Terminal NPCT1 Over Capacity Biang Kerok Macet Tanjung Priok

- Pelindo melakukan evaluasi internal terkait kemacetan di Tanjung Priok pada 17-18 April lalu
- Terminal petikemas NPCT1 disebut sebagai biang kerok kemacetan karena melayani customer melebihi kapasitas ideal untuk operasi
Jakarta, IDN Times - Pelindo telah melakukan evaluasi dan identifikasi internal guna menemukan biang kerok kemacetan yang terjadi di kawasan Tanjung Priok pada 17-18 April lalu. Dari hasil evaluasi Pelindo, ada salah satu terminal petikemas di Tanjung Priok, yaitu Terminal NPCT1 yang melayani customer melebihi dari kapasitas ideal untuk operasi.
"Berdasarkan hasil investigasi yang cukup detail, disimpulkan bahwa permasalahan kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok adalah akibat kecerobohan dan ketidakcermatan NPCT1 dalam melakukan perencanaan operasi. Perlu kami jelaskan juga, kejadian ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan pembatasan angkutan pada saat Lebaran,” tutur Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Kamis (24/4/2025).
1. Penyebab lonjakan aktivitas

Arif menambahkan, lonjakan aktivitas tersebut sebagai kombinasi dari adanya tiga kapal yang sandar bersama-sama di NPCT1, peningkatan kepadatan lapangan (Yard Occupancy Ratio – YOR) melebihi ambang normal, dan pada saat bersamaan, alat bongkar muat di lapangan (RTG) juga harus melayani receiving dan delivery truk petikemas melebihi kapasitas peralataan.
Adapun untuk terminal petikemas internasional lain seperti Jakarta International Container Terminal (JICT), Terminal Petikemas Koja (KOJA), Mustika Alam Lestari (MAL), dan Terminal 3, tidak terkena masalah apapun.
“Untuk menurunkan kepadatan di NPCT1, Pelindo bersama otoritas terkait melakukan pemindahan sandaran ke terminal lain untuk kapal yang akan melakukan kegiatan bongkar sehingga tingkat kepadatan lapangan petikemas lebih cepat turun. Selain itu, kami meningkatkan pengawasan terhadap proses keluar masuk barang untuk memastikan situasi normal terus terjaga” beber Arif.
2. Lalu lintas kembali normal pada 19 April 2025

Kemudian pada 18 April malam secara perlahan kemacetan sudah dapat dikendalikan. Lalu lintas pun kembali normal sepenuhnya pada Sabtu (19/4) dini hari.
“Sekali lagi kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyaman yang terjadi akibat kejadian tersebut, dan kami terus melakukan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan di pelabuhan, agar kejadian serupa tidak terulang kembali,” kata Arif.
3. Solusi agar persoalan sama tidak terulang

Arif melanjutkan, lantaran penyebab permasalahan sudah diketahui dengan detail maka solusi penyelesaiannya pun dapat diambil dengan baik. Solusi pertama adalah saat kejadian memindahkan kapal sebagian ke terminal lain. Selanjutnya untuk ke depannya NPCT1 diminta untuk mengurangi jumlah kapal yang ada.
Di samping, itu ada inisiatif lain untuk melakukan pembatasan truk atau pengendalian truk, yaitu dengan penerapan TBS dan juga akan mendorong penerapan dual move operation untuk angkutan pelabuhan.
Menurut Arif, sistem tersebut dapat mengurangi trafik karena truk akan membawa peti kemas saat datang maupun meninggalkan terminal di Tanjung Priok. Dengan begitu, konsep dual move ini lebih efisien termasuk mengurangi biaya karena ada penghematan bahan bakar.
“Untuk solusi jangka panjang, kami telah menyiapkan pembangunan jalan baru yaitu New Priok Eastern Access (NPEA), yang menghubungkan secara langsung New Priok Terminal ke jalan tol pelabuhan. Jalan ini akan mendukung kelancaran pergerakan barang dari dan menuju kawasan industri, termasuk kawasan industri Cikarang, Cibitung, dan kawasan lainnya, ke Pelabuhan Tanjung Priok,” tutur Arif.