Trump Ancam Tarif 50 Persen untuk Seluruh Impor Uni Eropa

- Presiden AS Donald Trump mengancam memberlakukan tarif 50 persen untuk impor dari Uni Eropa mulai 1 Juni 2025
- Ancaman tarif naik drastis dari janji awal sebesar 39 persen, tetap berlaku kecuali perusahaan Eropa pindahkan operasi ke AS
- Tarif juga diperluas ke produk lain termasuk ponsel pintar, dengan ancaman tarif 25 persen terhadap Apple jika tidak memproduksi iPhone di AS
Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif sebesar 50 persen untuk seluruh impor dari Uni Eropa mulai 1 Juni 2025. Ancaman ini ia lontarkan lewat akun Truth Social pada Jumat (23/5/2025), dengan menyebut pembicaraan dagang dengan blok tersebut “tidak ke mana-mana”. Ia juga menuduh Uni Eropa memanfaatkan AS.
“Mereka tidak memperlakukan negara kita dengan baik. Mereka bersatu untuk memanfaatkan kita,” tulis Trump di Truth Social, dikutip dari NBC News, Sabtu (24/5/2025).
Ancaman tarif ini naik drastis dari janji awal Trump sebesar 39 persen yang diumumkan pada 2 April. Saat itu, AS juga sudah menerapkan tarif 20 persen yang kemudian diturunkan jadi 10 persen untuk memberi waktu negosiasi hingga 8 Juli 2025.
1. Trump desak perusahaan Eropa pindah ke AS
Berbicara kepada wartawan di Oval Office, Trump mengatakan tarif baru akan tetap diberlakukan kecuali perusahaan-perusahaan Uni Eropa memindahkan operasinya ke AS. Ia menilai sudah saatnya AS menerapkan strateginya sendiri.
“Sudah waktunya kita bermain dengan cara yang saya tahu,” ujar Trump seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (24/5/2025).
Ketika ditanya apakah Uni Eropa bisa melakukan sesuatu untuk menghindari tarif ini, Trump menjawab tidak pasti. Ia menyebut satu-satunya kemungkinan penundaan adalah jika ada investasi besar dari perusahaan Eropa ke AS.
Ancaman tarif juga diperluas ke produk lain, termasuk ponsel pintar. Trump memperingatkan akan mengenakan tarif 25 persen terhadap Apple jika tidak memproduksi iPhone di AS. Analis teknologi Dan Ives menyebut rencana ini “seperti dongeng”.
2. Uni Eropa siapkan balasan hingga Rp1,6 Kuadriliun

Kepala urusan perdagangan Uni Eropa Maroš Šefčovič menyatakan bahwa blok tersebut siap membela kepentingannya. Ia menyampaikan hal itu usai berbicara dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer.
“Perdagangan UE-AS tak tertandingi & harus didasari rasa saling menghormati, bukan ancaman. Kami siap membela kepentingan kami,” tulis Šefčovič di X, dikutip dari BBC, Sabtu (24/5/2025).
Uni Eropa sebelumnya telah mempersiapkan kemungkinan kegagalan negosiasi dan merancang tarif balasan senilai lebih dari 100 miliar dolar AS (sekitar Rp1,6 kuadriliun). Pada Kamis, mereka mengajukan proposal perdagangan baru yang mencakup pemotongan tarif bertahap untuk barang-barang non-sensitif serta kerja sama energi, kecerdasan buatan, dan infrastruktur digital. Namun, upaya itu tampaknya belum cukup untuk membujuk Trump.
3. Pasar anjlok dan pakar prediksi dampak besar

Pasar saham global merespons negatif ancaman tarif tersebut. Indeks di Jerman, Prancis, dan Italia turun sekitar 1,7 persen, sementara STOXX Europe 600 melemah hampir 1 persen. Di Inggris, FTSE 100 ditutup turun 0,2 persen setelah sempat anjlok 1,5 persen.
Saham produsen mobil Jerman terpukul cukup parah. BMW turun 3,7 persen, Volkswagen melemah 2,6 persen, dan Mercedes-Benz jatuh 4 persen. Perusahaan multinasional seperti Deutsche Bank, Stellantis, dan SAP juga mengalami penurunan signifikan.
Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee, memperingatkan bahwa tarif 50 persen adalah level yang sangat tinggi.
“Ini benar-benar menakutkan bagi rantai pasok,” katanya.
Ia menyoroti dampak besar bagi kawasan otomotif seperti Detroit.
Ekonom Holger Schmieding dari Berenberg menilai langkah Trump sebagai “eskalasi besar” dalam ketegangan dagang yang bisa merugikan kedua belah pihak. Sementara itu, analis dari Centre for European Reform, Aslak Berg, menyebut langkah Trump sebagai upaya menambah tekanan, tapi ia yakin Uni Eropa tidak akan mundur.