungan peningkatan daya beli masyarakat. Selain itu, tingkat persaingan di industri telekomunikasi pun sudah kondusif, diitandai dengan kenaikan harga untuk beberapa produk telekomunikasi dari Telkomsel maupun pesaingnya.

"Hal ini akan membuat perusahaan mampu memberikan perbaikan pertumbuhan pendapatan yang berkualitas di semester II-2025," ujar Henry.

2. Fokus Telkomsel memperkuat lini B2B sudah tepat

Telkomsel memperkenalkan paket IndiHome dan Telkomsel One terbaru. (Dok. Telkomsel).

Henry menambahkan, fokus Telkom untuk memperkuat lini B2B sudah tepat, mengingat bisnis B2C melalui Telkomsel sudah mulai mature. Sebagai dampaknya, kondisi pada bisnis B2C ini hanya bisa memberikan pertumbuhan pendapatan di level low-to-mid single digit growth rate. Sementara itu menurut Henry, potensi B2B sangat besar saat ini.

Potensi tersebut ditandai dengan pembangunan data center yang sangat masif di Indonesia, permintaan cyber security semakin meningkat, serta digitalisasi bisnis untuk meningkatkan efisiensi dunia usaha. Hal ini dapat membantu Telkom untuk membukukan pertumbuhan pendapatan di level mid-to-high single digit growth rate.

“Baik itu segmen Consumer (Mobile dan Fixed Broadband), segmen Enterprise, segmen Wholesale and International, bisnis menara telekomunikasi, maupun bisnis data center dan cloud, sama-sama berpotensi untuk memberikan kontribusi positif bagi perusahaan di masa mendatang,” ujar Henry.

3. Kontribusi bisnis Consumer bisa berkurang

ilustrasi teknisi Telkom melakukan maintenance jaringan (dok. Telkom)

Kendati begitu, Henry tetap mengingatkan bahwa kontribusi bisnis Consumer Telkom di masa mendatang terhadap total pertumbuhan pendapatan kemungkinan mulai berkurang.

Hal itu lantaran bisnis Telkomsel, terutama untuk bisnis mobile sudah mulai mature. Mandiri Sekuritas melihat pertumbuhan bisnis Telkomsel akan bertumpu pada peningkatan penetrasi fixed broadband di Indonesia.

Sementara itu, segmen lainnya berpotensi untuk memberikan kontribusi pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi, apabila Telkom mulai melakukan konsolidasi aset dan membuka akses infrastruktur tersebut kepada pihak luar. 

"Hal ini juga akan mengoptimalkan asset return dalam jangka panjang," ujar Henry.

Editorial Team