Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tertekan Banyak Sanksi, Ekonomi Rusia Diramal Minus 20 Persen

Seorang anak perempuan membawa papan bergambar saat unjuk rasa dekat Museum Seni Modern dan Kedutaan Rusia, setelah Rusia meluncurkan operasi militer besar atas Ukraina, di Ljublana, Slovenia, Jumat (25/2/2022). (ANTARA FOTO/REUTERS/Borut Zivulovic/RWA/djo)
Seorang anak perempuan membawa papan bergambar saat unjuk rasa dekat Museum Seni Modern dan Kedutaan Rusia, setelah Rusia meluncurkan operasi militer besar atas Ukraina, di Ljublana, Slovenia, Jumat (25/2/2022). (ANTARA FOTO/REUTERS/Borut Zivulovic/RWA/djo)

Jakarta, IDN Times - Berbagai tekanan dari sisi ekonomi diperoleh Rusia karena telah mengerahkan serangan militer ke Ukraina. JPMorgan memprediksi ekonomi Rusia di kuartal II-2022 minus 20 persen karena tekanan tersebut.

"Jika sanksi baru ini memang diberlakukan, dampaknya terhadap ekonomi Rusia akan parah," kata Head Emerging Market Economics JP Morgan, Jahangir Aziz dilansir ANTARA, Senin (28/2/2022).

Adapun ekonomi Rusia sepanjang 2022 diprediksi hanya tumbuh 3,5 persen.

1. Jurus kenaikan suku bunga akan sulit pertahankan ekonomi Rusia

Ilustrasi bendera Rusia (DyMax/Adobe Stock)
Ilustrasi bendera Rusia (DyMax/Adobe Stock)

Menurut Aziz, sejumlah jurus yang dikeluarkan Bank Sentral Rusia akan sulit mempertahankan ekonomi negara tersebut.

"Dua pilar ekonominya bahkan berada di tengah pertumbuhan yang melambat, inflasi yang meningkat, dan suku bunga yang tinggi, itu menjadi benteng untuk menjaga cadangan devisa di Bank Sentral dan surplus transaksi berjalan. Tidak lagi," kata Aziz.

2. Inflasi Rusia diprediksi capai 10 persen

ilustrasi mata uang rusia rubel (Pixabay.com/Evgeny)
ilustrasi mata uang rusia rubel (Pixabay.com/Evgeny)

JP Morgan juga menurunkan proyeksi tren pertumbuhan Rusia menjadi 1 persen dari 1,75 persen dikarenakan ketegangan militer yang terjadi dan juga tekanan ekonomi. Bahkan, ekspansi perekonomian negara tersebut diprediksi akan terhambat di tahun-tahun mendatang.

Selain itu, JP Morgan juga memprediksi inflasi Rusia akan mencapai 10 persen pada akhir 2022, dan akan menimbulkan risiko tinggi pada perekonomian.

3. Berbagai sanksi ekonomi yang dijatuhkan pada Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dokumen termasuk dekrit yang mengakui dua wilayah memisahkan diri yang didukung Rusia di Ukraina timur sebagai entitas independen dalam sebuah upacara di Moskow, Rusia, Senin (22/2/2022). ANTARA FOTO/Sputnik/Alexey Nikolsky/Kremlin via REUTERS/aww/sad.
Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dokumen termasuk dekrit yang mengakui dua wilayah memisahkan diri yang didukung Rusia di Ukraina timur sebagai entitas independen dalam sebuah upacara di Moskow, Rusia, Senin (22/2/2022). ANTARA FOTO/Sputnik/Alexey Nikolsky/Kremlin via REUTERS/aww/sad.

Serangan militer Rusia terhadap Ukraina menimbulkan protes dari berbagai negara. Sejumlah negara pun menjatuhkan sanksi ekonomi pada Rusia. Pertama, Amerika Serikat (AS) memberikan sanksi dengan melarang dua bank Rusia, yakni Vnesheconombank (VEB) dan Promsvyazbank (PSB) bertransaksi di Negeri Paman Sam tersebut. Aset-aset Rusia di AS juga telah dibekukan.

Tak hanya itu, Komisi Eropa juga telah memberikan sanksi pada Rusia berupa pembekuan cadangan internasional Bank Sentral Rusia senilai 630 miliar dolar AS. Pembekuan itu melumpuhkan aset-aset Bank Sentral Rusia, membekukan transaksi, sehingga Bank Sentral Rusia tidak bisa mencairkan asetnya.

Lebih lanjut, negara-negara barat juga telah sepakat mendepak Rusia dari sistem perbankan Society Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT). Padahal, sistem tersebut berperan penting dalam transaksi pembayaran dan pengiriman dana internasional.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us