Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BI Masih Tahan Suku Bunga di Level 5,5 Persen, Ini Alasannya

Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers RDG edisi Novemer. (IDN Times/Triyan).
Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers RDG edisi Novemer. (IDN Times/Triyan).
Intinya sih...
  • Inflasi dijaga di kisaran 2,5 plus minus 1 persen: Keputusan menahan suku bunga acuan terkait kebijakan moneter untuk menjaga inflasi dalam sasaran dan nilai tukar rupiah yang stabil.
  • BI cermati kemungkinan turunkan suku bunga acuan: Bank Indonesia akan mencermati ruang penurunan BI rate guna mendorong pertumbuhan ekonomi, serta mempertahankan inflasi dan stabilitas nilai tukar.

Jakarta, IDN Times - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan kembali menahan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 5,5 persen pada Juni 2025. Selain itu, BI juga menahan suku bunga deposit facility sebesar 4,75 persen, dan lending facility 6,25 persen.

“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17 dan 18 Juni 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI rate sebesar 5,5 persen,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (18/6/2025).

1. Inflasi dijaga di kisaran 2,5 plus minus 1 persen

ilustrasi inflasi (unsplash.com/@joa70)
ilustrasi inflasi (unsplash.com/@joa70)

Keputusan untuk menahan suku bunga acuan juga terkait kebijakan moneter diambil dengan mempertimbangkan inflasi yang masih berada dalam sasaran dan nilai tukar rupiah yang stabil, meskipun tekanan dari ketidakpastian global masih tinggi. Selain itu, kebijakan ini juga ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Keputusan ini sejalan dengan terjaganya prakiraan inflasi pada 2025 dan 2026 yang berada dalam sasaran 2,5 persen ±1 persen, stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai fundamental, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi, serta pentingnya terus mendorong pertumbuhan ekonomi," ucapnya.

2. BI cermati kemungkinan turunkan suku bunga acuan

Ilustrasi Gubernur Bank Indonesia dalam konferensi pers (Bisnis-Arief Hermawan)
Ilustrasi Gubernur Bank Indonesia dalam konferensi pers (Bisnis-Arief Hermawan)

Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan BI rate guna mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan tetap mempertahankan inflasi sesuai dengan sasarannya dan stabilitas nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya. 

Sementara itu, kebijakan makroprudensial akomodatif terus dioptimalkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dengan berbagai strategi untuk mendorong pertumbuhan kredit dan meningkatkan fleksibilitas pengelolaan likuiditas oleh perbankan.

"Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk turut menopang pertumbuhan ekonomi melalui perluasan akseptasi pembayaran digital, serta penguatan infrastruktur dan konsolidasi struktur industri sistem pembayaran," ujarnya.

3. BI akan perkuat koordinasi untuk mendorong program Asta Cita pemerintah

Ilustrasi Gedung Bank Indonesia (bi.go.id)
Ilustrasi Gedung Bank Indonesia (bi.go.id)

Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah. Selain itu, Bank Indonesia terus mempererat sinergi kebijakan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.

"Bank Indonesia juga memperkuat dan memperluas kerja sama internasional di area kebanksentralan, termasuk konektivitas sistem pembayaran dan transaksi menggunakan mata uang lokal, serta memfasilitasi penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan di sektor prioritas bekerja sama dengan instansi terkait," ucapnya.  

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us